Monday, April 02, 2007

Uang Bujang


Suatu siang, seorang teman berseloroh sambil garuk-garuk kepala
"Hari ini aku bener-bener apes.."
"Kenapa ? " sahut saya heran melihat air muka kawan ini yang tak biasa.
"Karena aku bangun kesiangan, mobilku yang dibawa sama istriku."
" lah terus? kau masih bisa naik mobil istrimu kan ke kantor?"
" Bukan itu masalahnya. Begitu istriku bawa mobilku, di tengah jalan mogok"
" wah kasian banget istrimu"
" yeee... denger dulu, begitu mogok, dia tinggal di jalan dan dia telpon derek mobil untuk dibawa ke bengkel tanpa sepengetahuanku"
" emang kenapa musti minta ijinmu?"
" itu mobil di betulin di bengkel, sesudah beres baru aku di telepon bahwa mobilnya akan di anter ke sini. Aku baru tahu barusan, bahwa itu mobil baru dari bengkel."
" tunggu dulu deh, aku gak ngerti kenapa apesnya. Itu mobil mogok, dibenerin di bengkel, sekarang udah bener, dianterin ke sini, Apa apesnya dirimu?"
" Masalahnya di celah dekat karburator mobilku itu , aku selipin duit bujangku, uang bonus yang gak aku setorin ke istriku"
" uuu!! dodol lu ah! sukurin! Biar rasa tuh duit ilang!!"
Dan jadilah temanku itu bahan sumpah serapahku dan kawan wanita penghuni kantor kami. Bagus gak gue pukulin tuh!

Duit bujang, buat beberapa suami masihlah perlu, bahkan merupakan hak yang tak bisa dikutak-kutik. Meskipun ada yang terang-terangan bilang keberadaan uang bujang ini kepada sang istri, ada juga yang ngumpet-ngumpet macam si temen saya yang hampir dipukulin para cewek di kantor karena pengakuannya menyembunyikan uang bonus di dekat radiator mobilnya.

Ada satu kawan lagi mengungkapkan pengalamannya:
" Kalau saya, uang gaji memang tidak semua saya berikan kepada istri".
" Kok gitu sih?" jawab saya sengit, merasa tidak dipercaya (padahal saya bukan istrinya)
" Ya, gemana, kalo saya kasih semua, gawat urusannya, bisa habis!"
" Terus, kalo disimpan buat apa?
" Ya, kalo tiba-tiba anak sakit, atau ada kebutuhan mendadak, kan saya masih pegang
uang"
" sejauh ini, sering gak uang simpanan itu digunakan?"
" Ya... relatif lah" sambil senyum-senyum penuh rahasia
" Terus, kepake juga gak sama bapak sendiri?"
" hehe..heh, ya suka juga"
" tuh kan. curang ah! buat apa? hayo ngaku!"
Kawan saya itu cuma tertawa terbahak-bahak. Entah menertawakan kesewotan saya atau mengakui indikasinya berbuat curang.

Sementara saya dan suami, saking kompaknya suka bareng-bareng boros dan berakhir dengan keadaan sama-sama bokek. Cilaka... Akhirnya malah saya jadi mikir... perlu juga kali ya saya punya uang bujang. Bukan untuk mengelabui suami, tapi itu lhooo...menyisihkan sebagian uang untuk jaga-jaga. For the rainy days.

Menurut pengakuan teman saya sih, suaminya biasa tertib menyimpan uang cadangan. Hebatnya, uang cadangan ini bisa cukup untuk mengongkosi teman saya ini pulang ke tanah air. Wah..kalo dengan uang cadangan saya bisa jalan-jalan ke Jepang... kan lumayan juga , bukan???
Kalo gitu, pada kencan saya berikutnya dengan suami , akan saya ajukan ah, proposal uang bujang ini.


picture: www.academicaffairs.ucsd.edu

2 comments:

Niken said...

Wah, itu temen dibales sm Tuhan ya, ga mau bagi2 kebahagiaan biar sama istri tercinta jg..tck..tck.. iya, Ken, mending kita jg punya uang bujang, kalau ada apa2 ga perlu gedor2 pintu ATM (eh disana ATM 24 jam sih ya). Kl suami, saking tertibnya nyimpen uang cadangan di bank & males ngambilnya, kl ada hal mendadak bisanya malah ngutang aye..bete ga sih!

Laksono said...

tergantung tujuannya saya pikir, kalo cuma untuk jaga-jaga ya gak ada salahnya. tapi uang bujang yang disembunyikan dari istri untuk tujuan gak baik ya saya rasa itu yang aneh :D