Tuesday, July 25, 2006

Heboh Gempa

Hati siapa yang tidak miris melihat foto-foto pemberitaan tentang gempa di Yogyakarta dan daerah lainnya. Ternyata dampak pemberitaan ini menimbulkan reaksi yang tidak lucu.

Contohnya, sesudah gempa terjadi di Jakarta pada hari Senin, 10 Juli penduduk Jakarta jadi was-was. Apalagi sempat diisukan akan ada gempa-gempa susulan dengan skala reichter 8. Seorang cenayang terkemuka di Indonesia malah menakut-nakuti bahwa Jakarta akan terkena gempa hebat yang disusul tsunami.

Nah. Pada hari Rabu, saya berada di wilayah segitiga emas untuk mengawasi ujian tertulis para pegawai suatu bank swasta. Sekitar pukul 6 sore , mereka sedang berkonsentrasi penuh mengerjakan bagian menyimak dan saya-sang guru-- sedang agak mengantuk lantaran meminum obat flu, jadi getaran gempa tidak langsung terasa. Sekitar beberapa detik benda-benda bergoyang di dalam ruangan, salah seorang diantara mereka berteriak " Eh, gempa!!" yang lainnya mendadak sontak langsung saling berpandangan dengan tegang. Sebelum saya sempat berpikir, tiba-tiba kelima orang tersebut berhamburan keluar ruangan. Kerongkongan saya tercekat, karena bingung mau berbuat apa. Maunya sih langsung ikutan kabur, tapi begitu sampai di muka pintu, saya teringat "Oh iya. soal ujiannya gemana?? Masak mereka tinggal begitu saja?". Dasar namanya guru, biarpun ada ancaman gempa kalo kudu meninggalkan bahan ujian mah judulnya gak ada cerita. lah, kalo teryata tidak ada gempa dan soal ujian menjadi bocor? Itu namanya lebih gawat dari gempa! Jadi..balik lagilah saya ke dalam ruangan, memunguti kertas soal dan lembar jawaban plus kaset sambil gemetar. Setelah itu secepat kilat menuju anak tangga dari lantai 7 ke lantai dasar.

Sesampainya di bawah, sebagian besar orang yang tadinya masih bekerja di dalam gedung berkerumun dan sibuk menelepon atau ber-sms ria untuk mengecek para kerabatnya. Walaupun ternyata tidak terjadi apa-apa, kelihatan wajah semua orang tetap tegang dan mereka bergegas pulang. Saya clingak-clinguk mencari para murid saya ditengah kerumunan tersebut dan melambaikan tangan diantara riuh rendah suara mereka. Tahukah apa komentar para murid tersebut " eh, ibu... sorry ya kami tinggal. abis...panik!" sambil cengar-cengir. Setelah itu mereka pun lebih memilih pulang dibandingkan meneruskan ujian. Namanya juga murid, biarpun udah dewasa dan nota bene employee, kalo urusan ujian tetep aja pengennya menghindar!

Itu baru kehebohan pertama. Kehebohan lainnya adalah pembantu rumah tangga kami ujug-ujug murung selama beberapa hari, menangis dan kerja ogah-ogahan setelah mendengar berita di TV yang menyebutkan kemungkinan Jakarta akan terkena gempa. Sang pembokat bilang dia mau pulang kampung karena tidak mau mati terkena gempa di Jakarta. Halahhhhh..kami serumah dibuat bete olehnya!

Lalu kehebohan terakhir terjadi di kantor saya hari ini. Sekitar jam 1 siang, satpam mengatakan bahwa semua karyawan harus turun ke bawah sebelum jam 2 karena ada keadaan darurat. Saya kira keadaan darurat yang dimaksudkan adalah ancaman bom, sehingga sebelum jam 2 saya sudah kabur ke lobby. Di dalam lift, barulah saya tahu bahwa kami digiring ke bawah karena katanya akan ada gempa. Sempat terpikir juga, kenapa bisa ditentukan jam 2 bahaya gempa ini akan terjadi. Memangnya ada cara menetukan waktu datangnya gempa? Canggih amat!

Dan setelah sekitar satu jam idle di lapangan parkir, beberapa kawan sudah kabur pulang kegerahan. Konyolnya lagi salah seorang ex direktur kami sempat meracuni kami untuk pulang saja. (dalam hati : pulang dan dipotong gaji? No way lahhh). Satu jam cengo, dan getaran sedikit acan tidak terjadi. Lega? iya. Bete? BANGETTT!!! Lebih-lebih setelah terungkap bahwa kabar gempa ini bersumber dari SMS misterius yang diterima salah seorang pegawai. Tanpa dicek keabsahannya, para satpam ini langsung bereaksi.

Ternyata bukan kami saja yang dikerjai oleh SMS iseng tersebut. Mereka yang bekerja di gedung pencakar langit di JL Thamrin juga ternyata sempat terpengaruh dan panik pulang. Huh...!!!Coba ya, itu orang yang bikin isu , tangkep aja!

3 comments:

Niken said...

Wah, itu para murid, pasti seneng bgt ga perlu ngelanjutin ujian ya. Trus, ujiannya ganti hari ga? (kok jd penasaran?). Shinpai ya, ada ramalan gempa-tsunami di Jkt. Tokyo jg diramalin bkl ada gempa..tp yah..tiap hari pd kerja aja disana, ga pada minta pulkam..

Mariskova said...

Ealaahh Ken, kayak gak pernah ngerasain gempa ajah ;(
Laen kali jangan lari yah! Kumpulin tuh kertas ujian, ambil dompet, trus nyungsep dibawah meja. Begitoooo kan?

Kenny Sanjaya said...

yahhh kalo gedungnya memang tahan goncangan gempa kayak di Jepun mah gue kagak ngeper! Nah ini, gue dilantai teratas, mana gedung tua,kalo ambruk mah wasalam!