Thursday, November 05, 2009

Helloween -- bisa menyenangkan

Tanggal 31 Oktober kemarin, kebetulan jatuh di hari Sabtu, dan PPIA mengadakan pesta helloween di kediaman salah satu pengurusnya. Singkat cerita, ibu berniat memberikan pengalaman budaya setelah Setsubun Festival pada saat Wisnu baru berusia 2 tahun, dan Helloween ini kelihatannya cukup cocok. Apalagi tempat diadakannya dekat rumah, di Kalibata.

Persiapan tidak terlalu heboh. Kostum yang dipakai ya adalah dari kolesi yang ada.Sebenarnya sih siapa yang gak kepengen beliin kostum, tapi haiyyaaaa....harganya kemahalan. Lagipula cuman sekali dipakai, untuk3 anak sekaligus. Belum tentu tahun depan akan dipakai lagi. Ya nggak? Yang pertama dilakukan adalah mencari ide : di internet doong (mau dimana lagi? kalo nanya ke nini mah malahan dikomentari " Naha kudu didangdanan jiga jurig? nyingsiuneun wae...". Dapat lah di
sini. Nahhh...dengan bermodalkan face painting pens milik Wisnu, mulailah ibu merias dalam hanya 10 menit.

Yang didandani pertama, adalah Akira, yang kepengen jadi monster Naruto. Mukanya dah dicat kuning dan matanya biru, plus kostum Naruto yang sebenarnya adalah baju tidurnya.Eh, begitu dia dah selesai didandani dan berkaca dia berseru "Ibu, Akira nggak mau kayak gini!!! Akira mau dihapus mukanya pakai tisu basah. Halah. Modelan Akira yang mau keliatan charming mulu.... mana mau jadi muka nyeremin?

Modelan Wisnu yang menurut saja didandani seperti Vampire. Seperti loh. Tinggal pakai kemeja lengan panjang warna putih, celana panjang warna hitam, dan riasan wajah, dan rambut diberi gel, jadilah Vampire klimis. Berhubung gak ada kain hitam, hanya ada kain biru, jadilah jubahnya berwarna biru, wekekekek...
Kalo foto didekat labu macam gini, lumayan nyeremin juga kan? Gak usah pake ngomong "HI..hi...hi".



Lihatlah Akira yang ingin tampil menawan : spiderman hitam yang banyak senyumnya. Euleuh. Matanya terpejam dan senyumnya lebar. Pede abisss... biar idung guede n pesek...

Andhika cuma mau digambar matanya saja seperti batman. Yang penting untuk Andhika adalah bukan menjadi menakutkan, tetapi menjadi jagoan. Hyaaatttt..begitu katanya.
Kami tiba di sana pukul 5, berkumpul sebentar hingga matahari tenggelam, lalu ada pengarahan dari kepala hantu.
Anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok , dan masing-masing kelompok terdiri dari 8 anak dan minimal 1 orang dewasa. Setiap kelompok berjalan bersama untuk mendatangi rumah yang ada Jack O'lantern nya atau lampu dari labu kuning. Mereka berteriak " tick or treat?". Lalu disambut sang tuan rumah dengan permen atau coklat.
Kegembiraan yang luar biasa dari anak-anak saat mendapat permen dan memasukkannya ke dalam kantong. Setelah mengatakan "thank you" mereka pergi untuk mendatangi rumah lainnya. Sebenarnya ada 23 rumah yang harusnya didatangi, tapi baru 8 rumah saja, kantong mereka sudah kepenuhan terisi permen, coklat, biskuit coklat, dll.
Mereka duduk dilantai, berpesta permen. Ternyata, mereka tak kuat juga memakan semua permennya. Huahaha.... ternyata, yang melimpah itu tak selalu enak dinikmati.
Kami pulang pukul 7 dengan hati senang, dan wajah penuh keringat. Paling tidak, cara mudah untuk berlatih bicara " trick or treat" dan "thank you". Iyalah. 8 kali diulang. 8 rumah bow!





Tuesday, October 27, 2009

@ sudut keningmu

Di malam yang tak terserang kantuk,
ijinkan aku lagi mencuri cium
tanpa menjanjikan hari-hari penuh hadirku
kemarin, hari ini dan esok dan nanti
saat mampu kupandangi wajahmu,
tanpa amukan marah atau nasihat melulu
ada banyak doa yang kusemat untukmu,
agar sehat, bergembira, dan bertumbuh
tangisan dan jeritanmu membuatku pilu
semoga kelak kau tahu,
jadi ibumu tidak semudah di buku-buku
ledakan tantrummu menjadikan teori beku
maafkan ibu, Akira
jika tidak cukup menunjukkan rasa cinta
andai tak sabar, tak pemaaf, tak pemaham
ingatkan ibu, dengan binar mata coklat jenakamu