Friday, March 30, 2007

I still can smell the spring of last year


Time can change so many things , but somehow some things remain the same.
Some tears belong to the past but seem last forever.

I wept when we left Yokohama.
It's just not only about the city or memories.If you said that I was being too sentimental,well...the pain starts all over especially when I receive a letter like this

Hello!! How are you these days?
I'm happy to hear from you.
Just one year ago, you left Japan.

The smell of spring wind remind me of your departure.
Sometimes I feel this one year very long, sometimes very short.

1 year ago,Wisnu was clearlly little and Akira couldn't walk alone,
so I'm surprised to see little children's rapid growth!!



A year passed by. Kids are growing, things are changing. Wisnu is able to argue. He also has his own ideas on the ways of doing things. Akira is turning two years old and is starting to be more difficult to handle with his tantrum and his so-called-diagnosed-delayed speech. Andhika has bruises on big part of his forehead as he is learning to walk. He can now fight over the toys with Akira.

I am crawling with my sentimental feeling of a place I once knew. Feeling like going back to the place we could live as a family, with less conflict, less intereference. But it would only show that I am not ready to grow. Not ready to move on.

At the same time it means I refuse the nature of life. For life is supposed to teach us to love, consequently to be hurt by people we claim love. To expect something for the future for we do not have now. To try harder when we felt that we have done but saw nothing has been made into effect. To give more even when we are lack of courage to sacrifice.

The last spring was just a perfect time to leave Yokohama. When the winter and stormy weather was almost over, and the city was getting kinder everyday. We were recovering from the fever and the pain of the chicken pox. It may have been just too perfect to leave, as like lovers feel hard to part when they are so much in love, we were at the point of being able to stand on the ground with so many kind people around. But part of life is to bear our pains and sorrow to be able to seize for tomorrow.

dedicated for our dear friends in Yokohama

Friday, March 23, 2007

Demam The Avatar



Gara-gara Aji beli DVD the Avatar, yang awalnya dipasang untuk dirinya sendiri, ternyata mewabah. Selain aji, Wisnu bisa berjam-jam manteng nonton di depan lap top. Sampai-sampai segala sikapnya mau seperti si Avatar.



Wisnu : Ibu, kalo Avatar gak ngenyot ya?


Ibu : Ya, nggak.


Wisnu :Oh gitu ya (sambil melepas emutan jarinya)


Dalam hati, wiih canggih juga nih pengaruh film, sampai Wisnu mau melepaskan empeng ibu jarinya karena kepingin dibilang kayak Avatar.

Sementara itu, mommynya Alexa bisa bertahan nonton film si Avatar juga, sampai Alexa ngambek karena jatah nonton film Princessnya berkurang n kudu saingan ama si mommy.


Ibu, yang tadinya biasa-biasa aja ngeliat the Avatar, jadi pengen ngoleksi komiknya begitu liat di Gramedia. Belom lagi pas tengah malem be-te ngebrowse baca-baca berita demi persiapan menjadi juri lomba debat, akhirannya maen game di sini.

Gawat..gawat... untung aja internet kita mah gak pake dial-up net work, jadi pulsa gak jebolll!!!
picture: www.ign.com

Sunday, March 11, 2007

3 Oton Akira

Dalam adat Bali, lazimnya anak diupacarai otonan. Upacara ini bisa diibaratkan semacam peringatan hari ulang tahun (peringatan kelahiran).Upacara ini dilakukan setiap 210 hari sekali (6 bulan Hindu, 1 bulan Hindu = 35 hari). Hal ini berdasarkan perhitungan Saptawara (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara), Pancawara (Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon), dan Wuku yang jumlahnya 30 (1 wuku berlaku untuk 1 minggu / 7 hari). Jadi, sewaktu Akira lahir, misalkan tanggal 18 Juni 2005, hari ke-210 dalam penanggalan Bali setelah kelahirannya diadakan upacara Otonan.

Karena umat Hindu percaya adanya kelahiran jiwa kembali (reinkarnasi), upacara otonan ini seperti yang tertera di Babad Bali bertujuan untuk menebus kesalahan-kesalahan dan keburukan-keburukan si bayi di kehidupan terdahulu, sehingga dalam kehidupan sekarang mencapai kehidupan yang lebih sempurna.

Ternyata, ada upacara ini ada urutannya tersendiri.


1. Ayah dan ibu bayi mebeakala
dengan tujuan menghilangkan cuntaka karena melahirkan. Setelah melahirkan, seorang wanita dianggap tidak suci dan suaminya juga sampai hari ketiga berpredikat sebel. Mereka baru diperbolehkan ikut peribadatan kembali jika sudah disucikan melalui upacara mebeakala .

Dalam upacara ini, pertama-tama aji dan ibu diberikan semacam daun untuk digosokkan ke tangan dan kaki . Setelah itu lalu tangan kami diperciki air suci untuk membersihkannya. Kemudian air suci dipercikkan ke kepala kami diperciki 3 kali, diminum 3 kali , dan terakhir untuk membasuh muka dan kepala.



2. Berterimakasih kepada Nyama bajang dan kandapat
Masyarakat Bali percaya bahwa selama bayi dalam kandungan sampai lahir selain dilindungi oleh Tuhan YME dalam wujud Nyama bajang dan kandapat. Nyama bajang adalah 108 kekuatan Tuhan YME yang memiliki andil dalam proses reinkarnasi, sedangkan kandapat berasal dari dua kata Kanda Pat ( Empat Teman: Kanda = teman, Pat = empat) yaitu kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang selalu menyertai roh (Atman) manusia sejak embrio sampai meninggal dunia mencapai Nirwana."Keduanya diundang" untuk dihaturi sesajen sebagai ucapan terima kasih karena telah merawat bayi sejak dalam kandungan sampai lahir dengan selamat.

3.Tattwa
Dalam ajaran Hindu, tattwa (yang artinya kebenaran) adalah dasar penyembahan kepada Tuhan YME. Meskipun di dalam budaya Bali nama Tuhan YME dikenal dengan trimurti: Brahma (manifestasi pencipta), Wisnu (manifestasi pemelihara), Siwa (manifestasi penghancur). Oleh sebab itu segala yang diciptakan Tuhan YME akan melalui satu siklus yang sama ; lahir, hidup dan mati . Upacara ini dilakukan di mrajan (tempat sembahyang milik keluarga).

4.Si Bayi natab banten bajang colong
Bajang Colong adalah nama dari salah satu Nyama Bajang (sifat Tuhan yang 108 itu). Bajang Colong diperlakukan khusus dengan maksud agar si anak yang diupacarai terbebas dari sifat-sifat atau naluri mencuri. Colong atau Nyolong artinya mencuri. Salah satu sifat dasar manusia adalah naluri untuk mencuri. Tidak ada manusia yang sama sekali terbebas dari naluri "jahat" seperti ini, yang bersumber dari "Sad-Ripu" (enam musuh di dalam diri manusia) yakni : kama (nafsu), lobha (serakah), kroda (marah), mada (mabuk), moha (sombong), dan matsarya (cemburu, dengki, iri hati). Dari kama, lobha, dan matsarya terbentuklah naluri mencuri. Sad-Ripu jika tidak dikendalikan dengan waspada dan bijaksana, akan menyuburkan sifat-sifat keraksasaan atau yang dikenal dengan istilah Asuri-Sampad. Sedangkan asuri-sampad dapat mencelakakan manusia dalam artian diri pribadi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya.


Ada juga acara dimana dua ayam hidup disentuhkan ke kaki Akira, lalu ada semacam acara simbolis menggosokkan kedua bahu dan kaki Akira dengan daun yang disemat yang menandakan doa agar Akira nantinya sanggup menangggung beban. Terus Akira menjejakkan kakinya ke tanah dan masuk ke kurungan ayam tiga kali . Sesudah itu Akira boleh memilih mengambil benda yang ada di bak mandinya (ada bunga, uang, perhiasan, telur)

5. "mepetik"
Di acara ini Akira dipotong rambut, simbolis saja : sebelah kiri, kanan, depan, belakang. Cara motong nya juga khusus, gunting yang dipakai harus melalui cincin sementara Akira terus meronta-ronta meski sudah dipegangi Aji, ibu dan pemangku (pemimpin adat).


6. Si Bayi "mapag rare" (disambut kelahirannya) di Sanggah pamerajan, memberi nama, dan menginjakkan kaki pertama kali di tanah didepan Kemulan.

7. Si Bayi menerima lungsuran (prasadam) Hyang Kumara yaitu manifestasi Hyang Widhi yang menjaga bayi.

8. Si Bayi "mejaya-jaya" dari Sulinggih, yaitu disucikan oleh Pendeta atau Pemangku adat.



Nah, ternyata masih banyak contekan yang ibu butuhkan untuk membuat tulisan kayak gini. Kalo ada yang tahu lebih banyak tentang otonan, tolong dikoreksi ya!



]











http://ankerzone.wordpress.com/2007/02/20/otonan/
http://www.babadbali.com/pustaka/ibgwdwidja/ibd.php?id=26
http://stitidharma.org/modules.php?name=Content&pa=print_page&pid=114
http://bali.sawadee.com/religion.htm
http://www.klubkokos.com/guidebook/baby_3mth.htm

Thursday, March 08, 2007

Kalo ngomong sama Jaka Sembung


Aji emang (dari kecil-- kata orang-orang yang pernah membesarkannya) sering bengong-bengong. Apalagi kalo lagi banyak pikiran.
Seringnya juga kalo lagi punya kepengenan, bisa gitu mematung gak nyadar ada orang kiri-kanan, hilir-mudik.
Mungkin karena jenis jiwanya (eleuuh) gak ekspresif, flat, DATAR; jadi kalo sedang ada gemuruh turbulence di dalam otak or perasaannya, jadinya ....bengong.

Bengong gaya aji ini, seringnya sesudah mandi, masih berbelit handuk berdiri mematung di depan lemari pakaian. Nahhh..itu bisa lama deh. Cuma dia sendiri yang bisa memberhentikan proses mematung tersebut. Hehe..jadi inget mainan waktu kecil : TAP 12 jadi patung.
Seringnya juga, upacara bengong udah selesai. tapi masih blank.
Jadi terjadilah percakapan seperti ini:
Ibu : kemarin aku dapat e mail (TITIK). Ada seorang ibu yang cerita, anaknya kan suka mandi
bola di mall gitu, eh ternyata bisa kena virus apa gitu, sampai bisa lumpuh.
Aji : jangan dibuka emailnya.
Ibu : yeyy..Kalo ngomong sama Jaka Sembung, Bengong ama Gak nyambung deeee..
Aji : (muka bingung) e mail kena virus kan?
ibu ngeloyorrr ajahhh... 75 tambah 25 ah , CAPEK DEEE

Thursday, March 01, 2007

Cerita tentang Tahta


Alkisah dulu ibu pernah mengambil cuti tanpa bayar dari kantor selama 1,5 tahun untuk mengikuti Aji yang tengah meneruskan pendidikan di negeri matahari terbit. Pada waktu itu, ibu pergi meninggalkan jabatan yang bisa dikatakan incaran banyak orang. Bos ibu saat itu mengatakan bahwa jabatan ibu tetap dikosongkan sampai ibu kembali --dengan harapan ibu hanya akan cuti 6 bulan, bukan 1 tahun seperti keinginan ibu. Malah si bos bersedia merangkap jabatan ibu.

Adalah salah seorang yang kebetulan saat itu pangkatnya satu level di bawah ibu, padahal beliau itu lebih senior dari Ibu dalam artian masa kerjanya sudah dua kali lipat masa kerja ibu. Kelihatannya beliau -- sebut saja X-- tidak happy dengan keputusan si boss, karena X ini diserahi segala tanggung jawab dan pekerjaan ibu.

Dalam kemasygulannya, X curhat ke Y, yang saat itu jabatannya setara dengan ibu. Y ini kelihatannya punya banyak unek-unek tentang boss ibu di masa-masa sebelumnya, sehingga begitu mendengar ada orang seperti X ini yang tengah masygul karena si boss, langsunglah semangat solidaritasnya naik. Koar-koar lah si Y ini kesana-sini , sampai semua orang akhirnya kelihatan mempermasalahkan keputusan boss yang tidak mengangkat pejabat pengganti setelah kepergian ibu. Argumentasi Y ini adalah : "X kan sudah melakukan semua pekerjaan Kenny, contohnya dalam rapat-rapat antar cabang kan yang datang X, jadi ya dia berhak mendapat jabatan itu. Lagian kita kan gak tahu sampai berapa lama Kenny akan pergi."

Weleh..weleh..padahal sebelum pergi, ibu sudah menyarankan Boss untuk mengangkat pejabat pengganti, namun SDM pusat saat itu sepakat dengan Boss untuk tetap mengosongkan jabatan yang ibu tinggalkan, at least sampai ibu kembali dengan alasan : Ibu pergi dengan resmi, melalui prosedur yang dibenarkan, dan Boss bersedia merangkap jabatan ibu sampai ibu kembali. Ternyata keputusan itu kurang berkenan di hati X, tambahan lagi bumbu-bumbu dari Y udah mulai menyebar kesana-sini. Pening juga akhirnya kepala Boss, digempur sana-sini, tambahan gerutuan X. Alhasil? Diangkatlah X menjadi pejabat sementara to make everybody happy.

Waktu berselang, ternyata ada perubahan sturktur organisasi. Jabatan itu dihilangkan dari bagan organisasi , dan orang-orang yang berada dalam jabatan ini kebanyakan mendapat promosi , meskipun ada juga yang demosi. Rejekinya X menempati jabatan tersebut, sehingga naik 1 level lebih tinggi, namun dipindahkan ke cabang lain. Y juga naik 1 level menjadi setara dengan X, menjadi orang nomor dua di cabangnya. Lah ibu ? SekembalinyaIbu ke Jakarta, cukup berbahagia untuk mengabdi di kantor pusat , walaupun tidak ada jabatan struktural (tapii pssst..dekat dengan para pengambil keputusan. Hehehe...)

Y memang tadinya masih punya atasan, namun karena adanya kebutuhan si atasan ini ditarik ke kantor pusat. Tentulah Y ini berharap dia mendapat promosi menggantikan atasannya yang pergi apalagi dimata dunia si atasan ini banyak cacatnya, dari segi manajerial dan attitude.

Sekitar dua hari yang lalu Direksi memanggil kedua orang ini, X dan Y yang tersohor berteman baik. Ternyata, saat itu diputuskan bahwa X mendapatkan promosi dengan kata lain menjadi atasan Y. Komentar direksi adalah " anda berdua kan sudah kenal baik, bisa bekerjasama bukan? Jadi kami memutuskan untuk mengangkat X menjadi atasan Y". Gubrak !

Seorang Y tetaplah manusia yang punya ambisi. Punya keinginan untuk menjadi yang terbaik, or at least merasa dianggap lebih baik dari orang lain dan berhak menduduki jabatan yang lebih tinggi. Teman mendapat promosi pun, dirasakan sebagai sembilu, sehingga Y mempertanyakan kepada direksi " why not me?".

Yahhh..sekarang apa rasanya jadi X? Teman baik yang dirudung cemburu, duka cita dan kecewa. Adakah X akan memperjuangkan kemasygulan hati Y seperti dulu yang dilakukannya? Adakah Y bisa menerima dengan lapang dada dan tetap melakukan tugasnya dengan penuh dedikasi?

Apa juga rasanya jadi X? Mengingat jaman dulu si Y lah yang memperjuangkan keinginannya untuk meraih jabatan dan sekarang Y malah kecewa berat karena kalah saing dengannya. Hal yang tidak mengenakkan adalah bayangan Y cerita kesana-kemari tentang kekecewaannya dengan hebohnya --karena Y punya kecenderungan menghebohkan suasana. Apa yang akan terjadi kalo nantinya bakalan banyak simpatisan buat Y?

Ahhhh......dunia, dunia, dunia................... Kadang apa yang kita lakukan kepada orang lain, dibalas di kemudian hari, gak pake nunggu abis kiamat!

picture taken from etc.usf.edu