Sunday, September 19, 2010

Menangislah demi kesehatan tubuh dan jiwa


Beberapa orang menganggap saya adalah manusia yang terbuat dari air. Sedikit saja bercerita tentang hidup di masa lalu, saya langsung meleleh. Tak jarang juga saya tanpa tahu sebabnya membuat orang meleleh.

Dalam perkara tangis-menangis ini, memang ada beberapa keanehan yang saya alami. Pertama, rasanya memang juga ada semacam reaksi kimia dengan orang-orang tertentu di sekitar saya, sehingga saya dan orang bisa saling mempengaruhi untuk menangis. 

Sebutlah kawan A, yang packagingnya bak beton, kata-katanya pedas dan wataknya lebih keras dari pada kelom tasikmalaya. Tapi urusannya kalo saya sudah berdua dengan dia, saling bercerita tentang "jeroan", (perasaan)  waduuuh... mata kita langsung seperti danau kalimutu yang berwarna warni. Tentunya orang lain heran kalau mendapati manusia seperti dia bisa mewek sambil tertawa dengan saya. Dan settingnya juga biasanya tidak pernah cantik, dan diatur, jadi entah itu di kantin meong atau kantin lainnya yang panas dengan makanan tak jelas. Dan sebaliknya, saya pun bisa dibuatnya mewek karena setting hidupnya sedikit banyak mirip pahitnya. 

Ada juga kawan B, yang kalau disebut dekat juga tidak dengan saya, tapi seringnya kita berjauhan tapi juga saling teringat. Ada di suatu masa, kami duduk bersebelahan di sofa kantor, menatap layar televisi. Ruangan saat itu agak sepi, dan kami saling bertanya tentang keadaan masing-masing sambil bisik-bisik. Setelah itu, terjadilah keanehan, mata kami tertuju pada televisi, mulut bergantian berbisik, tapi mata kami bercucuran air mata. Orang yang memergoki kami jelas heran, karena acara televisinya adalah berita dan bukan sinetron, tapi kenapa bisa dua orang menonton TV sambil matanya berair. Dua orang yang aneh!

Tapi saya rasa orang yang bisa menangis di hadapan orang lain adalah orang yang hatinya masih bersih. Linangan airmata perlahan ataupun deras disertai sesenggukan adalah karunia dan cerminan perasaan yang mulia. Getaran emosi orang yang menangis sesungguhnya sering membuat saya merasa menjadi manusia yang berarti di hadapan Tuhan. Seperti halnya menyaksikan kehebatan orang lain, bulu kuduk saya bisa merinding dan airmata meluncur tak terbendung, disaat ada orang yang menumpahkan tangisnya kepada saya yang seringkali menganggap saya bebal atas nasehat orang lain, saya bisa merinding dan ikutan menangis. Walau seringkali saya tidak mengerti sedalam apa sedih orang itu, dan bagaimana bisa menolongnya. Meskipun dari dulu sudah ada lagu " Don't cry out loud" yang menyarankan orang untuk menyimpan baik-baik perasaannya dan tak boleh menangis keras-keras, saya rasa pencipta lagunya tidak adil karena menasehati orang untuk menahan tangis. Airmata itu sudah bagian dari ciptaanNya dan sifatnya seperti namanya itu : air, jadi pasti harus mengalir. Kenapa harus ditahan?

Saya juga tidak setuju jika ada kriteria siapa yang boleh menangis. Apakah karena urusan mengalirkan air mata itu hanya bagian dari satu jenis gender? Apakah tangisan itu menandakan gender itu lemah? Apa hubungannya kelemahan dan air?

Kalau ada pihak pemberi grant kepada pendukung gerakan menangis, saya pasti sudah daftar sejak pendonor tiba. Kalau boleh malah saya mau memperjuangkan kesamaan hak dan memberikan jaminan kepastian hukum bagi siapa saja yang perlu menangis tanpa memandang gender atau derajat orang tersebut karena :

1. Menangis itu melegakan
Airmata mengandung zat mangaan, yang mempengaruhi temperamen dan zat prolaktin, yaitu hormon yang mengatur produksi  ASI. Pelepasan kedua zat ini terjadi untuk meredakan ketegangan dengan cara menyeimbangkan tingkat stress fisik dan pembuangan kedua zat tadi dapat menghilangkan unsur-unsur kimia sehingga si pelaku merasa lebih baik. Walaupun anda tidak menyusui, aliran airmata yang spontan (bukan dibuat-buat) akan melegakan perasaan secara alami, sehingga obat penenang atau zat additif lainnya tidak perlu didekati.


2. Menangis itu sehat!
Menurut peneliti Margaret Crepeau, Ph.D., Professor dari  Marquette University, orang yang lebih banyak menangis tigkat kesehatannya lebih baik dibanding orang yang sakit maag atau sering perut kembung. Dan penelitian pada anak-anak menunjukkan, anak  yang tenang adalah anak-anak yang dapat menangis untuk mengekspresikan kesedihannya.

Tapi tentunya, segala sesuatu itu, meskipun baik sifatnya, tidak perlu berlebihan. Menangislah, jika memang sesuatu begitu mengganjal dan menyesakkan dada. Itulah sebabnya ada tisue diciptakan di dunia. Itu juga sebabnya kenapa manusia diberikan bahu, untuk meminjamkannya kepada orang lain yang membutuhkan. 

Dan saya juga bisa menerima, jika saat ini ada kawan saya yang memilih untuk menangis sendirian. Walaupun ia tahu, saya dan kawan-kawannya sungguh ingin meringankan bebannya. Cuma satu pesan saya, kalau malam-malam yang lalu ia menjadi kalong untuk mengerjakan sesuatu, semoga malam-malam ini ia tidak melewatkannya untuk terlalu banyak air mata. Paling tidak, jika memang melewatkan sepanjang malam berteman air mata, semoga sebelum burung berbunyi, doa saya bisa meredakan airmatanya.











  Don't Let The Sun Catch You Crying lyrics