Thursday, January 11, 2007

Akira emang tukang makan (kayak sapa yah?)

Kelakuan Akira emang beda dibanding Wisnu. Mertuaku menganalogikan Wisnu sebagai wayang golek --parasnya lembut dan hatinya perasa. Ehm. Kalo Akira? nah, itu dia, dia dijuluki Werkudara (baca: Werkudoro--Jawa atawa Werkudare--Bali) alias Bima si putra kedua Pandawa yang suaranya lantang, hatinya keras, tenaganya besar. Pernah liat iklan jamu yang gambarnya tokoh wayang yang kuku jempol tangannya panjang n runcing itu khan? Nah itu dia Werkudara.

Werkudoro adalah sosok pahlawan dalam dunia wayang kulit yang aneh: ia tidak
memiliki postur tubuh seorang ksatria pada umumnya, seperti postur tubuh
Harjuna misalnya, tapi berpostur tubuh raksasa: tinggi besar, dengan suara
menggelegar. Yang juga menarik dari watak Werkudoro adalah: dia tidak bisa
menggunakan bahasa Jawa yang halus, yang sangat ketat dalam hal tata krama dan
unggah-ungguh. Dia hanya bisa menggunakan bahasa Jawa ngoko, yaitu bahasa Jawa kasar, bahasa Jawa dari tingkatannya yang paling rendah. Tapi Werkudoro inilah, yang tidak pandai menggunakan bahasa dengan halus, yang menjadi pralambang kejujuran dalam dunia wayang kulit. Dia adalah sosok yang jujur dan satu-satunya tokoh wayang yang dikisahkan berani menyelami Samodera Minang Kalbu sampai ke dasarnya, dan bertemu dengan Guru Sucinya yaitu, Sang Hyang Dewa Ruci
begitu kata si Oom ini .


Komentar orang juga beda-beda kalo liat Akira. Ada yang bilang: bule banget ya, abis lahirnya di Jepang sih ya (apa coba hubungannya: emang Jepang bule?)

Ada lagi yang komentar : kayak kembar yah sama Wisnu (lahhh..padahal Wisnu mah hidungnya rada tinggi, Akira lebar banget. Akira mukanya bundar, Wisnu oval cenderung runcing) Mungkin karena baju yang dipakai Akira yah adalah baju-baju warisan Wisnu. Plus kepala mereka sama-sama botak (karena gaya cukuran standar hasil karya ibu)

Seringnya sih orang bilang : wah... tenaganya besar ya or enerjik ya or wahh.nanti besarnya Akira pasti gigih mencari uang (Lho???) Yahhh..kalo tebakannya bagus mah diamin-in ajah lah.

Kalo orang yang sempat melihat Akira makan , komentarnya pasti beda lagi. "hebat ya, makannya" or "jagoan makan ya" or " bukannya tadi udah makan tadi? kok masih nyamber makanan Wisnu?" Kegiatan rutin Akira di pagi hari pukul 6, adalah pup n sesudah dibersihkan, menyelinap keluar kamar menuju meja makan dan bergumam "emam,emam" n..manjat kursi deh!

Sebenarnya, piring makannya ada di atas meja makan..tapi dasar Akira, penasaran ajah pengen tahu apa yang ditutupi tutup saji. Dibukain deh semuanya...
Kalo pas nemu makan yang bercabe, dia tahu deh n gak bakalan diambil. Kegemarannya adalah Tempe goreng! Biarpun udah makan dan cemal-cemil yang lainnya, kalo ada tempe goreng langsug dah dicaplok.

Selain tempe, telur dadar juga favoritnya. Nah, kalo bisa nemu telur, begini deh gayanya. Makan bari nengadah.. mungkin gaya makan macam ini lebih seru buat seorang Akira.

Memang kalo makan nasi, Akira semaunya sendiri. Pengennya nyuap ke mulutnya sendiri (bari tumpah-tumpah tea)dan porsinya tidak mau sekaligus banyak, biasanya dalam mangkuknya hanya beberapa sendok makan tapi nambah 4 kali gitu. Kadang jurus jitu disaat susah makan adalah suguhi DVD Inai-inai ba. Pasti matanya melotot tak berkedip dan makanan yang disuapi ke mulutnya lancar terkunyah! (terimakasih ya Tante Niken yang tiada jemu merekam dari NHK!!!)

Minggu ini Akira akan mengikuti terapi bicara untuk yang kedua kalinya. Meskipun ada pendapat pro dan kontra untuk program terapi untuk Akira ini, tapi kan tidak ada salahnya mencoba percaya kepada orang yang lebih ahli bukan? Memang rata-rata ortu kan sombong --suka gak percaya sama institusi lain-- or menganggap kalo anak yang dibawa ke psikolog or terapis itu tidak normal. Menurut kami sih, kalau Akira harus dibantu belajar bicara yah mumpung masih sedini mungkin kan bisa lebih cepat mengejar ketinggalannya. Biar aja deh orang bilang macem-macem.

1 comment:

Niken said...

Akira kl liat di foto kedua mirip Wisnu kok, cm putihan & mukanya buletan ya. Kl tukang makan itu sih mirip ibunyaaa...hehhee. Iya Ken, tak pikir2 lagi Akira mgkn lebih baik ikut terapi. Kayaknya telat bicara itu wajar ya, anak kan beda2, tp kalau tau ada jalan keluarnya biar ga telat2 amat, kenapa ga dicoba? Kenny juga belajar ya biar bisa ngelatih Akira di rumah. Ganbattene!!