Wednesday, October 05, 2005

Selera Makan Wisnu

Semua buku tentang anak dan ahli mengatakan rata-rata anak umur 2 tahun sulit makan. Bagaimana dengan Wisnu?

Beberapa bulan sebelum berangkat ke Jepang, memang selera makannya tidak seperti biasanya. Mbak Renny, sang baby sitter pasti laporannya setiap ibu pulang kantor," Hari ini Wisnu makannya sulit,bu". Udah deh, ibu ngacak-ngacak menu yang dibuat si mbak dan meng-close supervise pembuatan makanan di pagi hari. Kadang ibu bela-belain bangun jam 3 subuh untuk masakin Wisnu.

Waktu tiba di Jepang, jadwal makan jadi kacau balau. Lah iya, setiap hari kita jalan-jalan naik subway. Saking kegirangannya Wisnu gak mau makan, maunya minum susu dan memang karena ibu cuma sempat bawakan susu untuk selama di perjalanan ke rumah sakit, Ward office, ke taman2 hiburan.

Setelah mondar-mandir ngurus ini-itu tidak terlalu intense lagi, Wisnu memang tidak "segut" (red: Lahap) makannya. Lalu ibu berasumsi...jangan2 karena nasi Jepang beda rasanya--rada lengket gitu. Jadi aja aji berburu nasi Thailand ke Bandobashi. Ternyata ada perubahan selera makan, tapi sedikit.

Terus suatu hari, sewaktu aji membersihkan pampers wisnu, aji menemukan benda asing yang diyakini aji sampai hari ini "cacing". Hiii... (pasti tante devina menjerit geli mendengarnya). Ibu tidak mau menerima kenyataan: kata ibu , " bihun kali , ji." . Lah iyalah, ibu kan paling sering ngomelin wisnu untuk cuci tangan dan detol udah dibawa jauh-jauh dari Indonesia untuk membasuh mainan-mainan wisnu yang keluar dari istilah "bersih".

Dalam pikiran ibu, " anak gue gitu loh, masak bisa cacingan?".

Pada waktu ke Shimin Byoin karena Wisnu asmanya kumat, ibu bertanya kepada dokter apakah beratnya Wisnu normal karena aji menemukan "benda panjang seperti tali halus" di duburnya. Dokternya --karena gak bisa bahasa Inggris-- manggilin staf rumah sakit lain untuk menjelaskan bahwa Wisnu harus dites. Cara mengetesnya mudah, ada semacam plastik terdiri dari 3 lembar kecil dan lembaran tengahnya dimasukkan ke dalam dubur dengan menggunakan jari telunjuk. Lalu plastik tersebut ditutup dengan dua lembar yang mengapitnya. Spesimen tersebut harus dibawa secepatnya dan waktu mengetesnya pagi hari karena katanya cacing bertelur dipagi hari dan lokasinya di dubur itu. Yang ibu tidak bisa lupa waktu nanya ke staff rumah sakit gemana cara ngetesnya; dia bilang " you take this (megang lembaran tengah plastik) and put it into his ass" . Yak ampun!! kenapa gak pake istilah "rectum" sihhh???? Kebanyakan nonton film amrik kali tuh orang ya!

Butuh waktu satu minggu untuk mengumpulkan keberanian mengetes. Sebenarnya bukan testnya yang ibu khawatirkan, tapi hasilnya nanti. Apa kata aki kalo Wisnu cacingan? Meskipun dokter menghibur, sangat wajar anak kecil cacingan dan setiap orang bisa aja terkena dan tokh ada obatnya, tapi tetep aja kok ya bisa gitu loh.

Singkat cerita, Wisnu ditest. Itu juga aji yang masukin jarinya. lalu..hasilnya? Negatiffffff!!! Phewww..lega!!!! Kata dokternya" he is a liitle thin, but ok, his weight is still in the range for japanese boys". Ibu minta vitamin penambah nafsu makan untuk Wisnu, dokternya bilang "gak perlu lahhh..." . Ibu lupa, kalo di Jepang dokter sangat berupaya untuk mengambil jalan alami. Ya itu, ibu hamil aja gak dikasih vitamin ini-itu cuma dibilangin" just eat a lot" . Wisnu gak napsu makan , cuma dikasih treatment : tepuk-tepuk kepala oleh dokter sambil dinasihatin" You have to eat a lot". Yeee... Itu mah ibu juga bisa lakuin gak pake sekolah kedokteran di Jepang!

Itu terjadi beberapa bulan lalu. Ibu coba juga kasih vitamin : khusus dikirim dari Indonesia oleh aki, tapi gak terlalu berpengaruh. Bukannya Wisnu minum vitamin, dia malah nyodorin sendoknya ke ibu nyuruh ibu yang minum! Yah...'nu, ibu mah selera makannya udah melebihi target, kalo badan ibu kurus begini mah udah dari pabriknya! Liat aja porsi makan ibu , pasti lebih banyak dari aji! Belom lagi kalo ada sisa makanan, siapa yang makan kalo bukan ibu?

Setelah ibu perhatikan dengan seksama, ternyata dalam sehari Wisnu cuma makan kenyang 1 kali. Makan kenyang berarti habis mengganyang 3 centong nasi beserta lauk pauknya yang kira-kira sama dengan 15 sendok makan nasi. Kalau kebetulan paginya nasi bisa masuk 5 sdm , berarti siang dan malamnya makan akan sebanyak kurang lebih 10 sdm lagi.


Sisanya? Susu!!! Aduhh.. emang kita dapat allowance 5000 untuk satu anak, tapi susu yang cocok dengan perut wisnu (yang gak bikin dia mencret) itu Non Lactose Morinaga yang satu kaleng berisi 400 gram harganya 1200 yen dan habis dalam waktu 3 hari. Tekor aja judulnya! Subsidi silang dari allowance Akira juga gak bakalan cukup.

Maka dicarilah cara mengalihkan" selera minum susu". Caranya? Kasih roti, puding caramel yang dijual di combini, kue-kue.

Sekarang, snack favorit wisnu: yoghurt strawberry, coklat (ini mah kayak ajinya banget!), keju slices (yang ini seringnya masih bikin dia mencret karena susah cari keju yang non fat disini), anggur, peach, apel (ketiga buah ini dengan mudah diidentifikasi oleh wisnu sehingga kadang sari buah yang bergambar ketiga jenis buah ini pun langsung diambil dari rak supa untuk dimasukkan ke keranjang belanja tanpa sepengetahuan ibu, dan pada saat membayar ibu terbingung-bingung kenapa ada sari buah, buah kalengan, konyaku di dalam keranjang).

Yang paling gress buat wisnu sekarang : sambal kering kentang buatan nini. Iya. Minggu lalu ada temannya aji yang pulang ke Indonesia dan ibu titip minta dibawakan sambal goreng kentang kering resep andalan nini. Sehari bisa 5 kali wisnu teriak " ibu, ibu yang itu, kentang nini" sambil menunjuk ke atas drying rack di atas bak cuci piring tempat ibu menyembunyikan makanan lalu Wisnu sibuk buka kitchen set mencari mangkok sambil bergumam" mana mangkok". Padahal kentang itu rasanya agak pedas. Tapi dasar Wisnu, dia akan lahap memakannya sambil teriak : pedas, minum. Tapi teteep aja tuh kentang meluncur masuk mulut.

Yahh..nasib ibu deh, bakalan kudu saingan sama Wisnu makan kentang dari nini. Kalau lagi nungguin Wisnu makan tuh kentang ibu berujar," nu, nanti kalo telpon nini bilang ya ke nini ' nini wisnu minta lagi kentangnya'. Dan apa? Setiap ibu nelpon nini, Wisnu menadahkan tangannya sebagai gesture yang berarti 'minta' yang tidak mungkin terlihat dan dimengerti nini.

Kalau Wisnu masih mau makan, walau sedikit ya sudahlah. Memang badannya bakalan forever cungkring . Buah apel kan jatuh tidak jauh dari pohonnya!

Kucing kurus mandi dipapan
badanku kurus bukan kurang makan

3 comments:

Anonymous said...

Buah nangka kebawa arus,
Ga nyangka wisnu kurus..

*aiyaah... -jayus mode on-*

Mariskova said...

anak lu gitu looh
kalo gemuk, anak sapa? :)
(menghibur diri)

Anonymous said...

ha...ha..ha...
udah turuna.... :)