Saturday, November 05, 2005
Tragedi Wadomachi
Hari Jumat, tgl 4 November 2005 kami sekeluarga keluar rumah untuk berbelanja. Sejak pindah ke daerah Nishi Kamadai, ibu belanjanya di convenient store/ supermarket dekat rumah. Paling jauh ke Kamihoshi Kawa, naik bis. Sebenarnya ada pasar Wadomachi yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki; tapi dengan catatan berbadan kuat-bernafas panjang-dan tidak membawa anak-anak. Ya, soalnya harus menaiki tangga yang tuinggiiiiii... sekali. Saking tingginya sampai2 pasar Wadomachi ini dijuluki "negeri seribu tangga". Konon ada ibu lurah dari Makasar yang diajak menempuh tangga keramat itu, dan berkomentar "astaga...saya mau mati rasanya" dan tidak sanggup pulang ke dormnya sehingga memutuskan menginap di rumah salah satu teman saking kecapekan.
Nah, kami tidak berjalan kaki dan menaiki tangga tsb, tapi naik bis dan jalan sedikit. Toko pertama yang kita masuki adalah Sotetsu Rosen Supermarket. Di situ Wisnu minta dibelikan coklat (seperti biasa) dan kami beli sereal, batu batere dan nenas potong. Waktu di kasir, aji menyerahkan dompetnya kepada ibu dan ibu mengeluarkan 10 ribu dari situ; ternyata belanjaan sekitar 1800-an jadi ibu masukkan lagi uang 10 ribuan tsb dan mengambil 2 lembar uang ribuan. Seingat ibu, setelah mengeluarkan uang, dompet aji ibu letakkan di meja kasir dan bergegas mengangkat keranjang belanjaan untuk memasukkan belanjaan ke dalam plastik (catatan: di Jepang, kalau kita belanja di supermarket, kasir tidak memasukkan barang2 ke dalam plastik, tapi kita harus memasukkannya sendiri di tempat khusus sesudah selesai membayar) .
Dari situ kita jalan ke drug store untuk membeli susu untuk Akira (karena Akira harus mulai ditambah susu formula) dan dot. Waktu mau membayar, aji bertanya "Dompetku di ibu ya?". Ibu rogoh2 kantong celana, lah... kok gak ada? Dicari-cari di dalam tas, juga gak ada. Haiyahhh celaka dua belas!!!!
Untung masih ada uang 2 ribu di dompet ibu untuk membayar, tapi dompet aji dimana???? Uangnya memang cuma ada 10 ribu, tapi ID card, ATm, Credit card dan kartu2 lain ada di situ!!! Kumaha kalo hilang?
Perasaan ibu sih itu dompet ketinggalan di supermarket, jadi kita balik lagi ke supermarket Sotetsu Rosen. Mana kasirnya ternyata sudah gak ada, dan manajer yang kita datangi mukanya blank gitu--gak ngerti bahasa Inggris kali ya. Aji pun menelepon Hagiwara, salah satu teman Aikodo yang tinggal di dekat situ untuk menerjemahkan ke dlm bhs jepang dan bicara di telp kepada manajer tsb. Tetap aja si manajer bilang gak ada tuh dompet ketinggalan di situ. Akhirnya kita berdiri mematung kebingungan di depan supa itu. Mau gemana?
Ibu memutuskan berjalan menyusuri Wadomachi --siapa tahu dompet aji terjatuh pada saat kita meninggalkan supermarket dan menuju drug store. Tapi ternyata memang tidak ada juga itu dompet. Dalam hati terbersit sekilas harapan ,"ini kan di jepang, pasti ada deh yg nemuin dan mengembalikannya'.
Ternyata, Hagiwara datang ke supermarket tsb dan mencoba bertanya lagi pada manajer dan kasir yang lain. Malahan kasir yang tadi melayani transaksi kita sempat bicara dan menegaskan bahwa dompet itu tidak ada di mejanya. Wahhh..lemas rasanya. Kita sempat mematung dan sedang berpikiran akan melapor ke polisi. Tiba2, handphone Aji berbunyi.
Karena yang menelepon berbahasa Jepang, telepon diserahkan kepada Hagiwara. Ternyata apa? Telepon itu dari staff Yokohama University yang memberitahukan bahwa seseorang TELAH MENEMUKAN DOMPET DI DEPAN KLINIK GIGI DI WADOMACHI. Huahhh...lega benar rasanya!!!
Aji dan Hagiwara mendatangi klinik gigi tsb dan ternyata seorang staff klinik gigi tsb lah yang menemukannya. Berarti dompet itu terjatuh di jalan saat kita melewati depan klinik menuju drug store.
Sesudah itu Aji dan Hagiwara kembali ke depan supermarket tempat ibu dan Wisnu menunggu. Dan menurut Hagiwara, kita sebaiknya membelikan sesuatu untuk orang yang menemukan dompet dan supaya enak dengan supermarket Rosen, kita belilah kue yang dibungkus dan memang peruntukannya sebagai hadiah. Waku kita papasan sama si manajer, tau gak dia bilang apa? "Yokata nee...." dan mukanya yang lurus itu kok ya bisa berubah sumringah pisan!
Ya, pengalaman. Untung hilangnya dompet di Jepang, jadi kemungkinan dikembalikannya lebih besar. Uang utuh! Surat-surat lengkap dan dompet kembali ke tangan.Coba kalo di Indonesia?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
wah... untung ya dompet nya ketemu... huebat juga di Jepang. Kalo di NL ya udah ilangggggggg he he he he..
Post a Comment