Thursday, June 30, 2005

THE EARTH ANGELS


Here are the shimin byoin staffs to whom I owe my life. Ibu said I was born at this hospital. The picture was taken on the day we left the hospital, June 22, 2005. If you wonder where my elder brother, bli Wisnu ,was, well.. he was still at the day care center at that time. From campus, aji went to the hospital to pick us up , then we picked bli wisnu at the day care center. on the picture, you see a lady with blue uniform, that's Arata Murayama, my mom's best friend at the hospital. Well, the other staffs are all friendly, but Arata has good sense of humor to joke with.

Next to Arata is the midwife who helped the delivery--Otuka Aki. She was very patient and supportive. The on the far left, next to aji is the obstetrician and gynecologist-- Ando Noriko. The only female obsgyn at the hospital, I guess. In the middle, the head nurse. On the right, I guess the doctor who is specialized at the ultrasonography and all sophisticated equipment to check the fetus.















Besides those people, I should share with you the significant role of uncle Inoue Keisuke or uncle Ke. When ibu, aji and bli wisnu arrived at the shimin byoin at 11 pm, we found out that the midwife and nurses could not speak english. Aji called uncle Ke who lived around the shimin byoin area to help to interprete. Uncle Ke rushed to the hospital, he did run !

You know ibu , she is hungry all the time! Even in the midst of the contraction, she was starving. Luckily uncle Ke was there. He went out--running again-- to the combini store (convenient store) to buysome bread and water. Bli wisnu was with uncle Ke so that aji could go inside the labor room. This picture was taken right after I was up to see the world. After that, aji and bli wisnu spent the night at uncle Ke's apato because bli and aji were too tired to go home at 3 am in the morning.

Everyday uncle Ke visited Ibu at the hospital to bring her food (hey, how could he know that ibu was craving for food at the hospital despite the big portion of hospiital diet for breastfeeding mommies?). He was always ready with his electronic dictionary if mom needed any translation.

Uncle Ke also came to help aji carry the stuffs on the day we left the hospital. I think he is the first angel I met on earth. Have you seen one?


akira Posted by Hello

Tuesday, June 28, 2005

Kejutan kedua

Dua minggu setelah sandy berangkat ke Jepang, aku was-was. Lha koq aku blom datang bulan lagi, jangan-jangan... waduh! Trus dengan berdebar-debar aku belilah tes spek , dannn ternyata 'welcome to the real world!' . Bener deh, ternyata si wisnu bakal punya adik lagi!

Waktu sandy telp, aku bilang" kita dapat additional member of our family nih". dia terdiam, blom ngeh! Aku bilang lagi " Wisnu akan punya adik, yang. Gemana? senang gak?". Die diem aje, man! Akhirnya dia bilang" Gemana ya? bingung...". Jelas kita berdua bingung, dan gak cuma kita kayaknya yang bingung : ortu kita, bik onah ampe baby sitter juga bingung, pak harianto (bossku) aja bingung!

Ya namanya rejeki, terima ajalah. Malah seharusnya kita berterimakasih sama Tuhan, bukan? Kan katanya anak titipan Tuhan dan jika kita diberi kepercayaan untuk "dititipi" ya kudu nerima atuh! Cuma aja yang bikin lieur (pusing-red) karena suddenly it changes everything.
Apalagi kalo judulnya si suami lagi belajar di luar negeri, sedangkan kerjaanku sendiri di kantor lagi demanding karena understaffed, sedangkan aku tidak tinggal dengan ortu atau mertua tapi dengan ipar, sedangkan dan sedangkan yang lain sebagainya seolah banyaakkk banget yang kudunya dipikirin sebelum having another baby. Kata orang sunda: engke na kumaha? yaah terpaksa jangan nanya gemana nantinya, tapi gemana ntar aja dah! (ulah engke kumaha, kumaha engke wae!)
aku jadi teringat lagu yang orang2 kantor pernah nyanyikan waktu perpisahan Ibu Irene dan pak soer dan bu mirna: whatever will be will be, the future is not ours to see.

Jadi begitulah. Keadaan berjalan apa adanya. Kalo pas anak pertama, ke dokter kandungan berdua suami; anak kedua ke dokternya sendiri ajah, naik ojek juga bisa. Anak pertama diupacarain ama kakeknya di bali, anak kedua mah didoain ajah dari jauh. Sarapan ibu hamil anak pertama terdiri dari air rebusan kacang hijau, green salad, susu; anak kedua apa yang ada aja, kalo bik onah gak sempat bikinin, ya ketoprak di depan LIA Pramuka juga enak.

Kemudian datanglah wacana: mau melahirkan dimana? Kalo pas bulan Juni sandy ujian akhir, kan ndak bisa pulang. Ya sudah, melahirkan di duren tiga kan dekat. Ortu ku bisa nungguin. malah ibu mertuaku bilang kalo sandy ndak bisa pulang, mungkin beliau bisa nemenin. eiit.. ntar dulu, yang namanya melahirkan pan pasti pake jejeritan dan heboh, siapa yang berani deket-deket? Bapak mertuaku bilang ya sebaiknya melahirkan di jepang . Hmm.. gemana ya? berapa biayanya?

Akhirnya suamiku mulailah mencari info bagaimana caranya melahirkan di jepang. dari senior2nya ada kabar bahwa kita bisa mendapatkan uang 300 ribu yen dari pemda jepang kalo melahirkan di sana. Tapi banyak yang perlu diurus: pertama, tempat tinggal karena suamiku tinggal di single room dormitory di minezawa jadi kalo mau bawa keluarga kudu cari tempat lain. Masalahnya apato yang murah pake acara diundi dulu. Hal kedua: surat-surat , untuk mendapatkan visa dari kedubes jepang di jakarta, kita lebih mudah kalo punya letter of elligibility dari jepang. Menurut devina, temenku yang juga ikut suaminya ke jepang, kita musti punya terjemahan surat nikah dan akte kelahiran anak. Itu juga berati aku harus perpanjang paspor dan wisnu perlu paspor. Ketiga, duit! Buat apa? beli tiket pesawat, ngurus surat2, ngirimin barang2 yang akan diperlukan di sana, sama biaya hidup untuk sekeluarga.

Kita memang tidak punya info lengkap yang resmi, pokoknya judulnya nanya kesana kemari.
Waktu cari tempat tinggal, aplikasi pertama ditolak. Trus sandy daftar di foreign student house di gumyoji, walaupun cuma bisa 6 bulan karena peraturan universitas menetapkan fasilitas hanya bisa dipakai setahun; 6 bulan sebelumya kan sandy udah pakai fasilitas dorm di minezawa itu.Ternyata kita dapat undian di Gumyoji itu. DONG! berarti bisa berangkat. tapi tetep aja kita bingung, engke kumaha kalo udah 6 bulan? kalo aku cuma 6 bulan di jepang, sandy pun tidak bisa kembali ke dorm, harus cari apato dan pasti harganya mahal banget. Kalo aku melahirkan di jepang , yang ngurus wisnu siapa?

It took many'silent conversation' over the phone karena semua jenis kebingungan itu. Dasar manusia, pengen itu ini , dikasih nikmat dikit bingung, dikasih pilihan jadi pusing!
Singkat cerita, pokoknya surat2 diurus dulu. Pertama, aku mesti ngirim foto wisnu dan aku buat bikin alien registration. Motret wisnu juga mana susah banget lagi, pake acara kamera di fuji foto rusak, cari tempat foto lain wisnunya ngadat! Aduh mak.

Rencana berangkat pertengahan april, tapi ternyata alien registration baru jadi awal april sekitar tanggal 6 setelah 2 bulan menunggu. Trus nunggu dikirim ke jakarta dua hari, baru bisa ngurus visa. Konyolnya, pas ngurus visa, formulir yang untuk wisnu tidak aku tandatangani jadinya kudu balik lagi besoknya. Pas ngambil visa hari senin tgl 18 April, duitnya kurang lagi! Bokap nelpon ke hp aku lagi rapat. Sesudah rapat, sekitar jam 3 baru dikasih tau bahwa bokap tadi telp. Padahal dubes jepang tutup jam 4! Aku lari2 ke bag sdm pinjam mobil untuk diantar ke bank mandiri utk transfer duit. Ya sudah ternyata bisa transfer!Phew!

Selasanya, 19 April ke agen tiket pesawat. Sudah pesan lewat telp ke beberapa agen tiket, pas mau confirm harga berubah. DUH! Semula uangnya cukup untuk beli tiket roundtrip open ticket one year untuk wisnu dan aku. Ternyata harga tiket untuk wisnu berbeda, katanya kalo beli tiket round trip setahun open kudu pake child fare karena sekarang dia sudah usia 18 bulan dan pulangnya nanti sudah diatas 2 tahun jadi masuk kategori child fare. Gak bisa kalo berangkat infant fare dan pulangnya child fare.Ya sudah, jadi beli aja tiket one way utk wisnu biar bisa harga infant. Uangnya mepet bo! Itu aja sebagian dibayar pake kartu kredit mandiri. Pemakaian perdana, karena baru bulan itu juga kartu kreditnya diterima. Dasar orang jawa, aku masih bisa nyegir sambil bilang" yah, untung masih bisa".

Setelah tiket di tangan, berarti positif berangkat kan? Baru deh aku beres2 koper. Pusing! Perasaan baju untukku bawa cuma 4 lembar, untuk wisnu udah dibatesin, untuk calon adiknya juga udah dikurangi sebagian dengan dikirim lewat pos laut... masih ajah tuh koper 40 kilo!
Gawat nih overloaded nanti di bandara? Apa kata?

Pikir punya pikir, akhirnya nekad nelp temennya sandy mas belis tanya extra luggage bayar berapa. ternyata mas belis sedang di luar kota, dia malah nelp anton untuk ngasih tau apa2 yg bisa "dibantu" di bandara. He..he..he.. pokoknya ternyata banyak yang nolongin deh (I can't publish it here for details).

Pada hari kebrangkatan, banyak yang nganter: bokap-nyokap (dah pasti dong), bu nani, mbak yudi dan bang ivan, kak aan dan fia, si guruh (driver nya pak har diminta bu yayuk kabid keu kantor untuk nganter). Bik onah dan nur bercucuran air mata-- karena seneng kali ye yg suka cerewet bakalan ngungsi beberapa lama.

Wisnu sempet sakit panas lagi, sebelum berangkat. Paginya aku sempetin ke dokter Sri enggar dulu di deket rumah. Jangan2 si wisnu pengen pamitan ama dokter andalannya. Abis tu dokter obatnya cespleng banget!

So that's it. Kita tiba di Narita, seperti mimpi. Di gate keluar, aji udah nunggu. Aku sempat tercenung-- serasa mimpi. Kaki seolah tak berpijak di bumi tapi di negeri antah berantah dengan sejuta perasaan. Apalagi waktu wisnu mengenali babenya-- duh aku tadinya khawatir dia bakalan manggil oom instead of 'aji' saking kelamaan gak ketemu. Ternyata tidak. Aku menarik nafas, here we are.. open another new page of our lives. Come what may!

Monday, June 27, 2005




YAMASHITA PARK



One fine saturday afternoon, aji took us to Yamashita Park. He said he's always wanted to take us there since he arrived in Yokohama and we were still in Indonesia. Ibu said as long as it is free, she'd go for it. Aji also mentioned that this park is a symbol of the city and port of Yokohama, and is famed as a spectacular sightseeing location. It opened in 1930, constructed as part of the revival effort following the Great Kanto Earthquake .

From Gumyoji station we took the subway to Yokohama station for 260 yen and changed train to Chukagai station for 230 yen then took 10 minute walk to the park.








There are lots of flower there eventhough the spring was almost over. We saw some couples enjoying the romantic view of the bay bridge.
on the left picture, it's Hikawa Maru.


I had my dinner in the park with Ibu chased me around the park (Phew!) ; hey it's a good exercise for pregnant lady anyway!

We left the park by sunset and we crossed the street, we saw a red bus passing. It turned out that there is 100 yen bus which goes around the area and passes sakuragicho station. It means we could take the red bus and stop at the sakuragicho station for only 100 yen then change train to Gumyoji foronly 260 yen. Much cheaper !

Along the way, aji said " I should buy a camera soon so that we could take gorgeous pictures". Well you know, the camera we are using now is the limited-feature disposable camera and aji could have made much impressive photographs if only he had a real-pro camera.

Anyway, we would go back to this park and take more and more pictures !

Sunday, June 26, 2005

Asal-usul Jawa-Sunda

Berdasarkan Babad Pakuan yang ditranskripsi dari aksara Sunda-Jawa ke aksara Latin oleh Atja, Saleh Danasasmita, dan Nana Darmana (1977) yang ditulis pada 1862 berdasarkan naskah lebih tua yang ditulis tahun 1816 dan 1817 sewaktu pemerintahan Dalem Sumedang, Pangeran Kornel:

Seorang raja menikahi putri raja Mesir yang bernama Sri Putih. Keduanya kemudian menetap di pulau kosong dengan membawa seribu orang Mesir dan seribu orang Selan. Mereka membawa jawawut (tanaman padi-padian) untuk ditanam dan menjadi bahan makanan. Itu sebabnya pulau kosong tersebut dinamakan Jawa. Kerajaannya disebut Medang Kamulan. Kerajaan ini berpindah-pindah mengikuti pola perladangan jawawut. Kemudian terakhir menetap di Medang Agung Galuh. Terjadilah perpindahan dari pola perladangan ke pola persawahan. Raja Galuh punya dua anak Aria Banga dan Ciung Wanara. Keduanya berebut tahta dan tidak ada yang menang ataupun kalah. Mereka teringat pesan ayahnya yang menjadi pertapa bahwa perang dengan saudara pamali. Akhirnya negara Galuh dibagi menjadi dua dengan pemisahnya Sungai Cipamali (Kali Brebes). Aria Banga menguasai Jawa bagian timur, keturunannya memerintah Jawa (Majapahit). Adiknya Ciung Wanara Jawa bagian barat yang kelak keturunannya memerintah Sunda (Pajajaran).

Tafsir cerita di atas menyiratkan pemahaman masyarakat Sunda bahwa Sunda dan Jawa masih bersaudara.. Selain itu masyarakat pada abad 19 masih mempercayai asal-usul mereka dari orang Timur Tengah dan India (Selan). Mereka berkeyakinan sejak awal sudah Islam meskipun tercampur agama-agama India.


(sumber : Hermeneutika Sunda: Simbol-Simbol Babad Pakuan/Guru GantanganPenulis: Jakob SumardjoPenerbit: Kelir, BandungTahun terbit: Pebruari 2004, Cetakan ke-1)

Saturday, June 25, 2005


Wilujeng sumping. Saya mah bukan orang bali, sunda juga cuma 50 % , jawa juga 50 %. Kebetulan saya ketemu laki-laki bernama I Gusti Nyoman Sanjaya, dipacarin 6 tahun, dinikahin, jadilah ibu untuk dua jagoan: wisnu dan akira. Eh iya, nama saya Kenny Dewi Juwita. Kata emak saya, nama saya tadinya cuma dewi (kasian ya). Trus entah gemana ditambahin Kenny: karena ada dokter yg dari keluarga sederhana, dari kecil jualan kue untuk biaya hidup sampai beliau jadi dokter. Ya, walaupun saya tidak jualan kue dan tidak juga jadi dokter, paling tidak saya diajarin kalo perempuan kudu bisa masak--eh salah ding maksudnya saya belajar untuk pantang menyerah , maju tak gentar membela yang bayar ! Kalo nama Juwita ; tidak ada hubungannya sama karakter bidadari yang di majalah bobo lho! Posted by Hello

Selamat berjumpa! I am the 2nd son in the Sanjaya's. My name is I Gusti Made Akira. I was just born on Saturday dawn, at 01:37 Yokohama local time, June 18, 2005. Guess what, I am under the sign of Gemini, like my father and my aunty. Gemini people are known as smart and wise. If you ask me what kind of person I would be, well, the wise men say that Saturday Umanis people are adorable, broad-minded, love luxury and good stuffs (anyway, who does not?). Posted by Hello

Friday, June 24, 2005


My name is I Gusti Putu Wisnu Wardhana, the 1st son of the Sanjaya's. I was born in Jakarta, on Saturday dawn at 00:20 August 2, 2003. Believe it or not, they say that Saturday Kliwon person is friendly, wise, articulate and down to earth. I belong to Leo zodiac who is believed to have strong personalities, good faith and strong will and sense of leadership. Posted by Hello

Om swastiastu. I am the head of this family. My name is I Gusti Nyoman Sanjaya. My friends call me sandy , or nyomenk. "Sanjaya" is the counsellor of the King Dhritarastra in the epict of Mahabrata. Sanjaya means "the one who beat his pleasures and his aversions, the one who has not attachment neither bounces, the one who is impartial". My father is from Singaraja, Bali and my mother is from Ponorogo, East Java. I was born in Jakarta, May 26, 1973. It happens that I am under the influence of gemini sign and I have a twin sister. Posted by Hello

Welcome to the Sanjaya's. We are from Indonesia. Take a quick tour of our site and share with us! Posted by Hello