Mengutip dari tulisan Nino Sujudi, pemimpin redaksi majalah Men's Health :
" Mungkin sebagian besar orang akan keberatan untuk berpisah dari hal-hal yang punya arti di masa lalu".
Nino memberikan ilustrasi menarik tentang kawannya yang akan pindah ke London dan "menyikat" habis barang-barang miliknya untuk dilego pada garage sale, dan menenteng 1 luggage saja ke London. Alasan kawannya itu sederhana saja, banyak benda-benda dari masa lalunya tidak perlu selalu "menempel" padanya, apalagi jika benda itu tidak pernah dipakai lagi. Cukup disimpan dalam memori atau album foto.
sederhana saja, " Release the past, grasp the future".
Ya, ya, ya.
Saya termasuk orang yang masih harus belajar untuk melepaskan barang-barang dan hal-hal di masa lalu. Kotak pensil hadiah dari kuis majalah Bobo sewaktu SD saja masih saya simpan dengan dalih itu doorprize pertama dalam hidup saya. Belum lagi diktat kuliah jaman jebot, plus surat cinta monyet yang mulai pudar tintanya. Hm. Mau disimpan sampai kapan?
Selain itu, perasaan-perasaan lama, kalo mau dibongkar di laci-laci hati saya: masih ada. Apa yang si A katakan, atau B lakukan kepada saya atau apa yang tidak dilakukan C kepada saya. Semua lengkap tersimpan rapih sebagai repertoire dan jika anda menyebut nama orang tersebut, klik, otomatis ada katalog acuan embel-embel predikat dan kesan saya terhadap orang tersebut. Lalu?
Tiap tahun baru, cenderung resolusi saya adalah mendapatkan hal-hal yang baru, yang belum saya miliki. Tapi Tahun baru Saka kali ini, rasanya daftar itu harus saya ganti. Bukan lagi hal-hal yang harus saya raih, atau benda-benda yang saya miliki. Bukan. Sebelum saya meraih hal-hal yang baru, saya perlu bongkar-bongkar gudang hati saya untuk membuang hal-hal di masa lalu. Untuk apa? Supaya bisa satu hal : MAJU. MOVE ON.
Ya sudahlah, yang sudah sudah. Lembar baru seharusnya tidak tembus ke belakang halaman yang lama dan lapuk.
" Mungkin sebagian besar orang akan keberatan untuk berpisah dari hal-hal yang punya arti di masa lalu".
Nino memberikan ilustrasi menarik tentang kawannya yang akan pindah ke London dan "menyikat" habis barang-barang miliknya untuk dilego pada garage sale, dan menenteng 1 luggage saja ke London. Alasan kawannya itu sederhana saja, banyak benda-benda dari masa lalunya tidak perlu selalu "menempel" padanya, apalagi jika benda itu tidak pernah dipakai lagi. Cukup disimpan dalam memori atau album foto.
sederhana saja, " Release the past, grasp the future".
Ya, ya, ya.
Saya termasuk orang yang masih harus belajar untuk melepaskan barang-barang dan hal-hal di masa lalu. Kotak pensil hadiah dari kuis majalah Bobo sewaktu SD saja masih saya simpan dengan dalih itu doorprize pertama dalam hidup saya. Belum lagi diktat kuliah jaman jebot, plus surat cinta monyet yang mulai pudar tintanya. Hm. Mau disimpan sampai kapan?
Selain itu, perasaan-perasaan lama, kalo mau dibongkar di laci-laci hati saya: masih ada. Apa yang si A katakan, atau B lakukan kepada saya atau apa yang tidak dilakukan C kepada saya. Semua lengkap tersimpan rapih sebagai repertoire dan jika anda menyebut nama orang tersebut, klik, otomatis ada katalog acuan embel-embel predikat dan kesan saya terhadap orang tersebut. Lalu?
Tiap tahun baru, cenderung resolusi saya adalah mendapatkan hal-hal yang baru, yang belum saya miliki. Tapi Tahun baru Saka kali ini, rasanya daftar itu harus saya ganti. Bukan lagi hal-hal yang harus saya raih, atau benda-benda yang saya miliki. Bukan. Sebelum saya meraih hal-hal yang baru, saya perlu bongkar-bongkar gudang hati saya untuk membuang hal-hal di masa lalu. Untuk apa? Supaya bisa satu hal : MAJU. MOVE ON.
Ya sudahlah, yang sudah sudah. Lembar baru seharusnya tidak tembus ke belakang halaman yang lama dan lapuk.
No comments:
Post a Comment