Monday, December 25, 2006

Menikmati peran di Hari Ibu

Sejak hari Selasa, ibu sakit dan tidak ke kantor. Sakit apa? Maag. Nah, ini juga hal yang aneh. Padahal, terakhir kali ibu kumat maagnya itu tahun 1992 --masa-masa kuliah masih dobel (Rawamangun di pagi hari, Depok di sore hari), kurang makan n kurang duit. Kenapa juga yah tiba-tiba kumat?Terus malemnya sempet ke UGD segala n disuntik Zantac satu ampul; barulah berhenti nyengir kuda (karena sakit--bukan karena cengengesan).

Trus rabunya, aji ikutan bolos karena flu berat n batuknya kayak orang mau mun-mun tapi gak bisa. Gitu deh..gara-gara lendirnya macet di saluran pernapasan. Nah...niatannya kita mo istirahat aja di rumah..eh gak bisa juga karena Klinik Pela 9 telepon mengingatkan bahwa kita punya janji ketemu psikolog untuk Akira. Jadinya ajahhh..kita sibuk juga nganterin Akira. Hasil observasi terhadap Akira cukup mengejutkan. Satu, tidak ada trauma pengaruh dari si baby sitter yang sudah hengkang karena Akira masih kecil dan kapasitas memorinya masih terbatas. Dua, sebenarnya kelihatannya malahan IBU yang mengalami trauma (:((huuuuu...pantesan mendadak ibu sakit mag) dan ibu kudu MOVE ON ceunah... dengan menguatkan diri or mengarfirmasi diri bahwa IBU SUDAH MELAKUKAN YANG TERBAIK. #:-S. He-euh pisan!!! Tiga, Akira termasuk anak yang mempunyai kemmapuan motorik n analitis logis di atas rata-rata anak sebanyanya tapiiiii...kemampuan verbalnya agak tertinggal jadi sebaiknya diikutkan terapi bicara ringan seminggu dua kali. Duhhhh...masak iya siih Akira segitu parahnya sampe kudu terapi??? :-B

Singkat kata, kami nurut aja dehhhh sama expertnya! Kita lihat aja ntar, setelah sekali ato dua kali terapi kita coba sendiri di rumah. Ibu memang guru bahasa, tapi bukan terapis bicara jadinya kagak tahu begimana kudu stimulasi Akira. Mau tidak mau belajar dulu bukan dari si terapisnya?

Malam itu.... kami kira semua berlalu dengan damai...ternyata kwakwaw...Andhika minta perhatian. Sakit panas dia! Tengah malam muntah n mencret. Kesiannn..sampe lemas, lesu dan tidak bersuara. Tapi baru kamis sorelah kami bawa ke dokter.

Kamis malam....gantian Akira yang panas, mencret n muntah juga. Panasnya gak seberapa, tapi karena kemungkinan tenggorokannya sakit untuk menelan sedangkan dia kehausan jadinya nangis n ngambek gak karuan. Uihhhh...untung aji ikutan berjibaku, sementara ibu sibuk bersihin muntah n pupnya Akira, Andhika nangis juga tengah malam minta susu. Pokoke rameee!!!

So, jumat sebagai hari Ibu...mata ibu kuyu, badan sakit-sakit, dua anak sakit, Aji batuk-batuk terus. Siangnya karena Akira sakit, jadi ibu lebih banyak menyisakan waktu memeluk Akira. Alhasil, Wisnu nangisss cemburu . Mau tahu apa jeritan Wisnu?
" arrrghhh...Wisnu yang mana dong? Wisnu gak kebagian......huuuuuuu, Akira gak boleh dapet ibu, itu ibu Wisnu"
" Wisnu, sini duduk sama-sama Akira. Ibu pangku Akira di kiri, Wisnu di kanan"
" arghhhh..gak mau, gak muat, gak muat, gak bisa. Wisnu dimana doong?"

Alahhhhhh.............jadi inget siapa coba? Itu lohhhh..baru anak yang kudu berbagi dekapan ibu dengan adik kandungnya. Gemana kalo istri tua n istri muda getooooooo???[-XPunten pisan: Masih yakin bisa berlaku adil 'kang Gym???:P

Tahun ini, hari ibu ......aih...sunggguh tak disangsikan cinta anak-anak ibu. Kadang pengen ketawa (sembari kesel karena denger teriakan dan rengekan) liat Akira n Wisnu rebutan minta dipeluk/dipangku. Dann..kayaknya bentar lagi Andhika bakalan berpartisipasi!

Ibu teringat juga Nini, yang sekarang semakin tua dan sering merasa sepi karena anak-anaknya tidak lagi berebutan minta dipeluk or minta diajak kemana pun Nini pergi. Padahal, dulu kami--anak-anaknya-- sedih luar biasa kalau ditinggal pergi. Ternyata sekarang kami yang sering menyebabkan beliau merasa ditingalkan either karena disibukkan pekerjaan or jalan-jalan tanpa merasa perlu mengajak Nini.

Ibu juga teringat Niang, ibu mertua ibu alias ibunya Aji, yang sekarang sudah mulai pensiun dan akan melalui masa tuanya di Singaraja, dan akan disibukkan dengan semua tugas ibadah dan pengabdian masyarakat terhadap desa adat mendampingi Kakiang . (hiks....someday I'll end up the same, though).8-

Ibu juga teringat teman ibu yang jauh di sana, yang sangat tegar jauh dari ortu n sanak saudara, mengurus sendiri semua pekerjaan rumah tangga n anak, dan sering masih menyempatkan diri memperhatikan dan membantu orang lain dengan tulus, ikhlas. Wis, pokoke angelina pisan.

Ibu juga tidak bisa tidak teringat teman ibu juga yang tengah berjuang mengumpulkan kekuatan dan membulatkan tekad untuk mewujudkan impiannya dalam membentuk dan mendidik anak-anaknya sesuai dengan nilai-nilai dan idealismenya, meski tidak akan mudah or tidak akan murah.

Ibu juga teringat teman lain, di tengah gelombang derita dan kesepiannya menjanda demi suatu pilihan : menemukan diri sendiri. Setelah belasan tahun menikah, ternyata merasa hidupnya melulu untuk orang lain: entah untuk suami or anak. Temanku itu yang merasa hidupnya tak seberuntung orang lain yang entah kaya raya, or menikahi suami yang kaya or mempunyai ortu yang memberikan kasih sayang or memiliki suami yang memahami perasaan dan kebutuhannya. Walaupun seluruh dunia mempertanyakan keputusannya menempuh perceraian, hanya satu pertanyaannya kepada dunia , " Tidak berhakkah aku bahagia? Tidak berhakkah aku menempuh hidup dengan cara yang bisa membahagiakan aku?".

Well, semua ibu punya cara dan pandangan masing-masing mengenai perannya. Tapi memang, there is no easy way to be a mother. Ibu kutip sms dari teman ibu :

A mom is God's love in action, She looks with her heart and feels with her eyes.
A mom is the bank where her children deposit all their worries and hurt.
A mom is the cement that keeps her family together and her love lasts a lifetime...


Anyway, happy mother's day for all the moms all over the world!

No comments: