Monday, August 25, 2008
Suddenly...
Suddenly they say lots of things such as :
- You should trust people more, let them do things for you.
- You'd better raise your kids first, then think about your career
- You set too high standard for everthing, that's why you get frustrated with your work
- You have whatever it takes to run your own business , not employed by a company like this
- You should reduce your activities, and spend more time with your kids
- You should not take the work load home, let go.
- Travelling is not good for you, you have kids!
Whenever they say more now, I just take a closer look at their faces--in my disbelief-- and wonder whatthey might think when I say what I think about them. But then, it's easier to torture them to think more and say more about me and my life. Really.
Sunday, August 03, 2008
Too much is just too much
Selama dua hari berturut-turut Akira yang menangis keras tengah malam. Tanpa sebab. Tak mau jawab, meski ditanya dengan berbagai cara. Baru berhenti setelah kelelahan dan tertidur sendiri. Misteri tangisan itu ternyata disusul oleh sakit panas tinggi. Setelah dibawa ke dokter, ternyata bukan infeksi tenggorokan. Entah apa.
Kemudian setelah panasnya turun, Akira kelihatan lemas tak bertenaga. Tidak ada sakit apa-apa, tapi tidur-tiduran lunglai di lantai, tatapannya kosong. Makan-minum susu tetap berselera, tapi Akira bukan seperti Akira yang biasa berlari-lari, meledek kakak dan adiknya. Kami bawa ke dokter kembali, dokternya pun kelihatan bingung. Kemudian adalah pesan tiba dari yang kami hormati bahwa itu teguran atas kekurangsungguhan ibadah kami. Teguran langsung, istilahnya.
Believe it or not, like it or not, kami harus introspeksi. Sisi terangnya: masih bagus ada peringatan. Kalau langsung dihukum setelah akumulasi kesalahan tak terhingga?
Kemudian, selang beberapa hari, gantian Andhika terkena morbili. Campak. Panas tinggi, ditambah bercak-bercak merah seluruh badan plus batuk yang parah. Walaupun tak menangis, tapi Andhika sedikit meminta perhatian lebih. Tengah malam minta susu, minta lihat cicak, minta dinyalakan lampu ruang tengah dan tidur di sofa, didekap, pindah tidur kekamar, minta susu lagi, minta memadamkan lampu sebelum akhirnya tertidur pukul 3.30 subuh. Jadilah saya 1/2 zombie dikantor pada saat harus bertemu klien yang minta perombakan budget proposal. OMG!
Lalu Aji sakit panas, tanpa sebab. Aneh juga. Kecapekan? Mungkin. Pada malam Aji sakit panas, Akira gantian asmanya kambuh. Jam 1.30 malam akhirnya kudu nekad diantar Taxi ke UGD RS Ibu dan Anak. Pembantu terkapar tak berdaya, tak bisa dibangunkan. Suami sakit panas. Jadilah saya superwoman ditemani supir taxi yang bertanya-tanya kemana sang suami dan kenapa saya naik taxi sementara ada 2 mobil terparkir di rumah.
Setelah mereka semua sembuh, saya mulai dipadati acara pulang malam untuk kerjasama dengan suatu Production House untuk acara kuis TV. Mungkin anda tahu betapa melelahkannya proses pengambilan gambar selama 3 hari berturut-turut. Secara jadwal pasti molor, pengulangan adegan berkali-kali. Phew. Badan yang sudah mulai malas dipaksa kerja lebih keras.Tambahan lagi Hari Sabtu acara ulang tahun Wisnu, yangbertepatan dengan pertemuan ortu di TK tempat Wisnu bersekolah plus acara konser musik Wisnu. Pada hari Minggu yang sebenarnya saya berharap ingin bernafas sedikit, Wisnu harus lomba mewarnai dan sorenya para pembantu minta day off untuk rekreasi. Yang terjadi adalah : Andhika menumpahkan makanan dan susu dilantai. Sementara saya mengambil kain pel, AJi betreriak histeris " Ya ampun Andhika pup di kamar!!!". Dengan (berusaha) tenang saya menjawab : Ji, kamu kan bisa lepas sarung sembahyangmu dan membawa Andhika ke kamar mandi". Belum saya melangkah, ada teriakan lagi " AKIRA!!! ODOLNYA JANGAN DIMAKAN !!! ADUH! HABIS SEMUA INI ODOL".
Anda tahu apa rasanya? Saya berharap bisa terbang ke planet lain.
Hari Senin yang saya mulai di kantor, dimulai dengan rapat kepanitiaan dipagi hari. Barulah saya tahu, ternyata nama saya ada di ketiga kegiatan yang besar. Atas nama prinsip assertiveness, saya sudah kemukakan kepada atasan untuk minta dicabut dari dua kegiatan yang lain, namun tidak ada tanggapan. Pada siang hari, di rapat kepanitaan kegiatan kedua, saya nyatakan lagi pengunduran diri. Ternyata tidak mudah, kawan. Mereka keukeuh saya dikepanitiaan plus menjadi koordinator. Akhirnya puncak kelelahan dan kekesalan saya adalah : walk out dari rapat. Tak kembali.
Argh, don't tell me life is tough. You dont live my life.