Friday, October 27, 2006

Kembang api pertama

Sebenarnya, Wisnu diperkenalkan dengan kembang api waktu di Yokohama, musim semi yang bagi warga Jepang merupakan keharusan untuk melihat kembang api rame-rame di lapangan luas, bersorak bersama tapi dengan tertib.

Entah tradisi atau suatu kebetulan, yang namanya bulan puasa di jakarta, anak-anak kecil hobinya menyalakan petasan atau kembang api. Kesempatanlah, untuk Wisnu bermain kembang api. Ternyata kembang api model sekarang ada banyak jenis. Ada kembang api konvensional, ada juga yang meledak-ledak macam petasan tapi mengeluarkan semburan cahaya seperti kembang api namun yang menyilaukan mata.

Untuk Wisnu? yah..konvensional ajah..yg harganya goceng isinya 5 buah...! Tuh, lihat udah kegirangan dia!


>
Kegembiraan seorang kanak-kanak yang amat sangat sederhana alasannya: Satu, sense of achievement bisa menyalakan kembang api sendiri. Dua, diperbolehkan memegang sendiri kembang api dan menyentuh percikan apinya. Ketiga, menggantungkan kembang api di ranting pohon yang cukup tinggi untuk ukuran badannya dan digendong Ajinya untuk mengagumi percikan kembang api dari dekat. Empat, memegang kembang api dengan dua tangan dan memutar-mutarnya. Lima, disuruh senyum untuk difoto. Lengkap sudah.
Setelah itu, dengan sangat kooperatifnya Wisnu cuci kaki dan tangan dan pergi tidur dengan suka rela. Tersenyum pula. Tidur pulas dengan segera. Lah, biasanya gemana emang? Yaa..pake acara gak mau cuci kaki-tangan, protes lampunya dimatikan, dlsb.
Apa artinya? Kudu tiap hari nyalain kembang api? Tak usyah yaaaaa.........


Holiday season


Berkat lebaran datang, pembokat dan baby sitter pulang, bonding kami jadi lebih kuat. Pagi-pagi ibu kebagian mandiin Akira sedangkan Aji mandiin Andika dan Wisnu. Sesudah itu Aji giliran mandi, sembahyang sementara Akira sudah nangkring di depan lap top siap nonton DVD sambil sarapan pagi. Sepanjang hari, ibu dan Aji gotong royong ngejar-ngejar Akira yang sedang kalap masukkin segala macam benda ke mulutnya, menangani tantrum Wisnu yang meledak tanpa alasan jelas, teriakan Andika yang kegerahan tidur di boxnya di kamar sebelah Pokoknya : seru deh!

Tanpa lebaran, ibu berangkat kantor diiringi jeritan dan lolongan Wisnu dengan kalimat favoritnya " mau ikut ibu..huhu..", dan pulang kantor digelayuti oleh Akira dan Wisnu yang bertengkar memperebutkan ibu sehingga untuk adilnya ibu pilih menyusui Andhika (wait until Andhika can talk --entah gemana caranya ntar). Yang lebih parah, aji yang berangkat pagi--kadang Wisnu blom bangun dan pulang malam saat anak-anak sudah tidur--karena paling pol semua tidur jam 8 malam. Kadang ibu pun dah tak sadarkan diri sewaktu aji pulang, pagi hari pun rusuh tak sempat ngobrol, di kantor pun jarang bisa telepon-teleponan karena jadwal senggang yang gak kompak Aji; rapat-ibu tidak, ibu rapat-Aji tidak, makan siang ibu biasanya keluyuran ke Sub Dit lain dan hp ditinggal di ruangan.

Jadi, walau gak ikut lebaran, kami ikutan makan dan kumpul-kumpul dan dapat berkah melayani anak sendiri (walau kelimpungan dan teler berat kecapekan) dan jadi babu di rumah sendiri --nyuci,nyapu, ngepel, cuci piring.

Kalo di Jepang ngurus rumah tidak terlalu bikin senewen karena tanggung jawab cuma meliputi apato 2LDK satu kamar tidur, kamar tamu dan kamar makan plus kamar mandi n toilet plus kamar kerja Aji. Catatan tambahan : tidak ada semut atau serangga keliaran walau Wisnu menumpahkan gula satu toples atau makanan lain. Di jakarta, judulnya beda-- 2 kamar tidur yang acak-acakan melulu, halaman yang bertanaman yang kudu disapu n disiram plus ruangan lain yang endlessly diberantakin dan ditumpahin makanan dan minuman dan langsung diserbu semut. Belum soal kucing liar yang hobinya pup di pekarangan ato ngacak-ngacak mrajan (tempat sembahyang) dan cari-cari kesempatan minum di kolam Koi yang tinggal dua biji. Halahhhhh..... mana mesin cuci nyedot listrik gede banget, jadi daripada bayar listrik mahal...kucek deh tuh baju yang segunung! Nyeterika? heh..ntar dulu deh! Baju rumah mah lipetin ajah, daripada baju yang baru kering blom sempet diseterika kudu dipake lantaran Wisnu dan Akira lagi seneng-senengnya maen kotor-kotoran n ganti baju berkali-kali dalam sehari.

Tapi ada yang tak terbeli: waktu bersama anak-anak! Kayaknya Aji dan Ibu baru nyadar: Andhika dah bisa tengkurep. Akira walaupun dah kenyang makan nasi, mulutnya tak henti ngunyah cemilan dan segala macam benda yang tergeletak di lantai. Wisnu walau sering bentak-bentak Akira, sering juga ngajak main dan berlaku selayaknya kakak: mengajari Akira " ini kereta 'de, jalannya ngeng-ngeng, gini nih bli Wisnu kasih tahu jalannya, lewat sini ya...nah gitu, jangan lewat sana, sini...." dan juga menasihati " Akira, kakinya jangan kena kepala ade Andika! Andika sakit dong!".

Tiga hari lagi, pekan libur lebaran usai. Kembali ke rutinitas, sementara berharap si pembokat dan baby sitter kembali segera. Otherwise.....kudu cuti dah ibu !

Wednesday, October 18, 2006

Berburuk sangka

Sabtu pagi, jam 10, kami mencium bau asap.
Aji : asep darimana sih?
Ibu : sebelah, paling2..bakar-bakar sampah
Aji : yak ampunnn.. gemana sih kok bakar sampah asepnya ke rumah orang?
Ibu : yah emang gitu, sering lagi

Trus ibu dan aji ngobrol lagi.
Aji : kok makin gede asepnya?
(keluar rumah, clingak-clinguk nyari sumber asep)

Ibu keluar juga, penasaran.
Aji : wahhh..kayaknya bukan asep dari bakar sampah deh.

Lalu kami keluar rumah dan menemukan asap sudah membumbung tinggi.
Aji : kebakaran ! Rumah sebelah bu Hatta!
Ibu : hah???

Panik, aji masuk rumah mengambil ember dan diisi air. Wisnu ikutan teriak
Wisnu : apa bu?
Ibu : kebakaran nu
Wisnu : mau lihat
Ibu ; eeehh, jangan, bahaya


Ibu mulai gemetar, panik, dan tak tahu apa yang harus dikerjakan. Mau telpon pun gemetaran. Akhirnya ibu minta aji telpon pemadam kebakaran. Ibu berlari ke luar rumah mencari pak RT. Saking paniknya, ibu menapaki aspal yang panas tanpa sendal dan sambil menggendong Wisnu. pak RT tak ada di rumah, dan orang-orang sudah berhamburan ke jalan berteriak-teriak.

Walaupun sudah ikut pelatihan menghadapi kebakaran, begitu kejadian tetep aja panik. Ibu lari ke dalam rumah berteriak : kebakaran, Ipah, Anis, Sri anak-anak bawa keluar!". Para baby sitters saking paniknya bukan langsung ngegendong anak-anak ke luar rumah, malahan lari-lari di dalam rumah kebingungan. Si ipah malah sibuk pengen ngangkut kardus isi pakaiannya. Aji udah kabur ke lokasi kebakaran, dengan para bapak-bapak lain berusaha memadamkan api dengan air seadanya karena pemadam kebakaran belum bisa dihubungi.

Yang bikin senewen adalah pemadam kebakaran tidak kunjung tiba, sedangkan api melahap kayu-kayu. Sementara ada pula yang teriak-teriak "bapak, bapak, bapak" ada juga yang berseru " Allah hu akbar", sampai-sampai ibu pun komat-kamit istirighfar, bukannya baca Tri Sandhya. Wisnu malah bertanya dengan polosnya "ibu, itu kembang api ya? Wisnu mau lihat".

Aji cuma sanggup menyiramkan satu ember ke lantai rumah yang kebakaran itu karena api sudah menjalar kemana-mana, dan hawa panas menyeruak ke luar. Rumah yang kebakaran itu rumah kosong yang letaknya dua rumah disebelah kiri kami. Yang menkhawatirkan adalah angin bertiup ke arah rumah kami , sedangkan pemadam kebakaran tak kunjung tiba.

Akhirnya sekitar 5 menit kemudian, rombongan pemadam kebakaran dengan 13 unitnya datang diiringi dengan para penonton peristiwa kebakaran yang membuntuti truk pemadam dari jalan utama (pasar minggu). Akhirnya api pun padam, keadaan pun aman. Rumah kami aman. Tuhan masih memberi perlindungan.

Rasa senewen sudah berkurang, Wisnu pun minta naik ke atas truk pemadam kebakaran. Akhirnya ibu, Akira dan Wisnu ikut naik di atas truk pemadam kebakaran yang tidak bertugas. Orang-orang menatap heran (atau kepengen ikutan?). Yahhh...kesempatan buat Wisnu dan Akira lahhh....kapan lagi???

Lucunya, para petugas pemadam kebakaran yang lain sesudah itu mendatangi rumah-rumah menawarkan alat pemadam kebakaran. Yahhh...emang sih itu peralatan standar untuk memadamkan api, tapi kenapa baru sekarang disuruh beli? Kenapa juga cuma kami yang ditawari ? Bukankah harusnya semua orang diberi penyuluhan dan dianjurkan beli?

Satu hal yang pasti, ibu dosa deh memfitnah tetangga sebelah bakar-bakar sampah sehingga asapnya menyambangi rumah kami....padahal itu asap kebakaran! Maaf ya bu, pak sebelah rumah !

Saturday, October 14, 2006

Homeschooling: panggilan jiwa atau terpaksa?



Gara-gara capek mondar-mandir mencari kurikulum dan metodologi pengajaran yang sesuai dengan hati nurani, geleng-geleng tak percaya mendengar biaya yang harus dikeluarkan demi untuk cari sekolah buat Wisnu, ibu bawaanya misuh-misuh "Huh, aku homeschool-kan saja Wisnu kali ya?".

Tante sembalap pernah bikin ibu ngiler setengah mati dengan buku kepunyaannya tentang Homeshooling. Sebelum berangkat ke Yokohama, ibu sudah download segala rupa jenis kurikulum untuk usia 2 tahun. Tapi mentok, kok rasanya gak efektif--apalagi kalo judulnya Wisnu lagi tambeng n bikin keseeellll........

Pada suatu malam, tante Evi ngasih liat iklan mini di majalah inpsired kid tentang Homeschooling. Rada kaget juga, jadwalnya sabtu pagi padahal baru tahunya Jumat malam. Dasar ibu nekad, besoknya meskipun bangun kesiangan, belom daftar tuh seminar, langsung ajah telpon ke pantia. Ternyata masih bisa ikutan. Ssiiip!!!

Singkat kata, ibu-aji-tante evi berangkatlah ke Depok dan mendengarkan ceramah teori mengenai Homeschooling dari dua pembicaranya.Yang sangat mengesankan adalah, ternyata ada seorang ibu berputra 5, Ibu Yahya, bertestimoni mengenai pengalamannya menjalani homeschooling selama 5 tahun. Gilae...5 anak....5 tahun homeschooling!!!

Kalau di Amrik, homeschooling merupakan pilihan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus (karena sulit cari sekolah untuk mereka) atau karena anak-anak itu sakit, terlalu sibuk (macam artis cilik gitu) atau karena ortu ingin memberikan pendidikan yang berbasis agama atau menghindari anak salah bertemen (salah gaul-red). Pemerintah Amrik mah punya sistem pengujian untuk para homeschoolers sehingga mereka pun dapat ijazah dan disetarakan dengan anak-anak lain dari sekolah formal. Kurikulum atao buku pun tinggal pesan lewat internet, dan bayar (pake gesek).

Menurut para pakar, keuntungan homeschooling adalah:
1. memberi ikatan keluarga yang lebih kuat karena anak-anak belajar bersama
2. adanya keluwesan metode pengajaran, sesuai dengan gaya pembelajaran dan minat masing-masing anak
3. tidak perlu repot cari sekolah, beli formulir, bayar itu-ini
4. anak-anak terhindar dari masalah bullying, salah pergaulan
5. ortu dapat memberikan pendidikan agama yang dianut (kalo untuk kami yang beragama minoritas sih ini klop banget)

tapiii..tentu saja ada kendalanya seperti
1. rumah tampak berantakan
2. kritik dari lingkungan sekitar (contoh : anaknya gak disekolahin yah?)
3. salah satu ortu (biasanya ibunya) harus tinggal di rumah dan memfasilitas program
4. kurangnya anak bersosialisasi dengan anak lain

Sebenarnya metode home schooling merupakan alternatif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, atau yang ortunya sering pindah-pindah kota, atau kalo anak sering harus meninggalkan sekolah(karena sakit atau berprofesi sebagai artis) atau macam anaknya Kak Seto yang mengeluh cara pengajaran di sekolah tidak sesuai dengannya.

Ibu jadi ingat, dulu waktu SD kan langganan sakit asma; bisa dibilang sebulan sekali sakit panas seminggu dan beberapa kali di opname. Walhasil, sering banget tuh libur sekolah. Tapi jangan salah, aki lah yang menggantikan posisi guru sekolah dan mengajarkan ini-itu. Kalo ditanya siapa yang mengajarkan membaca..ya aki (bukan bu guru). itu juga baru ketahuan waktu ibu kelas 3 , belom bisa baca. Di sekolah kan ibu hafal cangkem, liat gambar buku teks, ya apal tulisannya.

Pembagian juga aki yang ngajarin, pake realia kue:" Ken , ini ada satu kue, saya potong jadi dua, namanya setengah atau seperdua. Nah, seperdua --satu dibagi dua-untuk saya, seperdua lagi untuk kamu. Nyam-nyam kita makan dehhh kuenya." Setelah kue habis, pelajaran bagi-bagian masih berlanjut dengan menggunakan lidi. Kali-kalian pun bisa menjadi hal yang menarik karena aki memakai uang koin --kan kalo ngitung duit lebih cepet : "kamu punya koin 5 rupiah , 3 buah, berapa itu? Nah itu sama saja dengan 5 kali 3 .... "

Pelajaran sejarah yang menyebalkan pun bisa jadi sangat menyenangkan karena aki mengajarkannya dengan gaya bercerita yang seru sehingga ibu mendengarkan sambil membayangkan. Balik ke sekolah, menemukan betapa membosankannya pelajaran sejarah plus gurunya yang cuma menyuruh muridnya membaca dan menghafal. jadi pada saat sakit, merupakan kesempatan untuk belajar lebih baik.

Jadi mikir.....apa aki suruh ngajarin Wisnu aja ya? (lempar tanggung jawab yak?)

Saturday, October 07, 2006

Laporan (telat) ultah Wisnu

haiii bloggers!!! Ini wisnu, mau ceritain ultah Wisnu Agustus lalu.

Bukan karena lupa, bukan karena malas; tapiii fotonya blom sempet dicuci dan ditransfer ke digital form, jadi ajah pelaporan ultah Wisnu baru wayah kieu...Punten pisannnn

Ultah Wisnu 2 Agustus lohhh , kalo Oom dan Tante pada lupa, jadi taon depan pasti inget kan?
Mengenai ultah ke-1 Wisnu ibu udah pernah cerita disini, dan ultah ke-2 Wisnu juga udah ada di sini.

Nah, ultah yang ke-3 ini, yang datang berbeda;
Siang hari, ada kakak Vega sama kakak Aika yang padahal capek pulang sekolah dan harus pulang ke Bintaro....mau datang ke ultah Wisnu. Mereka ini sepupu Wisnu lhooo... kata ibu papanya kak vega dan kak aika itu uwaknya Wisnu , atau kakaknya ibu. Ahhh..Wisnu bingung.. uwak itu apa, sepupu itu apa.

Pokoknya, yang Wisnu tau....seneng dehhh maen sama kakak vega yang jago maen play station! Wisnu juga ajarin kakak Vega cara main game on line dari websitenya Thomas.
Kakak Aika juga suka peluk-peluk dan cium-cium Wisnu gituuh... :-* Hihihi... gemes kali yaaaa...

Sayangnya mereka tidak bisa lama main, karena harus kembali ke Bintaro. Mana mamanya kakak vega dan kakak aika kan sedang hamil, jadi kata ibu perlu istirahat banyak!




O iya, Wisnu hampir lupa. Ada juga kakak Ameera dan kakak Azka yang datangnya jauhhh...dari Sunter. Naik taksi lagi ! Wahhh..pasti mahal karena jauh dan jalannya macet! Kata mamah eha --mamahnya kakak ameera dan kakak azka--gara-gara berebut ingin membawa kado untuk Wisnu, kakak ameera dan kakak azka bertengkar! Wahhh...lain kali kadonya dua buah saja, kak, supaya kakak senang dan Wisnu pun senang =

Kakak Bagas juga datang! Psst..kita berdua fans berat Thomas lohhh!!! Cuma katanya sekarang kakak Bagas lebih suka Superman; tapi koleksi Thomasnya gak bolehhh diminta katanyaaa....

Alexa, sepupu Wisnu, juga ultah tgl 24 Juli. Pada waktu Alexa ultah, Wisnu diundang ke sekolah
Alexa dan bermain bersama teman-teman Alexa.
Nah, karena Wisnu belum sekolah, jadi ibu mengundang adik Lala dan kakak Bagas yang tinggal di dekat rumah. Sayangnnya adik Lala waktu itu sedang sakit, jadi tidak bisa datang.

Ibu membuat sendiri kue tart untuk Wisnu dan Alexa. Untuk Alexa, bentuknya heart dilapisi krim yang manisss rasanya dan disekelilingnya ada coklat MnM. Hmmm..... ada lilin angka 3 juga!

Untuk Wisnu, ibu buatkan kue model apa hayo tebakkkk.... iya... THOMAS!!!:D/ Yippiiii.... kuenya terdiri dari dua gerbong kereta berwarna biru yang rasanya manissss, rodanya terbuat dari Oreo..hmmm.... diatas keretanya ada coklat MnM juga seperti kuenya Alexa! Tapiiii... yang special, di sekeliling kue Wisnu ada marshmellow berbentuk bebek !!! Yummyyy..... ada 3 buah lilin yang diletakkan di atas kereta mungil... Sayaang fotonya ga tajam yaahhhh..padahal itu masterpiecenya ibu katanya! Wisnu menyanyi lagu selamat ulang tahun dan meniup lilin sampai 5 kali loh!!! Senang...rasanya!

Karena mau ngirit juga, ibu tidak panggil badut, tapi mendownload gambar-gambar tokoh Princess dan Thomas untuk para tamu warnai. Wisnu dan kakak Bagas tentu saja memilih mewarnai gambar Thomas, sedangkan kakak Azka, kakak Ameera dan Alexa mewarnai princess.

Sekitar tiga hari sebelumnya, ibu juga membuat pinata dari balon yang dilapisi sobekan koran bekas yang dicelupkan ke air terigu dan dijemur beberapa hari. Pinata itudiisi permen, coklat, marshmellow, terompet kecil. Kenapa ada pinata? Biar rame ajaaa sih, walau kita buka orang Spanyol kan boleh dooong .... Wisnu tidak kuat memukul pinata, jadi ibu sobek-sobek saja. Dannnn kita berebutan.....mengambil isinya.
Malah mbak Nur, mbak Anis dan Mbak Ipah ikutan kedapetan. Kakak Bagas karena malu, jadinya tidak mau ikut berebutan. Padahal seruuuu lohhh!!

Sementara orang dewasa minum es campur dan makan nasi liwet, kami sibuk makan coklat dan permen hasil berebutan isi pinata. Nyam, nyam.....namanya hari istimewa, banyak permen tak apa. Kan sebeum tidur nanti kita sikat gigi.....

Yang paling membuat hati Wisnu senang adalah Wisnu punya banyaaaaak Thomas. Coba lihat!
Yang paling kecil itu dibelikan aji di Yodobashi Yokohama sebelum kita pulang. Eh, ternyata kakak Bagas menghadiahkan yang agak besar sedikit. Cihuiiii!!!:-Terus yang agak besaran lagi itu ibu dan aji yang kasih--ada relnya lohhh dan bisa pake ba batere lohhh!! Sipppp.....<:-P

Dan ada yang paling buesaaarrr!!! Itu dari Wawa dan mamah Eha!!! Wah besar keskali (sekali-red) deh pokoknya!

Wisnu sudah bilang sama ibu " Wisnu mau Thomas yang banyak!!", tapi kata ibu Wisnu harus menabung dulu. Wisnu sudah tanya juga sama aji" Aji, punya uang gak ? Wisnu mau beli Thomas lagi yang banyak-banyak gituuh", tapi kata Aji uangnya aji belum cukup. Yaaaa/:)

Eh. baru ingat! Minggu lalu Wisnu dapat kiriman dari tante Niken di Jepangg! Isinya kereta dari kayu, ada rel dan rambu-rambu lalu lintasnya loh! Itu juga hebattt!!!

Jatuh Cinta pada Thomas


Psst...ada yang jatuh cinta:x! Siapa? Ibu? Bukannn..... Wisnu, Wisnu, Wisnu !
Trus, sama sapa? Thomas. Siapa itu Thomas? Klik disini

Awalnya, waktu di Jepang, Wisnu mati-matian mengagumi kereta api. Gara-garanya? Ya, kita tinggal di Gumyoji, dekat subway station, trus kemana-mana emang naek kereta --kecuali ke pasar ama ke kantor pos n ama waktu melahirkan Akira-- tadinya pulang dari rs sehabis melahirkan hampir naek kereta juga tapi dilarang ama si Oom Kei : gila ajah- katanya- bawa bayi merah naek subway.

Nah kebetulan waktu ada sale buku di toko buku Maruzen di Yokohama Eki, ibu nemu buku cerita Thomas yang hargaya cuman 500 yen (:((nyeselll sekarang, kenapa cuman beli atuuuu!!) yang kemana pun pergi dibawa-bawa, yang jadi bahan perebutan sampe berantem sama Alexa atau Akira (bentar lagi ama Andhika ngkali;))).

Setelah di Jakarta, menemukan kondisi Jabotabek yang mengenaskan kereta plus stasiunnya, Wisnu masiiih cinta dunia perkeretaapian. Gak kapook naek Jabotabek. Setiap melintasi perlintasan pintu kereta api, masih semangat berteriak "ibuuuuu!!! kereta !!!! waahhhhhhhhhh!!!" yang begini ini suka bikin tukang ojek kuaget karena penumpang ciliknya berdiri dan berteriak plus melonjak-lonjak kegirangan.

Kebetulan lagi sekitar bulan Juli, di Mall Taman Anggrek pernah ada pameran guede-gedean Thomas. Walau kita kudu beli Merchandise untuk bisa naek si Thomas melintasi Mall, walau ibu kudu gesek kartu kredit sambil garuk-garuk kepala #-o. Ya wis tokh, merchandise nya disimpen untuk hadiah ultah Wisnu. Sekalian test case: apakah Wisnu bisa menyimpan baik mainan yang disayanginya, karena segala mainannya yang lain suka melanglang buana ke taman, garasi, kamar mandi dan statusnya ada di negeri antah berantah alias kocar-kacir kesana kemari.

Kelihatannya Akira juga senangggg naik Thomas. Alexa juga. Ibu juga. Mbak Nur juga...lhooooo salah yaaa?8-}Aji juga senang lari kesana kemari motretin kita yang lagi naek Thomas. Dan guess what aji said " wahhhh..kayaknya udah waktunya deh beli kamera digital yang bagus". hehhhhh...[-O< berdoa-berdoa aja duluuuuu!!!! Siapa jugaaaa yang gak mau dipotretin....

Thursday, October 05, 2006

Kemandirian Akira

Sejak dua minggu lalu, Akira sudah mahir berjalan. Nampaknya dia bangga sekali dengan keahlian barunya ini, walaupun remnya belum pakem sehingga jalannya seperti terhuyung-huyung dan tidak jarang menabrak kaki meja tulis dari besi atau tembok. Hebatnya, walaupun benturan-benturan itu mengakibatkan kepalanya benjol, dia tidak menangis. Apa yang dilakukannya? Terussss berjalan sambil menggaruk-garuk kepalanya. (Komentar: Akira teaaaa.... gitu lohhh)

Kalau minum susu pun, sekarang maunya botolnya dipegang sendiri. Sambil tiduran, kakinya menendang-nendang. Kalau sudah habis, Akira akan berkata "dahhhh...." sambil mencari-cari tutup botol susunya dan keukeuh menutupnya sendiri. Sesudah itu, botol susunya akan diguncang-guncang, tutup botolnya dipasang dan dilepaskan berkali-kali. Kalau kita minta, dia pasti protes dengan berteriak keras "hahhhh" dan menepiskan tangan kita kecuali kita tahu cara memintanya. Bagaimana? Kita mesti menadahkan kedua tangan sambil mengatakan "terimakasihhh.." Lho? Salah ya, sebenarnya itu karena kita sedang mengajarkan kata terimakasih kepada Akira, jadi kalo kita bilangnya "minta..." , Akira belum mengerti. Kalo kita bilang terimakasih, dengan tulus Akira akan memberikan apapun yg ada ditangannya sambil menjawab : "aciihhhh".

Sekarang, kalau makan buah yang dipotong-potong, kita hanya membantu menancapkan garpu plastik ke atas buah dan Akira akan menyuap ke dalam mulutnya sendiri.

Soal minum, Akira tidak mau kalah dengan Wisnu; sekarang sudah bisa minum dengan gelas bersedotan. Cuma bedanya, Akira hanya mau minum air putih dari gelas ini, kalo susu masih identik dengan botol susu.
Minum pake cangkir juga sudah ahli, tapi tangannya lebih suka mengobok-obok isi cangkir. Jadi cara minumnya: teguk sekali, obok-obok 5 detik, teguk lagi, obok-obok terussss...... gak mau neguk lagi!


Mbak Anis, baby sitter Akira, memang sudah agak lama bilang bahwa Akira sudah mau pup di toilet pake mini toilet usagi yang biasa dipakai Wisnu. (Btw, ini toilet mini sebenernya pispot yang bisa dilepas dan berfungsi ganda sebagai toilet mini dan dingklik pijakan untuk naik ke atas kloset. Duluuuuu banget toilet ini ibu beli dari tante Devina karena Hikari tidak mau memakainya). Tapi, asli tadi subuh, Akira udah kentut-kentut yang hampir bikin pingsan baunya. Ibu langsung tuntun Akira ke kamar mandi dan bertanya "Akira mau pup?" yang dijawab "geko geko geko" --entah artinya apa. Ya wis, ibu dudukin aja Akira di toilet dan dia pegangan sama kupingnya usagi. Belum ada beberapa detik, langsung terdengar "plung-plung" dan Akira terkekeh-kekeh --lega kaliiii yeeee. Hebatttt!!! Jagoan pisannnnn euyyyy!!

Wahhh..sayangnya belum ada fotonya yahhhh..... menyusul, menyusul....