Friday, October 31, 2014

Pelajaran dari sepeda BMX warna merah

" aku mau sepeda bmx warna merah"
" iya, bagus ya, warnanya merah terang"
"iya, makanya aku mau. babe beli ya buat aku"
" iya, nanti ya. eh, selain warna merah, ada yang warna lain nggak yang bagus?"
" nggak"
" merahnya yang seperti apa?"
" itu tuh, merah tua yang itu"

Dan saya, sibuk menunjuk sepeda yang dimaksud. Saya sibuk berceloteh, dan ia menanggapi sepenuh hati. Tak ada penolakan.

Dan, setiap kali kami melewati pasar rumput, dari ujung toko sepeda sampai ujung lagi, saya selalu mengulang celotehan keinginan saya untuk membeli sepeda. Tidak ada penolakan. Tidak pernah ada.  Dan untuk kesekian kalinya kami hanya melintas melewati jajaran toko sepeda itu.

Sepeda BMX merah itu sampai sekarang pun tidak pernah jadi milik saya. Tapi saya tidak pernah merasa dikecewakan.

Sampai hari ini, kenangan melintasi pasar rumput itu tidak pernah lepas dari ingatan saya. Rasa menggebu untuk memiliki sepeda BMX warna merah itu tidak menjadikan saya galau atau bersedih.
Saya tidak tahu kenapa, namun saya paham bahwa sepeda itu akan tetap terpajang saja di toko itu.

Saya tidak perlu bertanya, dan ia tidak perlu menjelaskan.
Jawaban ayah saya juga bukan jawaban luar biasa. Sama sekali tidak lebay.

Saya tahu sepeda itu tidak akan jadi milik saya.
Saya tahu saya, dan saya  tidak perlu bersedih .
Saya tidak perlu merengek.
Saya merasa ia cukup paham apa yang saya mau.
Cukup bagi saya untuk ayah saya menyetujui bahwa sepeda BMX itu sungguh sepeda istimewa.

Terima kasih, 'beh untuk semua kata-kata penyejuk.
Melalui kesulitan apa pun  dengan hati yang sejuk sungguh jauh lebih penting.




Friday, October 10, 2014

May 27 to remember






Suatu hari…saya menjadi orang yang paling ber syukur..

Membaca salah satu postingan blog teman, membuat saya keras berfikir : Segitu kuatnya kah dia menghadapi masalah??? Jawabannya : IYA!

Baru sekali ini saya membaca postingan blog dan menitikkan air mata, bukan  Cuma karena kesedihan tapi juga rasa haru dan bangga..dan tiba – tiba baru kali ini saya merasa saya menjadi orang yang lebih beruntung.

Membacanya sekali lagi membuat saya menilik ke belakang: Betapa saya “Sebetulnya” telah dianugrahi banyak keberuntungan dibalik “RASA” susah saya.  Selama ini, Saya adalah orang yang paling menentang keras sifat Pasrah dalam berusaha. Buat saya setiap masalah ada jalan keluarnya kalau kita mau berusaha. Prinsip sakleg begitu saya empatikan ke diri saya sampai sekarang. Saya orang paling ngedumel kalau lihat orang lain gagal trus pasrah dan ini yang paling menyebalkan “ Belum rejekinya ngkali..!!” Betapa menyedihkan! Kalimat tersebut untuk saya..

Saya tidak pernah merasa kasian dan bersedih melihat orang lain gagal, melihat diri gagal apalagi! “ Jika suatu hari kau gagal, jangan pernah merasa jatuh. Jika itu terjadi bangun dan berlari jangan pernah lagi merangkak, berjalan atau melompat, tapi berlari secepat kamu bisa, dan ketika kamu lelah, berhentilah ditempat dimana posisimu sudah terasa nyaman..see..?? Buat saya kerja keras dan banyak berdoa sebetulnya itulah esensi manusia hidup di bumi.Tidak ada yang tidak mungkin: begitu kata saya. Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita bukan Cuma karena nasib, tapi karena usaha kita juga. Mungkin Tuhan sudah mengggariskannya tapi bisa kita ukur garis tersebut panjang-pendeknya kalau kita mau bernego dengan Tuhan dalam urusan merubah nasib.

Lagi, ketika membaca Blog teman saya…saya mulai sedikit demi sedikit berkompromi soal empati. Sebetulnya dalam hidup,  saya sudah banyak dilimpahi berkah yang mungkin orang lain tidak merasakannya. Saya  sudah lebih banyak menikmati kemudahan hidup dibanding enam tahun masa susah saya. Kalau selama ini saya sering ngedumel dan memaki karena rasanya jalan hidup tidak sesuai yang saya inginkan. Banyak keinginan hati yang tidak terturuti.

Selebihnya setelah saya membaca blog : saya Cuma bersyukur….
Saya disini masih bisa menikmati hidup lebih mudah dibanding teman saya yang tinggal ribuan kilo jauhnya dari Indonesia, mengurus rumahtangga seorang diri, jauh dari keluarga, menikmati makanan dengan hemat, melahirkan sendiri tanpa didampingi orangtua dan sahabat. Mengalami masa susah dengan ortu dan keluarga....Bandingkan dengan saya..??

Yang terus-terusan merasa orang paling tertimpa kesusahan. Padahal..:Meski tidak selalu dapat membeli, tapi saya masih bisa jalan-jalan santai ke Mall,   Menikmati hidangan restaurant enak yang dulu sering saya nikmati, menyekolahkan anak di tempat bergengsi, punya kakak ipar yang selalu berbaik hati membagi rejeki, punya suami dan anak meski kadang menyebalkan tapi sudah melimpahkan berjuta-juta cinta dan sayang yang luar biasa kepada saya... Ppuihh…sebetulnya….

Pagi ini sambil menyruput teh tawar hangat yang mengaliri kehangatannya ke seluruh tubuh, sehangat hati saya pada saat memposting blog ini...saya berucap syukur...

Alhamdulillah....


Dedicated  to Kenny...”Wish you all the best for the coming year my dear..”


Puzzle here , and there













Bang. Dead end. That's it,this is it,  that's what I thought.
But then, many times, life turns around.

but, who knows what comes next?
 
I would not brag myself for always knowing what to do.  It is just that I the only way that crossed my mind is that, Hey,  who knows I could try. Not to be considered a better person. Not because I was enlightened. Not because of a person. Not because of a religious reason.

I am doing it for myself.

I dont live by people's expectation because I can not afford that. Even my own mother failed me.

The idea of how much my mother loves me scares me so much. I mean, I never understand how love could turn into so much torment. If she was meant to love an ordinary daughter like me, why would she have treated me so special that I had to be different than the other girls- tougher, independent, mature but at the same time down to earth, respectful, and obedient. I do not know what she thought of me in the end. 

What I knew I am the most stubborn daughter she ever had. I took my best chances to survive. I even had to struggle to be myself when the others wont allow me to.

Tell me about planning. I did some planning A, B or even C. What turned up - surprise!
So I set my mind to just simply survive and endure and endure.












Wednesday, April 30, 2014

The box










Banyak orang menikah dengan mempercayai mitos bahwa pernikahan adalah sebuah kotak yang indah dengan segala yang mereka dambakan : kebersamaan, kedekatan, pertemanan, dll.

kenyataannya adalah pernikahan merupakan awal dari kotak yang kosong. Kita harus mengisinya sebelum bisa mengambil isinya. Tidak ada cinta dalam pernikahan. Cinta berada dalam diri manusia. manusianya lah yang meletakkan cinta ke dalam kotak pernikahan.Tiada romantisme dalam pernikahan. Kita harus menyuntikkan kemesraan dalam pernikahan.

Setiap pasutri harus belajar seni dan bentuk kebiasaan memberi, mencintai, melayani, memuji pasangannya untuk mengisi kotak pernikahan.Jika kita mengambil lebih banyak dari yang kita simpan, kotak pernikahan akan kosong.

Mungkin anda pernah mendengar bahwa ada orang yang menyatakan " Setelah bertahun-tahun menikah saya begitu kecewa menerima kenyataan bahwa pasangan saya sama sekali tidak memahami saya". Oo. Ketika saya tanya apa yang teman saya ini telah lakukan agar dipahami pasangannya, ia menyatakan " Ya, tanpa harus saya melakukan apa-apa harusnya dia tahu dong, paham dong mau saya apa".

Pernikahan saya juga baru menginjak di usia yang ke-12. Bukan hal yang mudah untuk menyatakan bahwa kami berupaya membuat pernikahan ini berhasil. Apapun pasalnya, ada masa-masa saat saya berperan jadi "Ratu Sejagad" yang murka dan membangun benteng pertempuran. Di kala itu, saya juga yang harus menghancurkan benteng tempur  yang saya bangun, dan mengakui kesalahan saya.
Ada juga saatnya pasangan saya teracuni oleh ego kelaki-lakiannya dan membangun parit pemisah komunikasi. Begitu besar potensi untuk masing-masing dari kami untuk mau menang sendiri, merasa benar sendiri, menuding, menyalahkan, memojokkan. Sungguh perasaan nikmat tak terhingga untuk dikendalikan amarah dan dibutakan oleh keinginan untuk membuktikan kehebatan diri. Sejauh ini, kami beringsut di pojok pertarungan, meski tak ada wasit.

Obat paling mujarab adalah tatapan polos anak-anak yang mengingatkan kami untuk mengisi kembali kotak pernikahan itu bukan hanya dengan cinta nafsu sepasang perempuan dan lelaki, namun doa untuk keberlangsungan pernikahan.

Terima kasih, nak, membuat Ibu dan Aji tetap di jalur ini,  Anugrah Tuhan yang tak tertandingi sepanjang hidup kami.











To be hated





Hate me for a reason.
otherwise it's waste of season.

tell me in the eye,
show me your rage

I do things most people wont  do
I say things that make people shut their ears

I came in your life to teach you a lesson
that life is not full of candy bars or beds of roses

Take your blade and make it sharp

Superhero once more




I said I quit.
Quit pretending to be a super hero.
they said the wardrobe just perfectly fits in me.
yeah yeah yeah.

I grow out of patience.
They call me "mad".
I am impatiently mad.
o.o.

Superhero world will make you wonder.
even we dont reside in a real world.
What we do what you cant see.
but, for real.







Wednesday, January 08, 2014

Silence to kill



Just say,  whatever y'all shall say
Do whatever  y'all feel like doing
Think the way y'all want to think.

I got nothing to say, prove nor defend
but my silence shall not be broken
only for the sake of saying something

my scars are widely open,
my heart now I can no longer patch
I just have the pain and time to endure

I am accepting my fear of letting go
while taking a chance to lose control
with a book and a cup of coffee to keep


Friday, January 03, 2014

one word to find a meaning

During office annual meeting last week, a colleague introduced an idea of finding a place in solitude to find a word for ourselves to be our purpose in life. He suggested that we find a quite place mount bromo and start praying before a dialog with ourselves. after awhile, you will take "a word" as the reason to live.

Well. I dont have the luxury of having some time alone : I got work to do,  a boss with expectation to manage , promises to my kids to make up, husband to liase with, an 83 years old dad to wait on, 3 maids to supervise, nephews and nieces to entertain, neighbors to pay a visit, brothers to tap on their shoulders, some wacko friends to refrain from suicide.  Not to mention emails to reply, social media community to comment back, bbm and whattsapp to follow. I am just too busy to think about myself.

It's not that I didnt try to escape. I did booked a hotel room, unfortunately the hotel is fully booked for holiday season. Perfect.
Then I thought , well, the only time and place to be left alone for me  is at the computer desk late at nite when all those frenzies stopped. That's when I can access my blog, alone.surprisingly, the word does not come so easily.

I almost gave up on the pursue of the word. Then I overheard a colleague played a song from her i tune so loud that I could hear it even she was using the earplugs. It was Matt Duncan's song : Beacon. So I searched in the internet about the lyrics. Most songs that I like is because I like the lyrics. I dont care much about the beat, but lyrics could just stuck in my mind and the song follows.

Listen up :

Hold your head up, you're a beacon
Don't let them think you've come that far
You were always standing in the spotlight, baby
We know who you are


It's getting cold out on that big lake
And the water's painted blue
Don't let the skyline fool you, baby
You know what to do...