Wednesday, April 30, 2014

The box










Banyak orang menikah dengan mempercayai mitos bahwa pernikahan adalah sebuah kotak yang indah dengan segala yang mereka dambakan : kebersamaan, kedekatan, pertemanan, dll.

kenyataannya adalah pernikahan merupakan awal dari kotak yang kosong. Kita harus mengisinya sebelum bisa mengambil isinya. Tidak ada cinta dalam pernikahan. Cinta berada dalam diri manusia. manusianya lah yang meletakkan cinta ke dalam kotak pernikahan.Tiada romantisme dalam pernikahan. Kita harus menyuntikkan kemesraan dalam pernikahan.

Setiap pasutri harus belajar seni dan bentuk kebiasaan memberi, mencintai, melayani, memuji pasangannya untuk mengisi kotak pernikahan.Jika kita mengambil lebih banyak dari yang kita simpan, kotak pernikahan akan kosong.

Mungkin anda pernah mendengar bahwa ada orang yang menyatakan " Setelah bertahun-tahun menikah saya begitu kecewa menerima kenyataan bahwa pasangan saya sama sekali tidak memahami saya". Oo. Ketika saya tanya apa yang teman saya ini telah lakukan agar dipahami pasangannya, ia menyatakan " Ya, tanpa harus saya melakukan apa-apa harusnya dia tahu dong, paham dong mau saya apa".

Pernikahan saya juga baru menginjak di usia yang ke-12. Bukan hal yang mudah untuk menyatakan bahwa kami berupaya membuat pernikahan ini berhasil. Apapun pasalnya, ada masa-masa saat saya berperan jadi "Ratu Sejagad" yang murka dan membangun benteng pertempuran. Di kala itu, saya juga yang harus menghancurkan benteng tempur  yang saya bangun, dan mengakui kesalahan saya.
Ada juga saatnya pasangan saya teracuni oleh ego kelaki-lakiannya dan membangun parit pemisah komunikasi. Begitu besar potensi untuk masing-masing dari kami untuk mau menang sendiri, merasa benar sendiri, menuding, menyalahkan, memojokkan. Sungguh perasaan nikmat tak terhingga untuk dikendalikan amarah dan dibutakan oleh keinginan untuk membuktikan kehebatan diri. Sejauh ini, kami beringsut di pojok pertarungan, meski tak ada wasit.

Obat paling mujarab adalah tatapan polos anak-anak yang mengingatkan kami untuk mengisi kembali kotak pernikahan itu bukan hanya dengan cinta nafsu sepasang perempuan dan lelaki, namun doa untuk keberlangsungan pernikahan.

Terima kasih, nak, membuat Ibu dan Aji tetap di jalur ini,  Anugrah Tuhan yang tak tertandingi sepanjang hidup kami.











No comments: