Apa sih fungsinya Kepala RW? Mengepalai belasan RT? Mengkoordinasi sumbangan ? menandatangani perpanjangan KTP dan pembuatan Kartu Keluarga?
Dasar jadi warga Jakarta yang brangkat pagi pulang malam sehingga tak kenal tetangga, kami hampir tidak kenal dengan Ketua RW. Pemilihan ketua RW pun kapan, kami tidak tahu. Kalau ada keperluan kepengurusan surat-surat mah kita kontak sang Pak RT , Pak Y, yang sekaligus bisa dimintai tolong mondar-mandir ke kelurahan dengan biaya administrasi wajar dan urusan dijamin beres. Tidak pake kesal, terima jadi --begitulah istilahnya.
Sampai pada hari Minggu pagi kemarin, pak Y tiba-tiba datang berkunjung. Kami, terus terang heran juga : perasaan sih KTP yang hilang sudah selesai diurus... Hmmm...
Aji Sandy yang keluar menemui Pak Y dan mempersilakan duduk di teras. Ini juga mengherankan, kok beliau berkenan masuk dan duduk-- biasanya hanya berbicara satu atau dua kalimat di depan gerbang sembari menyerahkan surat yang diedarkan. Tumben-tumbennya juga kok nada suara Pak Y yang biasanya tidak banyak cakap kedengaran berapi-api. Ada apa gerangan?
Menurut pak RT kami, Ketua RW yang baru terpilih ini kabarnya adalah seorang warga baru pindahan dari wilayah penduduk setempat. Beliau pindah ke dalam wilayah RT kami yang potensinya agak berbeda dari RT lain yaitu merupakan kompleks pertanian dan perkebunan, selain itu beberapa rumah yang awalnya rumah dinas sudah dijual, direnovasi jadi mentereng. Disinyalir sang warga baru ini berhasil "mendekati" 14 ketua RT lain supaya terpilih menjadi ketua RW. Hal yang mengejutkan adalah beliau tiba-tiba mengusulkan sistem keamanan baru.
Pertama, uang iuran dinaikkan dari Rp 15,000 menjadi Rp 50,000 sebulan. Banyak warga berteriak keberatan karena status pensiunan tentunya megap-megap untuk nilai sekian. Selain itu kan ada iuran sampah, iuran perawatan taman, sumbangan kegiatan lingkungan yang juga harus dibayar. Kedua, semua jalan masuk menuju kompleks akan ditutup portal yang tidak dijaga. Konsekuensinya, untuk pulang ke rumah hanya ada satu pintu masuk yaitu dari Gang Arab yang sebenarnya jaraknya hampir 1 km dari jalan masuk kompleks. Ketiga, setiap kendaraan bermotor akan dikenakan biaya keamanan tambahan di luar Rp 50,000 itu, tidak hanya mobil tapi juga motor akan dikenakan "biaya keamanan".
Wah. Ternyata para warga RT kami keberatan dan akan mengajukan petisi menolak rencana tersebut karena pengalaman yang mengecewakan. Hansip yang dibayar saja ternyata tidak benar-benar melakukan tugasnya dalam artian sering tidak ada di tempat dan tidak berpatroli pada saat rawan. Rumah kami sendiri sudah beberapa kali dimasuki maling. Waktu mobil hilang dicuri, tidak ada tindakan solidaritas dari warga lain atau tindakan nyata dari Ketua RW. Lagipula kenaikan uang keamanan kelihatannya bukan jawaban bagi peningkatan sistem keamanan. Saat ini warga RT kami rame-rame agree to disagree terhadap kebijakan Pak RW.
Bagi kami sendiri, sebagai keluarga muda yang meninggali rumah orang tua barulah terpikir betapa pentingnya ikut rapat RT atau RW sesekali sehingga apa yang diputuskan mewakili aspirasi kami. Kalau warga tidak ada yang mau turun rembuk, jelas Ketua RW tersebut lebih cenderung memutuskan sesuatu dengan suara yang ada. Lebih mudah lagi kalau suara tersebut adalah suaranya sendiri bukan? Salah sendiri......
picture: www.x10.com
4 comments:
waduh..waduh..teganya pak RW baru ini. Pemerasan ini namanya..Bokap aye mau bayar iuran pake apa nih? daon?? bayar iuran tambahan buat kendaraan? Lha...kok kyk bayar parkir mobil disini aja yak. Satu2 dulu deh dijalanin, cari pak hansip yg loyal & bener2 niat kerja. Kalau petisinya nyampe ke Kenny, aku ikutan tandatangan yah! gerah euy!!
emang bener tuh, niken...kudu didemo ajah si pak rw
Wah, sidebarnya mlorot lagi kebawah ya?
Btw, pak RT di PHK ajah :) Gak kebayang ribut sama Pak RT. Jaman dulu, kelakuan RT/RW gue diatur oleh garis komando hehehe
Selamet ya Kenny, Sendy, Wisnu, n Akira atas adiknya! Congrats!
Post a Comment