Kala hati berjelaga,
apa saja yang dikatakan orang terdengar penuh dusta.
Semakin banyak kita bertanya,
yang ditemukan hanyalah rasa murka.
Kala hati berjelaga,
dunia seakan rumah tanpa jendela
langit-langit seakan tak akan terbuka
berjalan, berlari tak mengarah seolah sudah buta
Kala hati berjelaga,
mendatangkan tak lain air mata
penjelasan apa pun seolah tak ada guna
perdebatan ego tiada akan pernah sirna
Kala hati berjelaga,
saatnya rehat dan berkaca
menerima amukan rasa
karena semata-mata semua fana
Kala hati berjelaga,
mohonkan saja ampunan
agar semua dikembalikan
hanya kepada Sang Empunya
Kala hati berjelaga,
adalah sisa ruang tempat percaya
bahwa hidup, harta, cinta
niscaya ada untuk kemudian kembali tiada
Kala hati berjelaga
adalah waktu berjaga
bukan pemeran membela raga
tapi mengambil jarak dengan jiwa
No comments:
Post a Comment