Sunday, December 10, 2006

Shocking news : My son has been abused

Siang hari, baby sitter Andhika sms ke ibu, "Ibu, saya dan Ipah mau bicara sama ibu, tapi gak di rumah. Nanti saja kalau ibu sudah sempat".
Tumben-tumbenan... selama ini kalo ibu dikantor, kayaknya gak pernah terima sms macam begitu. Lalu ibu telepon ke rumah, kata si Sri, sang baby sitter, lebih baik tidak di telepon bicaranya. Jadi ibu pulang lebih cepat, dan memang udah niat mau pulang kantor lebih cepat supaya bisa masak lasagne untuk tetangga.

Sambil masak lasagna, rasanya ibu seperti disambar geledek mendengar pengakuan mbak Sri dan Mbak Ipah. Ternyata selama ini mbak Anis, pengasuh Akira, cuma pura-pura sabar dan telaten di hadapan ibu. Kenyataannya?

Pertama, Akira sering dipaksa makan. Bagaimana memaksanya? dijejelin sambal! Alasannya, Akira kalau makan diemut, jadinya kalo dikasih sambal makanan yang ada di mulutnya langsung ditelan. Yah, gila aja! Anak umur 18 bulan dikasih sambal!!
Kalau tidak ada sambal, kuah sayur yang pedas pun dijadikan pengiring makan Akira, sehingga Akira sering makan sambil menangis tersedu-sedu. Pernah, suatu malam Akira batuk-batuk dan akhirnya muntah --ibu kira waktu itu Akira masuk angin; ternyata siang harinya Akira dijejali sambal, sehingga malamnya semua makanan dimuntahkan kembali sampai-sampai saat muntah itu Akira juga memuntahkan lendir. Tidak ada yang berani cerita bahwa Anis menjejali sambal.

Kedua, kalau Akira tidak mau minum susu, botol susu dibuka dotnya lalu susunya dicekokkan ke mulutnya dengan cara menuangkan langsung dari botol ke mulut Akira sampai susunya tumpah keseluruh muka dan tubuhnya. Ya Tuhan...sungguh keji betul!

Ketiga, kalau Akira tidak mau tidur siang, matanya diikat dengan kain bedong sehingga dia tidak bisa lihat apa-apa dan menangis sampai tertidur. Ipah pernah memergoki Anis menutup mata Akira, dan bertanya kenapa harus begitu jawabannya Anis " abis saya kesel, gak mau tidur-tidur.

Keempat, Akira sering dibentak-bentak. Misalkan Akira tidak mau makan, dimarah-marahi " sana, kamu makan batu aja!" lalu Akira diseret ke kamar mandi dan kepalanya diguyur air. Kalau Akira berusaha merenggut jeruk yang sedang dikupas Anis, lalu Akira yang malang akan dihardik " kenapa sih kamu ini gak sabar sekali, diam!".

Air mata ibu sampai sekarang rasanya tidak bisa berhenti, kalau harus membayangkan semua itu. Apalagi kalau mengingat pernah beberapa saat ibu ada di luar kota dan aji juga tidak pulang karena harus lembur.... apa rasanya jadi seorang Akira?

Meskipun hati ini perih sekali, ibu dan aji memutuskan untuk memanggil Anis keesokan harinya saja. Khwatirnya kalau malam hari kami menyidangkan prilakunya, dia melakukan hal-hal yang tidak kami inginkan; bisa aja kan dia masukkan racun ke susu Akira saking sakit hati karena dipecat.

Paginya, jam 6 pagi, setelah Anis selesai mandi, kami panggil. Aji, dengan nada yang sangat wajar bertanya

aji : selama ini ada masalah gak Nis, dalam mengurus Akira?
Anis ; gak pak.
ibu : benar? Akira kan sedang susah makan, terus kamu bagaimana kalau Akira tidak mau makan?
Anis : saya bujuk, bu
ibu : mengaku saja kamu, itu lebih baik untukmu dan untuk saya. Tuhan Maha melihat, nis.
Anis : maksud ibu, saya pukulin Akira , gitu? saya gak pernah.
ibu : ok, kamu tidak pukul akira, tapi kalau Akira tidak mau makan, lalu kamu
bagaimana?
Anis: ya saya bujuk gitu bu.
ibu ; benar?
Anis ; iya bu
ibu : (menarik nafas, airmata sudah hampir menggenang) lalu mengenai sambal
bagaimana? lebih baik kamu mengaku.
Anis : saya cuma kasih sekali kok bu, itu juga airnya saja.
ibu : (sudah tak tahan, tapi masih berusaha menarik nafas panjang) airnya saja? itu
pun sambal. Akira itu masih 18 bulan, ususnya itu tidak kuat. kalau terjadi
apa-apa dengan anak saya, lalu bagaimana? terus kalo Akira tidak mau minum
susu bagaimana? kalau tidak mau tidur kamu apakan? keterlaluan kamu , nis.
hati-hati kamu, suatu hari kamu pun akan punya anak.
Anis ; (diam)

Lalu mengalir deraslah airmata ibu. Duh, gusti...malang benar nasib anakku itu, kurawat sendiri sedari bayi merah sampai 9 bulan. Setiba di Jakarta ternyata kuserahkan kepada manusia macam begitu.

Ibu : saya mendatangkan kamu baik-baik, jadi kamu juga saya kembalikan baik-baik. Sekarang kamu bereskan baju-bajumu, saya antarkan ke Lebak Bulus. Kamu pulang saja ke Ponorogo sekarang, saya sudah telepon Yayasan penyalur kamu.

Lalu ibu tidak kuat lagi, menghambur keluar dari kamar anak-anak, dan melepaskan tangis di kamar. Aduh, Tuhan.... apa dosa Akira, diusianya begini sudah jadi bahan siksaan pengasuhnya.

Meskipun Anis sudah dipulangkan, hati ini rasanya masih sakit. Apalagi setiap ibu meihat sambal, yang terbayang adalah wajah Akira dijejali oleh Anis. Tak kuasa rasanya.

Memang kita tak pernah tahu apa makna dari kejadian buruk. Tapi kejadian seperti ini rasanya terlalu memukul; seperti tamparan keras disiang hari. Ibu mana yang rela anaknya disiksa dan dimaki-maki orang lain. Semarah-marahnya kita sebagai ibu, tak akan rela rasanya jika orang lain memperlakukan hal-hal seperti yang sudah Anis lakukan kepada Akira.

Di mobil, Anis berkata : maafkan saya , bu. Ibu tidak berkata apa-apa. Semoga hati ibu dilapangkan dan dibebaskan dari rasa sakit hati.

6 comments:

Anonymous said...

Duh, Kenny..jadi merinding baca ceritamu. Mudah2an Akira baik-baik saja. Saya memang tidak pernah percaya pada yayasan penyalur PRT/Baby Sitter. Selama ini untuk ngurus anak-anak, saya mencari sendiri, atau minta tlg saudara di desa untuk mencarikan orang yg mrk kenal. Bukan org yg samasekali tidak aku kenal. Muda2n cepet dapet ganti.. yg lebih baik. Dan jangan pernah mendoakan orng yg telah mendzalimi kita dgn doa buruk, krn doa itu untuk kita juga. Doakan dia yg baik-baik, insyaallah, kita akan mendapatkan yg baik pula. Aku pernah mengalaminya, tapi tidak separah yg kau alami. Ikut prihatin.

IrA said...

Duh mbak Ken..jadi gak bisa ngomong, sabar yah mbak, moga cepet dpt pengganti dan moga lebih baik..

Anonymous said...

Ya ampun mbak .. ceritanya serem banget mbak, mudah2an mbak cepet dapet pengganti yang lebih baik dan lebih sabar dan Akira juga gak trauma yah.

NiLA Obsidian said...

ya allah kenny.....
kamu sabar betul ngadepin si anis itu yaa?
hiks...kalo aku.....gggrhhhggghffg....%$#!!!!@*&??!!!%&*

ya allah....moga2 akira ga trauma ya...yg pasti mungkin ibunya agak trauma kali ya...
hiks...gw ampe merinding gw sering denger crita beginian....

ya allah sabar ya jeng.....
semoga dapet yg lebih baik dari si anis itu....

semoga anak2 baik2 saja

Anonymous said...

ya ampunn ken...kbayang gimana nangisnya akira..ampun dehh itu org,
Ken..ngasuh anak sendiri aja deh. skrg Akira udah mau makan?

Unknown said...

baru baca, dan langsung nangis..
moga2 gak pernah ada kejadian buruk lagi ya Ken...