Sedikit berbeda dari orang, sejak kecil, saya sering memerlukan waktu dan ruang untuk sendiri saja. Sendirian untuk berdua dengan diri sendiri. Entah aneh entah ajaib.
Untuk beberapa orang yang sulit mengerti kebutuhan saya itu seringnya saya tak perduli. Buat saya, itu hak orang tersebut untuk tidak memahami saya. Dan yang paling penting, itu hak saya untuk memahami diri saya sementara orang lain tidak bisa.
Akhir-akhir ini, kebutuhan untuk menyendiri semakin meningkat. Entah kenapa, saya merasa kebutuhan itu menjadi sesuatu yang ekslusif, yang sangat bernilai. Bukan saya tak mau jadi makhluk sosial, tapi betapa indahnya untuk dapat berdiam diri tanpa mendengarkan suara orang lain, atau memikirkan pendapat orang lain.
Thursday, July 29, 2010
Tuesday, July 13, 2010
Go Public
BEBERAPA pekan terakhir,Indonesia geger dengan skandal video porno.Ini adalah salah satu dampak negatif dari teknologi. Namun,sisi positif teknologi sesungguhnya masih banyak sekali.
Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi untuk pendidikan. Namun, belum banyak masyarakat Indonesia yang mempergunakan teknologi, khususnya internet sebagai alat yang memudahkan proses belajar mengajar.Padahal,pada saat ini peserta didik tidak cukup hanya mengandalkan informasi yang diberikan pengajar, tapi harus mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari luar pendidikan resmi.
Director Laureate International Universities Network Gordon Lewis menjelaskan, sekarang merupakan waktu yang tepat bagi lembaga pendidikan di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar. ”Kalau tidak membiasakan dari sekarang, pada masa mendatang pendidikan Indonesia bias semakin tertinggal,”jelas Lewis.
Di banyak negara,penggunaan teknologi seperti internet ataupun Facebook dalam proses belajar mengajar sudah kerap dilakukan. Bahkan, sejumlah guru di luar negeri sengaja memberikan tugas kepada peserta didik untuk berkenalan dengan pelajar dari negara lain. Hal itu dimaksudkan untuk membiasakan peserta didik berdialog dengan pelajar lain yang tidak dikenal.
Di sisi lain, tugas tersebut juga memungkinkan peserta didik untuk mencari informasi mengenai budaya dan pengetahuan di negara lain.Hal ini tentunya akan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan jaringan. Sebuah hal yang sulit dilakukan, jika lembaga pendidikan tidak mulai memanfaatkan teknologi untuk proses belajar mengajar. ”Hal sama juga bisa dilakukan pendidik,”tutur Lewis.
Dengan mempergunakan teknologi, tatap muka antara pendidik dan peserta didik bisa berkurang. Persentasenya bisa 25% dengan telekonferensi dan sisanya tatap muka secara langsung, atau 50% telekonferensi, sisanya tatap muka.Telekonferensi bisa dilakukan dengan mempergunakan jaringan yang sudah ada, seperti Yahoo Messenger ataupun Facebook. Sumber daya teknologi yang mungkin berguna dalam proses belajar mengajar antara lain,komputer, laptop,netbook.Kemudian lembaga pendidikan juga perlu berinvestasi pada jaringan internet.
Dengan berinvestasi pada alat,maka akan membuat pengusaha terus memperbaharuinya. Seiring dengan itu, Marketing Director Inti Education Group Kenny Dewi Juwita mengaku, bila ingin proses belajar mengajar yang dilakukan menjadi efektif, maka harus meningkatkan kualitas hubungan peserta didik dan pendidik. Semuanya dapat dibuat menarik bila guru ingin efektif dalam mengajar bidang studi apa pun.
Semuanya dapat dibuat menarik dan menyenangkan apabila pendidik telah mengetahui bagaimana menciptakan hubungan saling menghargai dan saling mengerti dengan siswanya.Untuk itu, pendidik sepertinya perlu mulai mencoba pendekatan interaktif yang dapat membantu peserta didik mulai meningkatkan motivasi belajar siswanya.Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi. Misalkan saja pada internet.Teknologi internet menunjang peserta didik yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan.
Metode talkdan chalk dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail,mailing list,dan chatting.Melalui mailing list,pakar akan berdiskusi bersama anggota mailing list. Metode ini mampu menghilangkan jarak antara pendidik dan peserta didik. Suasana yang hangat dan nonformal pada mailing list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif. Sebenarnya memanfaatkan teknologi dalam pengajaran bukanlah hal baru.
Namun,beberapa pendidik masih belum terbiasa dengan teknologi tersebut.Termasuk penggunaan komputer dan internet sebagai salah satu wacana pencarian bahan mengajar. Sementara, peserta didik yang diajarkan sudah sangat terbiasa dan nyaman dalam menggunakan segala jenis teknologi tersebut. Karena itulah,menurut Kenny, semua pihak harus mendorong pendidik untuk mau belajar teknologi yang sekarang berkembang. Jika tidak, bukan mustahil pendidik akan dianggap setengah mata.
Tidak menutup kemungkinan semua bahan belajar yang akan diajarkan kepada peserta didik sudah terlebih dahulu dikuasai. ”Peserta didik bisa mengunduh bahan pelajaran yang banyak tersedia di internet,”tuturnya. Sementara pegiat teknologi informatika (TI),Bonatua BV Napitu, menambahkan, dalam menggunakan teknologi, lembaga pendidikan semestinya juga harus mempertimbangkan apakah hal itu akan membuat peserta didik terbantu dan termotivasi.
”Kalau hal itu benar- benar terjadi, maka lembaga pendidikan harus segera mempergunakan teknologi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya,” katanya. Bonatua menjelaskan, teknologi yang dimaksud tidak selalu mahal. Lembaga pendidikan bisa saja membuat jaringan internal pada komputer yang ada. Kemudian, pengajar atau peserta didik membuat sebuah isu yang terkait dengan pelajaran.Dari situ,pengajar bisa mengetahui peserta didik mana saja yang aktif dalam menanggapi isu tersebut. ***
Sumber: seputar-indonesia
Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi untuk pendidikan. Namun, belum banyak masyarakat Indonesia yang mempergunakan teknologi, khususnya internet sebagai alat yang memudahkan proses belajar mengajar.Padahal,pada saat ini peserta didik tidak cukup hanya mengandalkan informasi yang diberikan pengajar, tapi harus mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari luar pendidikan resmi.
Director Laureate International Universities Network Gordon Lewis menjelaskan, sekarang merupakan waktu yang tepat bagi lembaga pendidikan di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar. ”Kalau tidak membiasakan dari sekarang, pada masa mendatang pendidikan Indonesia bias semakin tertinggal,”jelas Lewis.
Di banyak negara,penggunaan teknologi seperti internet ataupun Facebook dalam proses belajar mengajar sudah kerap dilakukan. Bahkan, sejumlah guru di luar negeri sengaja memberikan tugas kepada peserta didik untuk berkenalan dengan pelajar dari negara lain. Hal itu dimaksudkan untuk membiasakan peserta didik berdialog dengan pelajar lain yang tidak dikenal.
Di sisi lain, tugas tersebut juga memungkinkan peserta didik untuk mencari informasi mengenai budaya dan pengetahuan di negara lain.Hal ini tentunya akan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan jaringan. Sebuah hal yang sulit dilakukan, jika lembaga pendidikan tidak mulai memanfaatkan teknologi untuk proses belajar mengajar. ”Hal sama juga bisa dilakukan pendidik,”tutur Lewis.
Dengan mempergunakan teknologi, tatap muka antara pendidik dan peserta didik bisa berkurang. Persentasenya bisa 25% dengan telekonferensi dan sisanya tatap muka secara langsung, atau 50% telekonferensi, sisanya tatap muka.Telekonferensi bisa dilakukan dengan mempergunakan jaringan yang sudah ada, seperti Yahoo Messenger ataupun Facebook. Sumber daya teknologi yang mungkin berguna dalam proses belajar mengajar antara lain,komputer, laptop,netbook.Kemudian lembaga pendidikan juga perlu berinvestasi pada jaringan internet.
Dengan berinvestasi pada alat,maka akan membuat pengusaha terus memperbaharuinya. Seiring dengan itu, Marketing Director Inti Education Group Kenny Dewi Juwita mengaku, bila ingin proses belajar mengajar yang dilakukan menjadi efektif, maka harus meningkatkan kualitas hubungan peserta didik dan pendidik. Semuanya dapat dibuat menarik bila guru ingin efektif dalam mengajar bidang studi apa pun.
Semuanya dapat dibuat menarik dan menyenangkan apabila pendidik telah mengetahui bagaimana menciptakan hubungan saling menghargai dan saling mengerti dengan siswanya.Untuk itu, pendidik sepertinya perlu mulai mencoba pendekatan interaktif yang dapat membantu peserta didik mulai meningkatkan motivasi belajar siswanya.Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi. Misalkan saja pada internet.Teknologi internet menunjang peserta didik yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan.
Metode talkdan chalk dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail,mailing list,dan chatting.Melalui mailing list,pakar akan berdiskusi bersama anggota mailing list. Metode ini mampu menghilangkan jarak antara pendidik dan peserta didik. Suasana yang hangat dan nonformal pada mailing list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif. Sebenarnya memanfaatkan teknologi dalam pengajaran bukanlah hal baru.
Namun,beberapa pendidik masih belum terbiasa dengan teknologi tersebut.Termasuk penggunaan komputer dan internet sebagai salah satu wacana pencarian bahan mengajar. Sementara, peserta didik yang diajarkan sudah sangat terbiasa dan nyaman dalam menggunakan segala jenis teknologi tersebut. Karena itulah,menurut Kenny, semua pihak harus mendorong pendidik untuk mau belajar teknologi yang sekarang berkembang. Jika tidak, bukan mustahil pendidik akan dianggap setengah mata.
Tidak menutup kemungkinan semua bahan belajar yang akan diajarkan kepada peserta didik sudah terlebih dahulu dikuasai. ”Peserta didik bisa mengunduh bahan pelajaran yang banyak tersedia di internet,”tuturnya. Sementara pegiat teknologi informatika (TI),Bonatua BV Napitu, menambahkan, dalam menggunakan teknologi, lembaga pendidikan semestinya juga harus mempertimbangkan apakah hal itu akan membuat peserta didik terbantu dan termotivasi.
”Kalau hal itu benar- benar terjadi, maka lembaga pendidikan harus segera mempergunakan teknologi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya,” katanya. Bonatua menjelaskan, teknologi yang dimaksud tidak selalu mahal. Lembaga pendidikan bisa saja membuat jaringan internal pada komputer yang ada. Kemudian, pengajar atau peserta didik membuat sebuah isu yang terkait dengan pelajaran.Dari situ,pengajar bisa mengetahui peserta didik mana saja yang aktif dalam menanggapi isu tersebut. ***
Sumber: seputar-indonesia
Sunday, July 04, 2010
Akhirnya ...
Saya berhutang budi kepada Budi yang dulu sering saya sebut-sebut namanya pada saat saya belajar membaca (walaupun sebenarnya belajar menghafal kalimat sesuai dengan gambar--biar dikira dah bisa baca, padahal baru bebas buta huruf kelas 3 SD)di bangku SD.
Selain itu saya hutang budi pada celeb ciklit kondang yang meracuni saya memanfaatkan laptop dan sambungan internet gratis di malam-malam saat musim semi dan menanti kelahiran Akira di Yokohama. Saya yang sesumbar mau menulis buku cerita baru bisa mewujudkannya di tahun ke-4.
Tentunya saya paling berhutang budi pada senior penulis drama kondang kampret
yang tak jemu-jemu memberikan semangat dan arahan (padahal saya sudah patah semangat dan salah arah). Tanpanya apa artinya
Dan saudara-saudara sekalian, saya persembahkan 2 buku anak-anak atas nama anak-anak saya dan anak-anak Indonesia yang tak perlu latah menggandrungi serial impor, dan mau membaca tulisan penulis dari negeri sendiri.
Persembahan saya :
Selain itu saya hutang budi pada celeb ciklit kondang yang meracuni saya memanfaatkan laptop dan sambungan internet gratis di malam-malam saat musim semi dan menanti kelahiran Akira di Yokohama. Saya yang sesumbar mau menulis buku cerita baru bisa mewujudkannya di tahun ke-4.
Tentunya saya paling berhutang budi pada senior penulis drama kondang kampret
yang tak jemu-jemu memberikan semangat dan arahan (padahal saya sudah patah semangat dan salah arah). Tanpanya apa artinya
Dan saudara-saudara sekalian, saya persembahkan 2 buku anak-anak atas nama anak-anak saya dan anak-anak Indonesia yang tak perlu latah menggandrungi serial impor, dan mau membaca tulisan penulis dari negeri sendiri.
Persembahan saya :
Subscribe to:
Posts (Atom)