Dalam adat Bali, lazimnya anak diupacarai otonan. Upacara ini bisa diibaratkan semacam peringatan hari ulang tahun (peringatan kelahiran).Upacara ini dilakukan setiap 210 hari sekali (6 bulan Hindu, 1 bulan Hindu = 35 hari). Hal ini berdasarkan perhitungan Saptawara (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara), Pancawara (Umanis, Paing, Pon, Wage, Kliwon), dan Wuku yang jumlahnya 30 (1 wuku berlaku untuk 1 minggu / 7 hari). Jadi, sewaktu Akira lahir, misalkan tanggal 18 Juni 2005, hari ke-210 dalam penanggalan Bali setelah kelahirannya diadakan upacara Otonan.
Karena umat Hindu percaya adanya kelahiran jiwa kembali (reinkarnasi), upacara otonan ini seperti yang tertera di Babad Bali bertujuan untuk menebus kesalahan-kesalahan dan keburukan-keburukan si bayi di kehidupan terdahulu, sehingga dalam kehidupan sekarang mencapai kehidupan yang lebih sempurna.
Ternyata, ada upacara ini ada urutannya tersendiri.
1. Ayah dan ibu bayi mebeakala
dengan tujuan menghilangkan
cuntaka karena melahirkan. Setelah melahirkan, seorang wanita dianggap tidak suci dan suaminya juga sampai hari ketiga berpredikat
sebel. Mereka baru diperbolehkan ikut peribadatan kembali jika sudah disucikan melalui upacara
mebeakala .
Dalam upacara ini, pertama-tama aji dan ibu diberikan semacam daun untuk digosokkan ke tangan dan kaki . Setelah itu lalu tangan kami diperciki air suci untuk membersihkannya. Kemudian air suci dipercikkan ke kepala kami diperciki 3 kali, diminum 3 kali , dan terakhir untuk membasuh muka dan kepala.
2. Berterimakasih kepada Nyama bajang dan kandapat
Masyarakat Bali percaya bahwa selama bayi dalam kandungan sampai lahir selain dilindungi oleh Tuhan YME dalam wujud Nyama bajang dan kandapat. Nyama bajang adalah 108 kekuatan Tuhan YME yang memiliki andil dalam proses reinkarnasi, sedangkan kandapat berasal dari dua kata Kanda Pat ( Empat Teman: Kanda = teman, Pat = empat) yaitu kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang selalu menyertai roh (Atman) manusia sejak embrio sampai meninggal dunia mencapai Nirwana."Keduanya diundang" untuk dihaturi sesajen sebagai ucapan terima kasih karena telah merawat bayi sejak dalam kandungan sampai lahir dengan selamat.
3.Tattwa
Dalam ajaran Hindu, tattwa (yang artinya kebenaran) adalah dasar penyembahan kepada Tuhan YME. Meskipun di dalam budaya Bali nama Tuhan YME dikenal dengan trimurti: Brahma (manifestasi pencipta), Wisnu (manifestasi pemelihara), Siwa (manifestasi penghancur). Oleh sebab itu segala yang diciptakan Tuhan YME akan melalui satu siklus yang sama ; lahir, hidup dan mati . Upacara ini dilakukan di mrajan (tempat sembahyang milik keluarga).
4.Si Bayi natab banten bajang colong
Bajang Colong adalah nama dari salah satu Nyama Bajang (sifat Tuhan yang 108 itu). Bajang Colong diperlakukan khusus dengan maksud agar si anak yang diupacarai terbebas dari sifat-sifat atau naluri mencuri. Colong atau Nyolong artinya mencuri. Salah satu sifat dasar manusia adalah naluri untuk mencuri. Tidak ada manusia yang sama sekali terbebas dari naluri "jahat" seperti ini, yang bersumber dari "Sad-Ripu" (enam musuh di dalam diri manusia) yakni : kama (nafsu), lobha (serakah), kroda (marah), mada (mabuk), moha (sombong), dan matsarya (cemburu, dengki, iri hati). Dari kama, lobha, dan matsarya terbentuklah naluri mencuri. Sad-Ripu jika tidak dikendalikan dengan waspada dan bijaksana, akan menyuburkan sifat-sifat keraksasaan atau yang dikenal dengan istilah Asuri-Sampad. Sedangkan asuri-sampad dapat mencelakakan manusia dalam artian diri pribadi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya.
Ada juga acara dimana dua ayam hidup disentuhkan ke kaki Akira, lalu ada semacam acara simbolis menggosokkan kedua bahu dan kaki Akira dengan daun yang disemat yang menandakan doa agar Akira nantinya sanggup menangggung beban. Terus Akira menjejakkan kakinya ke tanah dan masuk ke kurungan ayam tiga kali . Sesudah itu Akira boleh memilih mengambil benda yang ada di bak mandinya (ada bunga, uang, perhiasan, telur)
5. "mepetik"
Di acara ini Akira dipotong rambut, simbolis saja : sebelah kiri, kanan, depan, belakang. Cara motong nya juga khusus, gunting yang dipakai harus melalui cincin sementara Akira terus meronta-ronta meski sudah dipegangi Aji, ibu dan pemangku (pemimpin adat).
6. Si Bayi "mapag rare" (disambut kelahirannya) di Sanggah pamerajan, memberi nama, dan menginjakkan kaki pertama kali di tanah didepan Kemulan.
7. Si Bayi menerima lungsuran (prasadam) Hyang Kumara yaitu manifestasi Hyang Widhi yang menjaga bayi.
8. Si Bayi "mejaya-jaya" dari Sulinggih, yaitu disucikan oleh Pendeta atau Pemangku adat.
Nah, ternyata masih banyak contekan yang ibu butuhkan untuk membuat tulisan kayak gini. Kalo ada yang tahu lebih banyak tentang otonan, tolong dikoreksi ya!
]
http://ankerzone.wordpress.com/2007/02/20/otonan/
http://www.babadbali.com/pustaka/ibgwdwidja/ibd.php?id=26
http://stitidharma.org/modules.php?name=Content&pa=print_page&pid=114http://bali.sawadee.com/religion.htmhttp://www.klubkokos.com/guidebook/baby_3mth.htm