Sunday, May 24, 2009

High time for sex education

Suatu hari, anak sulung kami yang hampir 6 tahun, menggambar sebuah tempat tidur dan di sebelahnya sepasang perempuan dan laki-laki berdiri tak berbusana dengan detil anatomi tubuh manusia dewasa. Di bagian atas kertas, tertulis " Apa bedanya laki-laki dan perempuan?". Sungguh, sebagai ibunya, saya ciut untuk bertanya. Saya manut saja waktu anak saya itu minta gambarnya ditempel di dinding. Setelah itu, saya mencolek suami saya , "pssst,liat deh gambar wisnu yang terbaru". Alih-alih membahasnya, dia nyengir.

Tadi malam, sebelum tidur, anak sulung saya bermain sambil belajar pengelompokan benda dengan mainan edukatif. Saat itu saya bercelana pendek dan kaos buntung.
"Ibu, ibu bagus deh kalau pakai rok"
" oya?" , jawab saya antara ragu dan tak begitu paham arah pembicaraan.
Hening sesaat. Wisnu mulai menyusun kartu-kartu sesuai dengan kategorinya.
" ibu, pakai rok yang mickey mouse aja"
Saya mengernyit.
" yang mana?"
" rok mickey mouse itu... bagus deh ibu kalau pakai itu"
Alis saya bertaut.
" daster? yang gambarnya mickey mouse?"
" iya..." mata anak saya berbinar.
Belum sempat saya jawab, dia meneruskan,
" Kalau ibu pakai rok, wisnu senang deh"
" Oya?" mata saya mengedip lebih cepat sekarang.
" iya, sininya (menunjuk ke dadanya) kayak ada arus gitu, enak rasanya, kayak kalo lagi kepanasan terus kena air" , mukanya terlihat tersipu.
Wadoh ! Saya buru-buru menuntaskan memakai daster ,mendobelnya dengan pakaian yang tadi saya pakai.
" bu, celana pendeknya dibuka saja, biar bagus"
Halah. Gawaaat..gawaatt.... saya panik, langsung memotong pembicaraan.
" ayo ah, bereskan mainannya. kiss aji goodnight dan tidur".

Where do I have to start ? Now? Me? How?

Tuesday, May 19, 2009

Good luck, pal

I met this friend quite long time ago when I was an awkward rookie followed with all the look and expectation from others. She did not say much nor take sides. Some of my seniors sneered at me or even made special remark openly. She smiled once or twice naturally and refrain from talking.

Then she said she had to take unpaid leave. After sometime, I met her again in a departement where everyone seemed to be expecting changes started from. She did not say much, still; but in her own way we knew she made the difference. She is not the type of person who complained about a rut boss. She just cracked jokes at times to let off steam. She is she. She is special.

Until one day one person believed so much that she could make radical changes in the system by posting her in a jungle. Not that she tried to convince some people to see in different directions, but she could not swim against the flow. ALONE. She held on tight to a clog and almost drawn. No body saved her.

We are in a great loss and pain. We need her much more than we could ever tell her. Who are we? We are only the members of the brigades, the fighters who constantly need to struggle for day-to-day survival. Not that she did not try hard enough, but things just wouldnt be the same without her.

We do need to choose our battle. You are too precious to be around and twisted. Just prepare your parachute while the wind is still blowing. Take care.

for May 22, 2009

Saturday, May 16, 2009

Wayahna

" wayahna" merupakan ungkapan bahasa Sunda yang sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, apalagi bahasa Inggris. Sungguh! Walau saya bukan penutur bahasa sunda dalam keseharian, tapi arti kata tersebut seperti sudah tertanam dalam kepala saya sejak saya masih orok. Apa pasal? Kata itulah yang dijadikan senjata bagi ibu saya, kalau saya sudah uring-uringan protes atas ketidakadilan, ketidakpuasan, atau ketidaksenangan.

Alih-alih berkomentar, beberapa kawan cenderung bertanya arti kata "wayahna" itu atas status saya di fb. Dan sungguh, saya tidak tahu cara menjelaskannya. Apalagi kalo ditanya apakah sama artinya dengan "wayahe". Mbuh. Mboten ngertos, kulo mboten saget cara jowo. Hihii.

Demi kepuasan pembaca, akan saya ilustrasikan saja kata wayahna dalam drama keseharian:

Dialog 1
Ibu rumpi 1 : Huhhhh...gue bete ama ipar gue
Ibu rumpi 2 : napa?
Ibu rumpi 1 : anak gue dah tidur, anaknya teriak-teriak gak keruan.
Ibu rumpi 2: yah....wayahna, serumah ama ipar
Ibu rumpi 1 : kapannnn ya gue bisa punya rumah ndiri... *mengkhayal mode


Dialog 2
Anak : wuekkk.....obatnya pahit!
Ibu : itu puyer, antibiotika, memang pahit
Anak : yuekk...gak mau minum obat itu! pahit!
Ibu : 'da kamu teh lagi batuk, bengek, kudu minum obat, biar sembuh. Kalo pahit mah, da wayahana namanya juga obat puyer. pahit.


Dialog 3
Karyawan : saya mau pensiun dini aja, bos. Gak tahan ama manajer saya
Direktur : kenapa?
Karyawan : cemburu buta, songong, belagu, tidak etis.
Direktur : hush, hush, ini subjektivitas namanya
Karyawan : apa dong namanya, kalau saya berhasil menuntaskan suatu proyek beliau bete?
apa juga dong namanya kalo saya tidak diikutsertakan dalam suatu tim, padahal
seluruh anggota sub dit ikut kecuali saya disitu? apa juga istilahnya kalo diusulkan
dipindahkan tanpa memberitahukan kepada ybs ?
Direktur : yaaaa....namanya juga boss lu itu orang dari suku xxxxxx (*sensor mode on)
gengsinya gede..........wayahna
Karyawan : ye.....ape hubungannya ????


Dialog 4
Peramal : tahun kerbau ini hati-hati, jaga jangan sampai perang mulut, akibatnya sangat buruk
Yang diramal : bukannya emang harus begitu, biar tahun lalat juga?
Peramal : ya, tapi untuk shio kerbau, hati-hati berbicara di tahun kerbau, bisa ribut sama orang
Yang diramal : kerbau ama kerbau bisa ribut ? bukannya kerbau dicocok idungnya diem aja?
Peramal : mau diramal apa nggak sih? protes mulu?
Yang diramal : sorry, sorry. duit saya gak bisa dibalikin ya? hmm... terus ?
Peramal : ( cemberut) karir mentok nih
Yang diramal : waks. apa keluar aja? cari kerjaaan laen?
Peramal : jangan. lu cocoknya usaha sendiri, tapi tahun depan. jangan tahun ini.
Yang diramal : yahhh....begimane? terus ini tahun?
Peramal : wayahna...... jalanin aja
Yang diramal : situ sih timbang ngeramal doang, dibayar lagi. gue? Nyesek!
Peramal : ya sudah, sana. masih panjang noh antrean!

NOTE :
Sudah ngerti arti wayahna?