Monday, April 26, 2010

Surat kepada Bu Etty

Suatu hari, sepulang dari kantor, saya menemukan secarik kertas A4 terlipat dua di atas meja komputer. Ada tulisan besar-besar : Kepada Yth Ibu Etty.

Kertas itu ditulisi Wisnu, anak tertua saya yang belum genap 7 tahun itu kepada ibu guru wali kelasnya.

"Wisnu sudah berhenti sekolah di sini karena  tidak ada AC nya kamar mandinya bau dan ada air besarnya jadi tidak nyaman".
Kwak kwaw.
Kalau ada sound effect untuk pengantar cerita ini, begitulah bunyinya.

Nasib anak saya yang bersekolah di sekolah negeri republik tercinta ini. Kepanasan di sekolah karena tak ada AC, mungkin sulit dimengerti oleh orang tua macam saya yang dulunya biasa kemeringet di sekolah INPRES.

Kamar mandi yang bau seringkali dikomentari oleh Wisnu karena menghilangkan seleranya untuk buang air kecil di sana. Komentarnya  sambil mengkerutkan hidungnya, " Ada air besarnya, bu, gak disiram. B-A-U". Yaiks. Saya bahkan tak sanggup membayangkannya.

Tidak nyaman ? Sekolah gratis, gitu loh.

Berhenti sekolah? Teman saya yang di sana pasti sudah gemas dengan sarannya sedari dulu untuk memindahkan Wisnu ke sekolah bernuansa sekolah alam. Halah, anak pegawai negeri kok mau sekolah mewah, bisa-bisa jadi korban prejudice.

WC yang bersih, is that too much to ask?

.