Wednesday, April 23, 2008

Tamasya murah di Jakarta --ada juga lho!


Rasa dosa seorang ibu kantoran macam saya jika hari libur pun harus lembur dibayar dengan mengambil cuti di hari kerja untuk mengajak jalan-jalan anak.
Mau pergi ke mana di Jakarta selain ke Mall?
Tengah bulan begini, tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam?

Pergilah kami, tanpa aji (karena hari kerja) beserta para pengasuh anak-anak. Kemana? Naik taksi yang argonya bolak-balik tidak lebih dari selembar uang kertas merah: Taman Lalu lintas. masuk ke area bumi perkemahan cibubur, cuma bayar Rp 2000 per orang dewasa, anak-anak gratis.


Pada saat tiba di lokasi, ternyata gerbangnya ditutup. Kelihatannya salah satu sekolah mewah di Jakarta sedang mengadakan kunjungan (saking eksklusifnya sampai ditutup). Tanya sana-sini, clingak-clinguk pun tak ada petugas yang bisa diandalkan untuk sepotong info. AKhirnya seorang satpam yang polos berkata :

"ibu mau ngajak bocah ke dalem yak? lewat pintu keluarnye aje bu sebelah sono"
dengan logat betawinya yang kental.


Geli juga berpikir bahwa untungnya tinggal di negara tercinta ini, fasilitas umum tak dijaga ketat, layaknya naik jabotabek --tanpa bayar pun tak mengapa. Dengan tedeng aling-aling "tokh sekolah mewah itu sudah mencarter semua fasilitas hari ini, itung2 aje kita nebeng ama tu anak-anak borju, jadi kagak bayar kagak nape dah sekali-kali".


Sebenar-benarnya kami berniat membayar karcis masuknya, namun sungguh tak ada petugas karcisnya! Kami masuk lewat pintu keluar pun orang tak perduli. Kami jalan-jalan dan foto-foto di dalam, sampai keluar lagi pun tak menjadi bahan perhatian para polisi yang sumringah mengiringi para anak-anak sekolah mewah itu.



Anak-anak kelihatannya cukup senang bermain sebentar di dalam taman sementara saya memfoto mereka, meskipun panas terik matahari membuat pipi mereka memerah. Lumayanlah untuk imajinasi mereka bahwa berlalu lintas itu berarti :

- menunggu bis di halte bis (bukan di perempatan jalan)

- menyeberang jalan menggunakan zebra cross (bukan dengan gaya bebas di tengah jalan)

- berjalan kaki di trotoar (tanpa harus dikejar-kejar pengendara motor)
Sebenarnya ada semacam kendaraan untuk simulasi mengendarai kendaraan bermotor, tapi entah kenapa hari itu tidak dioperasikan. Jika anak-anak bisa mengendarai mobil dengan tenaga batere ini, mereka belajar memahami lampu lalu lintas dan rambu-rambu jalan yang untuk dipatuhi.
Seandainya berkendara dan melintas di jalan raya bisa sedemikian tertibnya seperti di taman lalu lintas ini, rasanya orang tua tak perlu deg-degan untuk mengizinkan anaknya bersepeda ke sekolah, alih-alih naik ojek atau diantar mobil. Kenyataannya? Silakan anda berkomentar....