Friday, July 22, 2005

Siapa bilang aku tidak sayang sama adik?


Aku usap-usap kepala adik kalau dia terbangun dari tidurnya dan menangis keras subuh-subuh. Walaupun aku masih mengantuk dan sulit membuka mata. Tapi sambil mengisap ibu jari kiriku dan memejamkan mata, aku bisa mengusap-usap kepala adik!

Aku juga sering mengajarkan adik : ini namanya hair, nose, mouth, ears, eyes, head, kaki, atas, bawah, kiri, kanan. Juga bagaimana caranya melambaikan tangan sambil mengucapkan: dadah!

Kadang aku juga bacakan buku cerita yang biasa ibu atau aji bacakan kepada aku : bzzzz, bee! Meskipun halaman bukunya terbalik dan aku tak hafal semua kata-katanya, tapi aku bisa menunjukkan gambarnya dan beberapa kata dari buku itu.

Walaupun aku tidak hafal semua bait Trishandya, dan hanya tahu " Oom... mama.." aku bisikan kepada adik sebelum tidur jika aji belum pulang dari latihan aikido dan kami semua mau tidur.

Jadi jangan larang aku untuk memanjat tempat tidur adik, atau tidur di sebelahnya. Aku ingin memperhatikan wajahnya dari dekat dan memperhatikan tangannya yang meninju-meninju ke udara.


Kalau aku pencet hidung adik, itu karena aku gemas lihat hidungnya yang begitu kecil. Aku tarik rambutnya bukan karena ingin menjambak, aku ingin tahu apakah rambutnya sama dengan rambutku.
Aku lepaskan kaus kaki dan sarung tangan adik, karena mungkin adik kepanasan; aku saja kepanasan dengan singlet tanpa lengan dan celana pendekku.

Tapi mengapa setiap kali adik menangis, ibu pasti menggendongnya? Sedangkan kalau aku menangis, tidak selalu digendong. Padahal aku sudah teriak, " ibu, aji, gendong". Ibu masih sibuk saja memasak, dan aji tidak bergeming dari komputer.

Aku juga tidak mengerti kenapa adik dapat susu ibu dua-duanya, setiap saat. Aku hanya boleh minum dari botol susu dan hanya pada jam tertentu. Kalau adik minta menyusu karena haus, lapar dan ngempeng, lalu bagaimana dengan aku? Aku juga ingin minum susu kadang karena haus dan lapar dan juga ingin ngempeng. Ibu jari kiriku sudah bengkak aku hisap. Makanan yang ibu masak kadang-kadang terasa aneh di lidahku, tapi aku lapar dan ingin minum susu seperti adik.


Sejak adik lahir, ada begitu banyak barang aneh di rumah. Aku tidak mengerti kenapa ada kaus tangan dan kaki yang tidak muat aku pakai. Juga kenapa ada stroller yang begitu besar , muat untuk aku tiduri, sedangkan stroller ku kecil dan aku hanya bisa duduk di atasnya.

Kalau kita naik bis atau kereta, kenapa hanya adik yang digendong dengan jarik? Aku harus jalan kaki atau naik stroller. Dulu di Jakarta aku selalu digendong dengan jarik itu. Kenapa sekarang jadi milik adik seorang?


Dulu aku boleh membanting2 mainanku dan membuka dan menutup jendela sekeras-kerasnya. Sekarang ibu selalu melarang, " Nanti adiknya bangun". Padahal kalau aku sedang tidur, aku sering terkejut dengan tangisan adik, tapi bu tidak pernah bilang kepada adik, "adik, jangan keras-keras menangisnya, nanti bli wisnu bangun".

Ibu dan aji, aku juga sayang adik. Karena itulah aku suka menciumi keningnya. Karena itulah semua mainanku aku tunjukkan padanya. Karena itulah aku melempar bola kepadanya, supaya ia melempar balik kepadaku. Karena itulah di pagi hari begitu aku bangun dari tidur, aku hampiri tempat tidurnya.

Karena itulah, biarkan aku melakukan semua yang dilarang ibu dan aji.
Jadi, boleh kan aku mendapatkan perlakuan yang sama?

1 comment:

Zule Bernardi said...

What a lovely mother you're...
I wish I could take care my greatest gift from God just like you..
I wish I could be a nice Mommy like you...
I wish...