Wednesday, October 12, 2005

Perbengekan

Waktu ibu kecil, hampir setiap bulan sakit panas plus bengek. Nahh..kalo udah gitu urusannya, aki dan nini gantian deh begadang ngompres pake anduk kecil (dulu kan gak ada es tinju kayak sekarang). Kalo aki pasti ngebacain buku cerita yang dipinjam dari perpustakaan Erasmus Huis. Walaupun diterjemahkan secara bebas oleh aki tapi kok ceritanya seru2 ya? Acara cerita itu diselingi dengan mendengarkan aki menyanyi dan juga pembacaan buku-buku pelajaran sekolah ibu. Boleh percaya atau tidak, ibu bisa mengerti perkalian dan pembagian pecahan gara-gara aki, bukan gara-gara guru matematika! Rasanya aki juga yang menemukan bahwa ibu belum bisa membaca waktu kelas 3 SD padahal kalo buku pelajaran bahasa indonesia ada di hadapan ibu saat itu, (kelihatannya) ibu bisa membaca semua kalimatnya. Padahal sihhh..ibu hapalkan berdasarkan gambar. Misalkan, halaman pertama gambar anak laki-laki jadi kalimatnya: ini budi; trus halaman kedua gambar ibu-ibu , jadi kalimatnya ini ibu budi. Mudah kan? hi...hi.. Dan karena itulah aki mengajarkan membaca dan berhasil membebaskan ibu dari buta huruf pada umur 8 tahun. Coba kalo ibu gak bengek? Apa bisa membaca?

Ternyata Wisnu mewarisi bakat bengek dari ibu. Paling lama 2 bulan sekali tuh bengek pasti muncul. Nggak di Jakarta atau di Yokohama sama saja. Cuma kalo di Yokohama ini kayaknya pemicunya adalah pergantian cuaca; jadi biasanya Wisnu gak pake acara demam.
Kalau terlalu excited ajah pokoknya, pasti bawaannya bengek. Excitementnya bisa macam-macam: kesenangan jalan-jalan sampai gak mau makan, kesal karena dilarang ini-itu jadi nangis-nangis menjerit sampai terbatuk-batuk. Ujungnya sama: BENGEK.

Kalo di Jakarta, dokter Srie Enggar pasti udah siap dengan sirup "ventolin" dan antibiotika untuk menggempur bengeknya Wisnu. Di Yokohama, dokter Mori, dokter anak satu-satunya di Shimin Byoin yang bisa bahasa Inggris dan pernah ke indonesia paling2 cuma kasih obat flu cair dan serbuk putih pencair lendir. Paling parah kalau Wisnu udah gak bisa tidur segala karena bengek, baru deh tuh dokter ngasih 'inhaler'.

Dua hari ini kalau malam Wisnu bengek terus euy. Selera makan makin menurun, hanya susu saja dan yoghurt yang mau diminumnya. Malam ini bengeknya plus muntah dan tidurnya merengek-rengek minta digendong. Untung Akira lagi toleran; gak ikutan nimbrung nangis--padahal biasanya mereka kompakan , kalo satunya nangis, yang satunya suka ikutan duet menangis.

Kalau aki ada di sini, pasti aki bilang, " Anak yang suka bengek itu sensitif, jadi jangan sering-sering dimarahin! Dia gak boleh kesal lohh..!".
Ibu pasti sudah siap dengan komentar "Yaaa... berarti Wisnu juga gak boleh bikin ibu kesal dong ya ? bisa-bisa ibu juga bengek nantinya!" :p

No comments: