Friday, June 23, 2006
"samson" "giant" Akira
Tanpa terasa, Akira sudah berumur 1 tahun sekarang. Bukan bayi kecil lagi, tapi bayi besar. Si Giant atau Samson, begitulah kami memanggilnya belakangan ini. Ukuran badannya sebenarnya tidaklah overweight, tapi kalo lihat grafik pertumbuhan anak laki-laki, berat badannya sewaktu lahir berada di garis paling bawah...eh sekarang ternyata lompat di garis paling atas.
Memang makannya banyak? Ah..banyak itu kan relatif. Buktinya ibu yang makan tiada henti bak sapi yang memamah biak dan berusus 4, susah sekali naik berat badannya. Kalau ditanya apakah makannya Akira sedikit, kok ya gak juga karena sehari dia bisa BAB (Buang Air Besar) beberapa kali dalam volume banyak pula.
Si Giant ini ternyata juga tidak kegemukan sehingga susah bergerak. Wong waktu main di KFC Kemang, yang paling semangat memanjat undakan tangga adalah Akira, bukan Wisnu. Sehari-hari pun kalau mau memakaikan baju atau membasuh Akira, layaknya bergulat dengan ulat nangka (yang gak mau diam) bertenaga besar. Belum lagi kalau kita tidak terbiasa menggendongnya, Akira senang melompat-lompat dalam gendongan kita sampai-sampai celana dan popoknya terlepas. Kalau mau tidur, sibuk membanting diri ke sana ke mari; bahkan kalau dicoba ditidurkan di kamar ibu dan aji, semua barang yang ada di sandaran kepala seperti buku-buku habis dilempar dan disobek. Wisnu pun sering menjerit kesakitan saat tidur bersama karena tertindih atau disepak oleh kaki Akira yang gempal. Pagi-pagi, jam 5 subuh, begitu bangun Akira akan menampar orang yang berbaring terdekat dengannya sebagai ucapan selamat pagi (seringnya sih ibu) atau menjatuhkan diri dari atas spring bed ke atas badan ibu yang tidur dengan kasur tambahan di lantai. Siapa yang gak bakalan bangun karenanya?
Soal suara juga bisa dibilang paling keras dan lantang. Entah dia berkicau apa, tapi rasanya kalo gak teriak bukan Akira namanya. Apalagi kalau Wisnu dan Alexa sedang bertengkar dan menangis, Akira biasanya menimpali dengan suara keras "HEH" dan melotot pula.
Hal yang aneh buat kami adalah minatnya pada program khusus anak dari stasiun TV NHK Jepang. Sewaktu di Jepang memang Wisnu pasti menonton acara anak-anak dari NHK minimal sehari dua kali dan biasanya Akira nimbrung menonton atau mendengar dari ruang makan sambil disuapi atau disusui. Begitu kami kembali ke Jakarta, Tante Niken yang baik hati memberikan DVD rekaman acara tsb. Nah yang getol menonton DVD itu malah Akira, dan kalau menonton sampai tak berkedip plus marah jika ada yang menghalangi pandangannya. Seolah-olah dia mengerti bahasa Jepang saja, karena sering senyum-senyum atau mengangguk saat pembawa acara mengatakan sesuatu. Kalau kita pasangkan DVD baby Einstein, rentang konsentrasinya tidak sepanjang kalau nonton Inai-inai Ba atau Okaasan to issho.
Keunikan Akira juga adalah kalau dia jatuh atau terbentur sesuatu, dia tidak serta merta menangis. Seringnya kepala yang terantuk itu dia garuk-garuk (bukannya kesakitan tapi gatal , kali ya?). Pun kalau sedang belajar merangkak atau jalan, dia terjatuh, badannya seolah sudah siap berkelit (kata aji : Akira sudah tahu teknik menjatuhkan diri seperti di Aikido) sehingga jatuh dengan agak-agak salto dikit. Hal yang gak bakal ibu lupa waktu vaksinasi di Ward Office kanagawa, semua anak bayi minimal menjerit atau menangis saat divaksinasi, nahh...giliran Akira, dia cuma menggeram sambil melotot--gak ada air mata. Dasar Samson. Dan itu terjadi beberapa kali sehingga sulit dianggap seuatu kebetulan.
Wisnu memang rada sentimen sama Akira; mainan miliknya tidak boleh dipakai Akira, sedangkan mainan Akira menjadi properti Wisnu. Dulu Akira sering didorong sehingga tersungkur, sekarang paling dihardik "Ade Akira, jangan ya, ini punya Bli Wisnu nanti rusak". Tapi ada kalanya Akira ngotot meraih mainan tertentu, dan dengan tenaganya yang lumayan besar merenggut mainan dari tangan Wisnu. Kadang malah Wisnu diterjang hingga menangis kesakitan. Wisnu yang badannya gepeng dilewati buldozer macam Akira, ya jelas kesakitan.
Nah baju lungsuran Wisnu yang dipakai Akira (mentang-mentang anak ke-2 yah?) juga tidak semua muat di Akira --karena posturnya berbeda. Kayaknya ukuran badan mereka sebentar lagi akan sama.....dan alamat berantem berebut baju dah judulnya!!
Tuesday, June 20, 2006
Tuesday Tragedy
The lesson of today : Don't leave your kids in a car UNATTENDED. Why?
Today, aunty evi did not go to the office and decided to stay at home. Pak Ajat, the driver, had finished washing the car and was writing something. Mbak Nur was preparing Alexa's clothes and Mbak Anis was preparing Wisnu's clothes for they were about to go to the supermarket with Aunty Evi. Ibu was writing on the computer and Aunty Evi was inside--thinking that Wisnu and Alexa were in the good hands of Mbak Nur or Mbak Anis.
Alexa and Wisnu loved to play inside the car and usually pak Ajat unlock the doors and leave the windows open. But as the French say : People make the faux pas-- Sometimes things could go so very wrong.
Suddenly, we heard the music from the tape in the car became very loud and we said to the kids to turn the volume down. When Mbak Nur approached the car, she found out that the kids were jumping up and down happily in the car but all the doors and windows WERE LOCKED !!! It was 1 o'clock and the sun was really unfriendly--the machine was off and the worse thing was the KEY was inside the car. Mbak Nur tried to open the door but it was locked off.
She asked pak Ajat : " pak, where is the key?"
Pak Ajat calmedly said " it was inside".
Oh-oh.
Then we found out that there was no spare key as Aunty Evi left it at her office. Everybody went panicked. OF COURSE !!! TWO KIDS WERE LOCKED INSIDE THE CAR!!!
We tried to tell the kids to unlock the keys, but maybe because we told it frantically, they started to catch the alarming situation. They started to be sweating and crying. We became more panicked.
Ibu told pak Ajat to find the mechanic to open the door while we were trying to calm the kids down. Aunty Evi desperately was about to break the window with an umbrella as she was afraid that the kids would be out of breath or get dehydrated. Ibu began to put the rubber rim of the front window off meanwhile Pak Ajat hit the road with his scooter in his attempt to find someone who can help. It took us about 5 minute shouting to the kids to make them move the lock but at no avail. Finally the mechanic came and he managed to open the rubber band at the front window and with a thin ruler open the lock. What a relief.
The kids were trembling and crying as the doors were open. Phew!!! We were grateful that the mechanic was very skillful and manage to help us. Otherwise, we don't know what's going to happen.....
picture :www.12tomidnight.com
Akira's 1st b'day and Rai in his 7th day of life
On Sunday, we prepared cone-shaped yellow rice (nasi tumpeng) to celebrate Akira's 1st birthday and it coincided with the 7th day after Rai was born. (Rai was born a week before Akira's b'day).
It was only a simple celebration attended by only close relatives:Mbah Buyut Nunu, Mbah Didot, Mbah Ning, Mbah Gatot, Tante Pupi,Mbah Nani, Wawa Fia, Oom Subhan, Oom Levi's mother, Aki, Aji Mantra and his wife. Nini could not come because she was too tired preparing the food for us (fried chicken, sambal, crispy tempe and peanut) that her feet were swollen which make her difficult to walk.
Rai took his nap undistrubedly , yet invited comments and the awe of the guests. They said he looked just like Wisnu . ( Well, ibu thought he looked more like......Tom Cruz :) )
In fact, Rai is handsome in his own way.I
Eventhough Akira does not seem to understand fully that he was the star of the day, but he enjoys the crowd. The outfit Akira was wearing was the same one bli Wisnu wore on his 1st b'day. (yah, namanya anak ke-2, baju ultah aja lungsuran dari abangnya!). We bought the b'day cake in Holland Bakery but the half of it went to the garbage bin as Wisnu broke the plate and the cake fell to the ground with all the pieces of broken plate.
Akira got so many presents : bus toy from Aunty Yudi, clothes from Mbah Buyut and Mbah Ning, some cash from Mbah Nani, small story books from Aunty Evi. Unfortunately, the toy was dominated by Wisnu and Alexa .... so perhaps that's the irony of being a little brother-- toys go to the elder. Anyway, Akira does not mind about it (perhaps he'll do the same thing on Rai's first b'day next year).
It was only a simple celebration attended by only close relatives:Mbah Buyut Nunu, Mbah Didot, Mbah Ning, Mbah Gatot, Tante Pupi,Mbah Nani, Wawa Fia, Oom Subhan, Oom Levi's mother, Aki, Aji Mantra and his wife. Nini could not come because she was too tired preparing the food for us (fried chicken, sambal, crispy tempe and peanut) that her feet were swollen which make her difficult to walk.
Rai took his nap undistrubedly , yet invited comments and the awe of the guests. They said he looked just like Wisnu . ( Well, ibu thought he looked more like......Tom Cruz :) )
In fact, Rai is handsome in his own way.I
Eventhough Akira does not seem to understand fully that he was the star of the day, but he enjoys the crowd. The outfit Akira was wearing was the same one bli Wisnu wore on his 1st b'day. (yah, namanya anak ke-2, baju ultah aja lungsuran dari abangnya!). We bought the b'day cake in Holland Bakery but the half of it went to the garbage bin as Wisnu broke the plate and the cake fell to the ground with all the pieces of broken plate.
Akira got so many presents : bus toy from Aunty Yudi, clothes from Mbah Buyut and Mbah Ning, some cash from Mbah Nani, small story books from Aunty Evi. Unfortunately, the toy was dominated by Wisnu and Alexa .... so perhaps that's the irony of being a little brother-- toys go to the elder. Anyway, Akira does not mind about it (perhaps he'll do the same thing on Rai's first b'day next year).
Monday, June 19, 2006
Hello there
Helooooo everybody!!!! I have been looking forward to appearing in our family blog as I arrived on this beautiful earth on June 11,2006 at 6.25 pm at Duren Tiga Hospital.
Well, here I am now!
What do you say if I tell you that I weigh 3.1 kg and 48 cm long --(bli Wisnu was only 2.8 kg and bli akira was 2.795 kg when they were born!)?
My mother said that my two elder brothers slept tight after 7 pm since they were born, but I prefer to sleep long hours during the day and wake everybody up during the night. Anyway, my father is watching the World Cup so I guess he needs a company --me and of course my mother. :) Well, I am just different.
So you ask about my name-huh? I Gusti Nyoman Andhika Rai. You know, as the third son in Balinese family I have the privilidge to be called Nyoman--like my father. Andhika means fragrant, while Rai in Sundanese languange means 'younger brother' but I heard in Japanese it means "trust". Don't you all be worried of those string of words, just call me Rai. Simple and gentle, right? (It must remind you all of the weight lifter-- ade Rai -- ).
OK now, there's so much to tell, but maybe later ;)
Monday, June 05, 2006
Kiprah Sang Pak RW
Apa sih fungsinya Kepala RW? Mengepalai belasan RT? Mengkoordinasi sumbangan ? menandatangani perpanjangan KTP dan pembuatan Kartu Keluarga?
Dasar jadi warga Jakarta yang brangkat pagi pulang malam sehingga tak kenal tetangga, kami hampir tidak kenal dengan Ketua RW. Pemilihan ketua RW pun kapan, kami tidak tahu. Kalau ada keperluan kepengurusan surat-surat mah kita kontak sang Pak RT , Pak Y, yang sekaligus bisa dimintai tolong mondar-mandir ke kelurahan dengan biaya administrasi wajar dan urusan dijamin beres. Tidak pake kesal, terima jadi --begitulah istilahnya.
Sampai pada hari Minggu pagi kemarin, pak Y tiba-tiba datang berkunjung. Kami, terus terang heran juga : perasaan sih KTP yang hilang sudah selesai diurus... Hmmm...
Aji Sandy yang keluar menemui Pak Y dan mempersilakan duduk di teras. Ini juga mengherankan, kok beliau berkenan masuk dan duduk-- biasanya hanya berbicara satu atau dua kalimat di depan gerbang sembari menyerahkan surat yang diedarkan. Tumben-tumbennya juga kok nada suara Pak Y yang biasanya tidak banyak cakap kedengaran berapi-api. Ada apa gerangan?
Menurut pak RT kami, Ketua RW yang baru terpilih ini kabarnya adalah seorang warga baru pindahan dari wilayah penduduk setempat. Beliau pindah ke dalam wilayah RT kami yang potensinya agak berbeda dari RT lain yaitu merupakan kompleks pertanian dan perkebunan, selain itu beberapa rumah yang awalnya rumah dinas sudah dijual, direnovasi jadi mentereng. Disinyalir sang warga baru ini berhasil "mendekati" 14 ketua RT lain supaya terpilih menjadi ketua RW. Hal yang mengejutkan adalah beliau tiba-tiba mengusulkan sistem keamanan baru.
Pertama, uang iuran dinaikkan dari Rp 15,000 menjadi Rp 50,000 sebulan. Banyak warga berteriak keberatan karena status pensiunan tentunya megap-megap untuk nilai sekian. Selain itu kan ada iuran sampah, iuran perawatan taman, sumbangan kegiatan lingkungan yang juga harus dibayar. Kedua, semua jalan masuk menuju kompleks akan ditutup portal yang tidak dijaga. Konsekuensinya, untuk pulang ke rumah hanya ada satu pintu masuk yaitu dari Gang Arab yang sebenarnya jaraknya hampir 1 km dari jalan masuk kompleks. Ketiga, setiap kendaraan bermotor akan dikenakan biaya keamanan tambahan di luar Rp 50,000 itu, tidak hanya mobil tapi juga motor akan dikenakan "biaya keamanan".
Wah. Ternyata para warga RT kami keberatan dan akan mengajukan petisi menolak rencana tersebut karena pengalaman yang mengecewakan. Hansip yang dibayar saja ternyata tidak benar-benar melakukan tugasnya dalam artian sering tidak ada di tempat dan tidak berpatroli pada saat rawan. Rumah kami sendiri sudah beberapa kali dimasuki maling. Waktu mobil hilang dicuri, tidak ada tindakan solidaritas dari warga lain atau tindakan nyata dari Ketua RW. Lagipula kenaikan uang keamanan kelihatannya bukan jawaban bagi peningkatan sistem keamanan. Saat ini warga RT kami rame-rame agree to disagree terhadap kebijakan Pak RW.
Bagi kami sendiri, sebagai keluarga muda yang meninggali rumah orang tua barulah terpikir betapa pentingnya ikut rapat RT atau RW sesekali sehingga apa yang diputuskan mewakili aspirasi kami. Kalau warga tidak ada yang mau turun rembuk, jelas Ketua RW tersebut lebih cenderung memutuskan sesuatu dengan suara yang ada. Lebih mudah lagi kalau suara tersebut adalah suaranya sendiri bukan? Salah sendiri......
picture: www.x10.com
Dasar jadi warga Jakarta yang brangkat pagi pulang malam sehingga tak kenal tetangga, kami hampir tidak kenal dengan Ketua RW. Pemilihan ketua RW pun kapan, kami tidak tahu. Kalau ada keperluan kepengurusan surat-surat mah kita kontak sang Pak RT , Pak Y, yang sekaligus bisa dimintai tolong mondar-mandir ke kelurahan dengan biaya administrasi wajar dan urusan dijamin beres. Tidak pake kesal, terima jadi --begitulah istilahnya.
Sampai pada hari Minggu pagi kemarin, pak Y tiba-tiba datang berkunjung. Kami, terus terang heran juga : perasaan sih KTP yang hilang sudah selesai diurus... Hmmm...
Aji Sandy yang keluar menemui Pak Y dan mempersilakan duduk di teras. Ini juga mengherankan, kok beliau berkenan masuk dan duduk-- biasanya hanya berbicara satu atau dua kalimat di depan gerbang sembari menyerahkan surat yang diedarkan. Tumben-tumbennya juga kok nada suara Pak Y yang biasanya tidak banyak cakap kedengaran berapi-api. Ada apa gerangan?
Menurut pak RT kami, Ketua RW yang baru terpilih ini kabarnya adalah seorang warga baru pindahan dari wilayah penduduk setempat. Beliau pindah ke dalam wilayah RT kami yang potensinya agak berbeda dari RT lain yaitu merupakan kompleks pertanian dan perkebunan, selain itu beberapa rumah yang awalnya rumah dinas sudah dijual, direnovasi jadi mentereng. Disinyalir sang warga baru ini berhasil "mendekati" 14 ketua RT lain supaya terpilih menjadi ketua RW. Hal yang mengejutkan adalah beliau tiba-tiba mengusulkan sistem keamanan baru.
Pertama, uang iuran dinaikkan dari Rp 15,000 menjadi Rp 50,000 sebulan. Banyak warga berteriak keberatan karena status pensiunan tentunya megap-megap untuk nilai sekian. Selain itu kan ada iuran sampah, iuran perawatan taman, sumbangan kegiatan lingkungan yang juga harus dibayar. Kedua, semua jalan masuk menuju kompleks akan ditutup portal yang tidak dijaga. Konsekuensinya, untuk pulang ke rumah hanya ada satu pintu masuk yaitu dari Gang Arab yang sebenarnya jaraknya hampir 1 km dari jalan masuk kompleks. Ketiga, setiap kendaraan bermotor akan dikenakan biaya keamanan tambahan di luar Rp 50,000 itu, tidak hanya mobil tapi juga motor akan dikenakan "biaya keamanan".
Wah. Ternyata para warga RT kami keberatan dan akan mengajukan petisi menolak rencana tersebut karena pengalaman yang mengecewakan. Hansip yang dibayar saja ternyata tidak benar-benar melakukan tugasnya dalam artian sering tidak ada di tempat dan tidak berpatroli pada saat rawan. Rumah kami sendiri sudah beberapa kali dimasuki maling. Waktu mobil hilang dicuri, tidak ada tindakan solidaritas dari warga lain atau tindakan nyata dari Ketua RW. Lagipula kenaikan uang keamanan kelihatannya bukan jawaban bagi peningkatan sistem keamanan. Saat ini warga RT kami rame-rame agree to disagree terhadap kebijakan Pak RW.
Bagi kami sendiri, sebagai keluarga muda yang meninggali rumah orang tua barulah terpikir betapa pentingnya ikut rapat RT atau RW sesekali sehingga apa yang diputuskan mewakili aspirasi kami. Kalau warga tidak ada yang mau turun rembuk, jelas Ketua RW tersebut lebih cenderung memutuskan sesuatu dengan suara yang ada. Lebih mudah lagi kalau suara tersebut adalah suaranya sendiri bukan? Salah sendiri......
picture: www.x10.com
Kata siapa : I don't do math
Bermula dari seorang teman yang sedang mencari kursus matematik untuk putrinya yang duduk di bangku SD, kami jadi penasaran juga cari-cari info mengenai kursus matematika yang ada di Jakarta.Katakanlah kursus Sempoa, Mental Aritmatika, Kumon atau yang lainnya : apa bedanya? Apa bagusnya? Perlukah anak SD kursus Matematika? Kenapa tidak kursus menari, menyanyi, berenang? Eit....kenapa tidak?
Terus terang, kata "matematika' masih merupakan momok bagi kami. Kata ini langsung diasosiasikan dengan kata-kata seperti : sulit, rumit, *garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal*, IQ pas-pasan, dll. Apalagi membaca iklan yang berbunyi "Creative Math untuk umur 3-7 tahun". Hueh.... masak bocah piyik dicekokin matematika siiih?
Bukan bermaksud untuk promosi, tapi di Kompas hari Rabu memang ada iklan tentang suatu lembaga kursus matematika yang menawarkan hak franchise. Nah. Menarik juga niiih...disaat kami berfikir untuk cari lapangan usaha dan diantara rasa keingintahuan untuk mencari tahu kursus matematika seperti apa yang sekarang ada, datanglah kami ke presentasi sekaligus demo yang cukup menarik.
Mungkin beberapa hal yang dapat kami simpulkan :
1. Matematika itu bukan cuma berhitung, tetapi mengamati, membedakan (mengklasifikasi), menganalisa dan memecahkan masalah. Maka dari itu, maaf saja jika seorang anak dilatih menggunakan sempoa sehingga bisa menghitung melebihi kecepatan bayangannya (eh emangnya Lucky Luck ya?) eh maksudnya melebihi kecepatan kalkulator, bukan berarti dia pasti jago matematika. Pada saat belajar matematika, anak menggunakan kemampuan 70% thinking skills, 20 % proses, dan 10 % berhitung.
2. Belajar matematika, seperti belajar ilmu lainnya bisa dilakukan dengan menggabungkan 4 gaya pembelajaran melalui melihat, mendengar, merasakan dan melakukan. Khususnya untuk anak-anak belajar matematika dengan menggunakan alat peraga akan memungkinkan mereka menangkap "konsep matematika" dengan cara yang menyenangkan.
3. Ada 3 macam model belajar matematika
Pertama , cara tradisional (satu penjelasan)
Contoh : 1 +1 =......
Kedua, cara kebalikan (memaksakan satu solusi untuk satu masalah)
Contoh : 1 + .... = 2
2-1=1
Ketiga, cara kreatif (mendorong anak mencari banyak solusi untuk satu masalah)
Contoh : .....+ ...... = 2
4. Matematika itu ibu dari semua ilmu. (bukan bapaknya yah ternyata!). Segala sesuatu di sekeliling kita adalah peristiwa matematika.
5. Math can be and should be FUN.
mau coba untuk anda sendiri sebelum ke anak? Nah ke sini .atau ke situ.
Nah, masih mikir : I don't do math?
Pssst: soalnya kami mau buka kursus creative math niih... (he..he..) !!!
foto : public.carnet.hr
Thursday, June 01, 2006
Do it Anyway
People are unreasonable, illogical and self-centered
Love them anyway
If you do good, people will accuse of selfish, ulterior, motives
Do good anyway
If you are successful, you will win false friends and true enemies
Succeed anyway
The good you do today will be forgotten tomorrow
Do good anyway
Honesty and frankness make you vulnerable
Be honest and frank anyway
The biggest people with the biggest ideas can be shot down
by the smallest people with the smallest minds
Think big anyway
People favor underdogs but follow only top dogs
Fight for the underdog anyway
What you spend years building may be destroyed overnight
Build anyway
People really need help
but may attack you if you help them
Help people anyway
Give the world the best you've got
and you'll get kicked in the teeth
Give your best anyway
Subscribe to:
Posts (Atom)