Monday, April 20, 2009

Mak, saya datang

Hari ini bukan hari raya, atau lebaran
Tak ada penganan, atau hantaran
Tak berbaju baru atau wewangian
Aku datang mak, untuk mencium tangan

Walau tak ada cukup kain untuk membalut
saat engkau merasa kedinginan dan kalut,
Aku datang mak, pasti untuk memeluk

Harta bisa dicuri, Laba bisa merugi
Badan bisa tersakiti, hati bisa dilukai
Aku pasti datang mak, tetap mencintai

Wednesday, April 08, 2009

Pada saat

Hidup bukan hanya untuk dijalani. Hidup, bukan hanya memberikan alasan kenapa kita bisa bernafas, berjalan, berkehendak, berkata, berbuat. Hidup yang dipercaya cuma sekali, bukan untuk diratapi. Apalagi jika kita percaya ada "kehidupan" sesudah hidup yang sekarang ini.

Airmata mengalir juga bukan karena bendungan jebol, bukan karena semata-mata pengaruh hormon, apalagi perasaan. Airmata yang mengalir, tidak perlu ditutup-tutupi, tidak perlu dikamuflase. Airmata, rembesan atau aliran yang deras adalah sungai-sungai kehidupan. Bukan karena hujaman kata-kata seseorang, atau karena suatu keheningan, atau karena kekecewaan.

Saat berada di ujung tebing kebingungan, sementara dibawah jurang pun tak terlihat dasarnya, langitpun tak tersentuh tangan, bukan saatnya menyerah. Keindahan pertemanan, persahabatan yang ditawarkan oleh hati mulia itulah yang terasa.

Terimakasih sahabat saya, semuanya, untuk pertemanan ini. Apakah anda mengaku angel kesambar petir, bidadari ubanan dan berwasir, orang biasa, atau apa pun anda mengindentifikasikan diri, saya bisa berdiri sampai hari ini karena anda semua. Terimakasih.